Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan.

(1)

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN STROKE

PADA PASIEN RAWAT INAP

DI BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FK-USU/

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Oleh :

LELY OPHINE

070100118

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN STROKE

PADA PASIEN RAWAT INAP

DI BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FK-USU/

RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

LELY OPHINE


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Lely Ophine NIM : 070100118

Pembimbing Penguji

(dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S (K)) (dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM, MPd. Ked.) NIP: 19681117 199702 1 002 NIP: 19670527 199903 2 001

(Prof. dr. Abdul Rachman Saragih, Sp.THT-KL (K)) NIP: 19471130 198003 1 002

Medan, 29 November 2010 Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007), di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Obesitas adalah salah satu faktor resiko stroke yang dapat dikontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa.

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan pada 4 Agustus – 8 Oktober 2010. Besar sampel yang digunakan ialah sebanyak 42 orang dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk perhitungan Indeks Masa Tubuh serta dari data dan keterangan tentang pasien untuk penentuan jenis penyakit. Analisis data dilakukan dengan program SPSS.

Dari analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa 20 orang dari responden merupakan penderita stroke dan 22 orang bukan penderita stroke. Kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada nilai IMT ≥25 kg/m2

Kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah ternyata ada hubungan antara obesitas dan stroke pada orang dewasa. Dengan mencegah obesitas sebagai faktor resiko stroke yang dapat dikontrol, maka kejadian stroke dapat dicegah.

(obesitas) yaitu 55 %. Dari analisis hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square, didapati ada hubungan yang signifikan (p 0,013) antara obesitas dan stroke. Sebagian besar responden yang obesitas dan menderita stroke adalah perempuan yaitu 54,5%, umur 45-59 tahun yaitu 54,5%, dan bersuku Batak yaitu 72,7%. Jenis stroke yang terjadi pada responden yang obesitas dan menderita stoke adalah stroke iskemik yaitu 100%.


(5)

ABSTRACT

Stroke causes death and abnormalities in many countries, include Indonesia. According to the Basic Health Research (2007), the prevalence rate of stroke was 8,3 per 1000 of populations. There are two type risk factor of stroke, the controllable risk factor and the uncontrollable one. Obesity is one of the controllable risk factor. The purpose of this study is to determine the relationship of obesity and stroke in adult.

Method research use design descriptive-analytic with cross sectional study. Research held in Neurology Department, School of Medicine, University of North Sumatera/ H. Adam Malik General Hospital, Medan on August 4th - October 8th 2010. Total of sample is 42, used the consecutive sampling technique. Data was collected by measuring weight and height for Body Mass Index, and taking some information about patients for the type of disease. Data analysis is done by the SPSS program.

Result of data analysis show that 20 of respondents are stroke patients, and 22 others are not stroke patients. The biggest group of stroke patients whose BMI ≥25 kg/m2 (obesity) is 55 %. Result of data analysis by using Chi Square, show there is correlation between obesity and stroke by significant (p 0,013). Many of the obese and stroke respondent are 54,5% woman, 54,5% age of 45-59, and 72,7% Bataknese. The stroke type of obese respondent is 100% the ischemic stroke.

Conclusion of this research, there is correlation between obesity and stroke in adults. Prevention of obesity as the controllable risk factor should help prevent risk of stroke.


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan”. Adapun Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan program S1, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis tentu tidak lepas dari berbagai kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini selesai tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

Dosen pembimbing saya yang terhormat, dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S (K), yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Yang terhormat dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM, MPd. Ked. dan Prof. dr. Abdul Rachman Saragih, Sp.THT-KL (K), selaku dosen penguji, yang telah banyak memberikan saran sehingga Karya Tulis ini menjadi lebih baik.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh dosen pengajar di lingkungan Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan pengajaran dan bimbingan selama di perkuliahan.

