Walgito 2004 juga membedakan perilaku manusia menjadi perilaku refleksif dan non-refleksif.
• Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut dan merupakan perilaku yang
alami dan bukan perilaku yang dibentuk. Misalnya reaksi jari yang spontan bila terkena pisau.
• Dan perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran otak yang dapat dibentuk dan dikendalikan sehingga dapat
berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil belajar. Perilaku non-refleksif ini disebut dengan perilaku psikologis.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku dalam penelitian ini adalah reaksi individu yang diwujudkan dengan tindakan atau
aktivitas terhadap suatu rangsangan tertentu. Dalam hal ini rangsangan tersebut adalah rokok.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Perilaku merupakan resultan dari berbagai macam aspek internal dan eksternal, fisik dan psikologis. Perilaku tidak berdiri sendiri, akan tetapi selalu
berkaitan dengan faktor-faktor lain. Green dan Keuter dalam Baequni, 2004 menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a Faktor predisposing
Adalah faktor yang ada dalam diri individu, yang termasuk di dalamnya adalah sikap, nilai, dan kepercayaan.
b Faktor reinforcing
Faktor ini merupakan konsekuensi positif dari perilaku, seperti penerimaan kelompok, atau konsekuensi negatif seperti sanksi sosial.
c Faktor enabling
Faktor ini adalah kondisi lingkungan yang secara umum memungkinkan suatu perilaku dilakukan atau menghalangi perilaku tersebut.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hampir semua perilaku berasal dari tiga faktor tersebut. Pada perilaku merokok, pengaruhnya pada
individu yang merokok atau berhenti merokok dalam predisposing factor termasuk sikap tentang merokok, kepercayaan, dan pengetahuan tentang efek
kesehatan akibat merokok. Faktor reinforcing secara sosial termasuk dukungan sosial, pengaruh kelompok, dan iklan rokok. Sedangkan pada faktor enabling
termasuk ketersediaan dan harga rokok. Hal inilah yang menimbulkan adanya perilaku merokok pada individu.
Tim kerja WHO dalam Notoatmodjo, 1993 menganalisa bahwa yang menyebabkan individu berperilaku tertentu adalah sebagai berikut:
1. Pemikiran dan perasaan, yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap,
kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap obyek. 2.
Orang penting sebagai referensi, perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak dan remaja, lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap
dewasa dan penting. Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi, antara lain: orang tua, guru, tokoh penting, idolafigure,
dan sebagainya. 3.
Sumber-sumber daya, mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Semua itu bepengaruh terhadap perilaku individu.
4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber daya
kedalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut kebudayaan.
Dari uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa banyak alasan individu untuk berperilaku. Oleh sebab itu perilaku yang sama diantara beberapa individu
dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda-beda.
Perilaku pada individu tidak begitu saja terjadi, melainkan ada beberapa faktor yang mendorong individu untuk melakukan perilaku tertentu. Begitu pun
dengan perilaku merokok pada individu, dapat didorong oleh beberapa faktor. Menurut Smet 1994 individu mulai merokok terjadi akibat beberapa determinan,
antara lain:
1. lingkungan sosial: seseorang akan berperilaku dengan memperhatikan
lingkungan sosialnya, antara lain: teman-teman dan kawan sebaya, orang tua, saudara, dan media.
2. Variabel demografis contohnya: umur, jenis kelamin dan faktor-faktor
sosiokultural contohnya: kebiasaan, budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan dan penghasilan, serta gengsi pekerjaan juga akan
mempengaruhi perilaku individu terhadap merokok 3.
Variabel politik: seperti promosi dan iklan dari industri rokok.
Hasil penelitian Murray dkk dalam Sarafino, 1994 menyimpulkan bahwa peningkatan tingkah laku merokok cenderung terjadi karena:
• Paling tidak memiliki satu orang tua yang merokok
• Memperhatikan bahwa orang tua mereka tidak peduli atau bahkan
mendorong tingkah merokok mereka •
Mempunyai satu saudara atau teman yang merokok •
Seringnya bersosialisasi dengan teman yang merokok •
Mendapat tekanan kelompok untuk merokok •
Mempunyai sifat positif terhadap tingkah laku merokok, antara lain seperti merokok itu menyenangkan atau merokok dapat membantu jika individu
sedang dalam keadaan tegang atau memalukan.
Selain itu, menurut Sarafino 2002 munculnya perilaku merokok juga didorong oleh faktor-faktor lain yaitu:
a. Faktor sosial
Perilaku merokok berasal dari teman dekat, khususnya dengan yang berjenis kelamin sama. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai dorongan
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan kata lain individu mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan sosial ini,
individu akan mencari orang lain untuk mengadakan interaksi. Didalam interaksi sosial tersebut, individu akan menyesuaikan diri dengan yang lain
atau sebaliknya, sehingga perilaku individu tidak dapat lepas dari lingkungan sosialnya.
b. Faktor psikologis
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan individu merokok, diantaranya adalah untuk relaksasi atau ketenangan dan mengurangi
kecemasan atau ketegangan. c.
Faktor biologis Faktor genetik juga dapat mempengaruhi individu untuk mempunyai
ketergantungan terhadap rokok, misalnya ada salah satu orang tua yang perokok.
Senada dengan hal itu, Oskamp dan Schultz 1998 juga menyebutkan faktor psikologis individu berperilaku merokok disebabkan beberapa faktor, yaitu:
1. Kebiasaan, terlepas dari motif positif atau negatif. Untuk menghasilkan reaksi emosi positif, seperti kenikmatan, dan sebagainya. Sedangkan untuk
mengurangi reaksi emosi negatif, seperti cemas, tegang, dan sebagainya.
2. Alasan sosial penerimaan kelompok. 3. Ketergantungan memenuhi keinginan atau kebutuhan dari dalam diri.
Dari beberapa uraian yang telah disebutkan oleh para tokoh, dapat disimpulkan bahwa determinan perilaku merokok pada individu dipengaruhi oleh
faktor adanya pengaruh orang tua, teman, faktor kepribadian, dan pengaruh adanya iklan media massa maupun elektronik.
2.1.3. Tipe-tipe perilaku merokok