Kepada orang tua yang terkasih, Drs. Gospin Sinulingga dan Hotria Sinaga, S.Si, Apt., yang selalu mendoakan, melimpahi penulis dengan penuh kasih sayang, dan selalu memberi motivasi, semangat, dan dorongan. Juga kepada abang, Marwanta Dace, S.E. dan adik-adik, Nopiga Pahala dan Hagai Raja


(7)

Terima kasih juga kepada seluruh teman yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, terkhusus teman-teman satu kelompok yaitu Todung Antony, Johannes, dan Krisnarta Sembiring. Juga kepada sahabat-sahabat, Elvina Handayani, Roseline Siregar, dan Novrida Nainggolan.

Terima kasih juga kepada yang terkasih, Ebron Leonard Sirait, S.IP, yang tiada hentinya memberikan semangat dan dorongan, mengajari, dan selalu mendoakan penulis.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh responden yang telah berpartisipasi, yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan isinya. Akhirnya, penulis berbarap semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi kita semua.

Medan, 22 November 2010


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN...……….………...…... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI………...………... vi

DAFTAR TABEL………...………...…………....… viii

DAFTAR GAMBAR………...……… ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN………....…………... 1

1.1. Latar Belakang………...…..….…..…....… 1

1.2. Rumusan Masalah………...……..…...…... 3

1.3. Tujuan Penelitian.………...……...…… 3

1.3.1. Tujuan Umum….………...…...… 3

1.3.2. Tujuan Khusus………..………...…....….. 3

1.4. Manfaat Penelitian………...……...……....…. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………...…... 4

2.1. Definisi Stroke………...……... 4

2.2. Epidemiologi Stroke………....……....… 4

2.3. Faktor Resiko Stroke………...….…… 5

2.4. Klasifikasi Stroke ………..……...….…...…….. 8

2.5. Definisi Obesitas ………..………...…... 9

2.6. Penilaian Obesitas………..………….………...…. 9

2.7. Pengaruh Obesitas terhadap Stroke………...……... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 13 3.1. Kerangka Konsep ...………...…...….. 13

3.2. Variabel dan Definisi Operasional…………...…....……... 13

3.3.1. Variabel Bebas……….….…...….……... 13

3.3.2. Variabel Terikat………...………. 13


(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN………..……...…….. 15

4.1. Jenis Penelitian………...…...……….. 15

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian……….…...…………. 15

4.3. Populasi dan Sampel ...………..……...…...…...….. 15

4.4. Teknik Pengumpulan Data……..………...….… 16

4.5. Pengolahan dan Analisis Data…….……...…...…....…. 16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 15

5.1. Hasil Penelitian……….……….. 17

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….……… 17

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 17

5.1.3. Hasil Analisis Data... 18

5.2. Pembahasan... 22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 25

6.1. Kesimpulan……...………...…...……….. 25

6.2. Saran………...………...……… 25

DAFTAR PUSTAKA………...……….…...…... 26


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 2.1. Stroke Risk Scorecard National Stroke Association (2009) 8 Tabel 2.2. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang

dewasa berdasarkan IMT menurut WHO (2000) 10 Tabel 2.3. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT

dan lingkar perut menurut kriteria Asia Pasifik (2000) 10 Tabel 5.1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan penyakit 18 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jenis stroke 19 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi stroke berdasarkan Indeks Masa Tubuh 19

Tabel 5.4. Hubungan obesitas dengan stroke 20

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi penderita stroke yang obesitas

berdasarkan umur 21

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jenis stroke pada penderita stroke


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 3.1. Kerangka konsep hubungan obesitas dengan stroke 13 Gambar 5.1. Distribusi frekuensi penderita stroke yang obesitas

berdasarkan jenis kelamin 20

Gambar 5.2. Distribusi frekuensi penderita stroke yang obesitas


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Checklist

Lampiran 3 Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek Penelitian Lampiran 4 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Lampiran 5 Ethical Clearance

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian RSUP H. Adam Malik Medan Lampiran 7 Data Induk


(13)

ABSTRAK

Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007), di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Obesitas adalah salah satu faktor resiko stroke yang dapat dikontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa.

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan pada 4 Agustus – 8 Oktober 2010. Besar sampel yang digunakan ialah sebanyak 42 orang dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk perhitungan Indeks Masa Tubuh serta dari data dan keterangan tentang pasien untuk penentuan jenis penyakit. Analisis data dilakukan dengan program SPSS.

Dari analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa 20 orang dari responden merupakan penderita stroke dan 22 orang bukan penderita stroke. Kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada nilai IMT ≥25 kg/m2

Kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah ternyata ada hubungan antara obesitas dan stroke pada orang dewasa. Dengan mencegah obesitas sebagai faktor resiko stroke yang dapat dikontrol, maka kejadian stroke dapat dicegah.

(obesitas) yaitu 55 %. Dari analisis hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square, didapati ada hubungan yang signifikan (p 0,013) antara obesitas dan stroke. Sebagian besar responden yang obesitas dan menderita stroke adalah perempuan yaitu 54,5%, umur 45-59 tahun yaitu 54,5%, dan bersuku Batak yaitu 72,7%. Jenis stroke yang terjadi pada responden yang obesitas dan menderita stoke adalah stroke iskemik yaitu 100%.


(14)

ABSTRACT

Stroke causes death and abnormalities in many countries, include Indonesia. According to the Basic Health Research (2007), the prevalence rate of stroke was 8,3 per 1000 of populations. There are two type risk factor of stroke, the controllable risk factor and the uncontrollable one. Obesity is one of the controllable risk factor. The purpose of this study is to determine the relationship of obesity and stroke in adult.

Method research use design descriptive-analytic with cross sectional study. Research held in Neurology Department, School of Medicine, University of North Sumatera/ H. Adam Malik General Hospital, Medan on August 4th - October 8th 2010. Total of sample is 42, used the consecutive sampling technique. Data was collected by measuring weight and height for Body Mass Index, and taking some information about patients for the type of disease. Data analysis is done by the SPSS program.

Result of data analysis show that 20 of respondents are stroke patients, and 22 others are not stroke patients. The biggest group of stroke patients whose BMI ≥25 kg/m2 (obesity) is 55 %. Result of data analysis by using Chi Square, show there is correlation between obesity and stroke by significant (p 0,013). Many of the obese and stroke respondent are 54,5% woman, 54,5% age of 45-59, and 72,7% Bataknese. The stroke type of obese respondent is 100% the ischemic stroke.

Conclusion of this research, there is correlation between obesity and stroke in adults. Prevention of obesity as the controllable risk factor should help prevent risk of stroke.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab kematian yang utama di banyak negara, termasuk Indonesia. Pola penyebab kematian rumah sakit yang utama dari Informasi Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004) menyebutkan bahwa stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di rumah sakit. Di Amerika Serikat, stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker pada orang dewasa (National Stroke Association, 2009). Stroke juga merupakan penyebab kecacatan yang utama. Laporan World Stroke Organization

Menurut World Health Organization (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat dikontrol dan faktor resiko yang dapat dikontrol. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol antara lain: umur, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, displasia fibromuskular, dan Patent Foramen Ovale. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikontrol antara lain: tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, perokok, alkohol, dan obesitas.

(2009) memperlihatkan bahwa stroke adalah penyebab utama hilangnya hari kerja dan kualitas hidup yang buruk. Kecacatan akibat stroke tidak hanya berdampak bagi para penyandangnya, namun juga bagi para anggota keluarganya. Beban ekonomi yang ditimbulkan akibat stroke juga sedemikian beratnya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2007), di Indonesia prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Pada kelompok umur 55-64 tahun, stroke menjadi penyebab kematian tertinggi baik di perkotaan maupun pedesaan di Indonesia. Hal ini terkait erat dengan gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan berolahraga.


(16)

Obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sidartawan, 2006). Obesitas dipengaruhi oleh lingkungan, kebiasaan makan, kurangnya kegiatan fisik, dan kemakmuran. Insidensi obesitas di negara-negara berkembang makin meningkat, sehingga saat ini banyaknya orang dengan obesitas di dunia hampir sama jumlahnya dengan mereka yang menderita karena kelaparan. Diduga bahwa peningkatan prevalensi obesitas akan mencapai 50% pada tahun 2025 bagi negara-negara maju (Sidartawan, 2006).

Untuk menentukan berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa dengan mengukur lemak tubuh secara langsung sangatlah sulit dan sebagai pengukur pengganti dipakai Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT diukur dengan cara berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadarat (m2). Menurut WHO (2000), nilai IMT 25-29,9 kg/m2 dikatakan sebagai pra obese dan nilai IMT ≥30 kg/m 2 sebagai obesitas. Dalam melakukan penilaian IMT, perlu diperhatikan akan adanya perbedaan individu dan etnik. Menurut kriteria Asia Pasifik (2000), dikatakan obesitas jika IMT ≥25 kg/m2. Obesitas dan excessive weight mempengaruhi sistem sirkulasi. Orang obesitas cenderung memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes, yang secara keseluruhan akan meningkatkan resiko terjadinya stroke (National Stroke Association, 2009). Dengan menggunakan IMT sebagai variabel, para peneliti mendapatkan bahwa subjek yang ikut serta dalam The US Physicians

Health Study dengan IMT ≥27,8 kg/m2 memiliki resiko yang lebih besar secara bermakna untuk stroke iskemik dan hemoragik (Kurth, et al., 2001 dalam Price dan Wilson, 2005). Menurut National Stroke Association (2009), kejadian stroke dapat dicegah sampai 80%. Pencegahan yang paling mungkin dilakukan adalah terhadap faktor resiko yang dapat dikontrol yang salah satunya adalah obesitas. Dengan mengetahui hubungan antara obesitas dan stroke, maka kejadian stroke dapat dicegah baik di tingkat primer maupun sekunder.


(17)

1.2. Rumusan Masalah

Uraian dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Dari penelitian ini dapat diketahui hubungan antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui distribusi frekuensi stroke berdasarkan Indeks Masa Tubuh 2. Mengetahui distribusi karakteristik pasien stroke yang obesitas.

3. Mengetahui distribusi frekuensi jenis stroke yang terjadi (hemoragik dan iskemik) pada pasien stroke yang obesitas.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa:

1. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu kedokteran khususnya yang berkaitan dengan obesitas dan stroke.

2. Memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pencegahan penyakit stroke.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Stroke

Kata stroke berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu serangan mendadak seperti disambar petir . Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba dengan akibat kematian atau kelumpuhan bagian tubuh. Karena sifatnya yang menyerang itu, sindrom ini diberi nama stroke yang artinya kurang lebih pukulan telak dan mendadak. Stroke disebut juga sebagai CVA (cerebro-vaskuler

accident).

Menurut World Health Organization (1995), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.

2.2. Epidemiologi Stroke

Dari data WHO tahun 1986-1997, angka kejadian stroke paling tinggi di negara Kuwait dan Arab 47/100.000 orang tiap tahunnya. Di Kuwait, stroke paling banyak menyerang usia 40-49 tahun, sedangkan di Arab usia 15-40 tahun. Di Afrika Selatan angka kejadian stroke 33/100.000 orang tiap tahunnya dan paling banyak menyerang usia 20-54 tahun. Di Amerika Serikat (Hispanics), angka kejadiannya 26/100.000 orang tiap tahunnya pada usia 20-44 tahun. Sedangkan di Indonesia dari data Departemen Kesehatan R.I. (2009), prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan yang terendah adalah Papua (3,8 per 1.000 penduduk).


(19)

Angka kematian akibat stroke lebih tinggi pada wanita (11%) dari pada pria (8,4 %) pada tahun 2004. Di Amerika Serikat, stroke membunuh 65.764 orang pada tahun 2003.

2.3. Faktor Resiko Stroke

Menurut WHO (1997) dalam Price dan Wilson (2005), faktor utama yang berkaitan dengan epidemi penyakit serebrovaskular adalah perubahan global dalam gizi dan merokok, ditambah urbanisasi dan menuanya populasi. Menurut

National Stroke Association (2009), ada 2 tipe faktor resiko terjadinya stroke:

a. Faktor resiko tak terkendali: 1) Umur

Resiko stroke meningkat seiring meningkatnya umur. Perubahan-perubahan yang menjurus ke aterosklerosis yang merupakan penyebab stroke sudah mulai terjadi setelah manusia dilahirkan. Pada umur 30 tahun, lesi aterosklerosis mulai tampak di arteri-arteri intrakranial (Mardjono dan Sidharta, 2008). Setelah umur 55 tahun, resiko stroke menjadi 2 kali lipat setiap dekadenya.

2) Jenis kelamin

Wanita lebih banyak memiliki kecacatan setelah stroke dibanding pria. Wanita juga lebih bayak mati setiap tahunnya karena stroke dibandingkan pria. Namun, insidensi stroke lebih tinggi pada pria.

3) Ras

Amerikan Afrikan beresiko terkena stroke 2 kali lipat dibanding kaukasian. Orang Asia Pasifik juga beresiko lebih tinggi dari pada kaukasian.

4) Riwayat Keluarga

Jika dalam keluarga ada yang menderita stroke, maka yang lain memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke dibanding dengan orang yang tidak memiliki riwayat stroke di keluarganya.


(20)

b. Faktor resiko yang dapat dikendalikan: 1) Segi Medis

• Tekanan darah tinggi/hipertensi

Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko stroke yang paling penting. Tekanan darah normal pada usia lebih dari 18 tahun adalah 120/80. Pre-hipertensi jika tekanan darah lebih dari 120/80, dan tekanan darah tinggi atau hipertensi jika tekanan darah 140/90 atau lebih. Orang yang bertekanan darah tinggi memiliki resiko setengah atau lebih dari masa hidupnya untuk terkena stroke dibanding orang bertekanan darah normal. Tekanan darah tinggi menyebabkan stress pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut dapat merusak dinding pembuluh darah, sehingga bila kolesterol atau substansi

fat-like lain terperangkap di arteri otak akan menghambat aliran darah otak,

yang akhirnya dapat menyebabkan stroke. Selain itu, peningkatan stress juga dapat melemahkan dinding pembuluh darah sehingga memudahkan pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan perdarahan otak.

• Fibrilasi atrium

Penderita fibrilasi atrium beresiko 5 kali lipat untuk terkena stroke. Kira-kira 15% penderita stroke memiliki fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium dapat membentuk bekuan-bekuan darah yang apabila terbawa aliran ke otak akan menyebabkan stroke.

• Kolesterol tinggi

Kolesterol atau plak yang terbentuk di arteri oleh low-density lipoproteins (LDL) dan trigliserida dapat menghambat aliran darah ke otak sehingga dapat menyebabkan stroke. Kolesterol tinggi meningkatkan resiko penyakit jantung dan aterosklerosis, yang keduanya merupakan faktor resiko stroke.


(21)

(>200 mg/dL). Penderita diabetes beresiko 4 kali lipat untuk terkena stroke. Kerusakan otak akan semakin parah jika kadar gula darah tinggi saat terjadinya stroke.

2) Pola Hidup • Merokok

Merokok beresiko 2 kali lipat untuk terkena stroke jika dibandingkan dengan yang bukan perokok. Merokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah, sehingga jantung bekerja lebih keras dan memudahkan terbentuknya bekuan darah. Merokok juga meningkatkan terbentuknya plak di arteri yang menghambat aliran darah otak, sehingga menyebabkan stroke.

• Pengguna alkohol

Meminum alkohol lebih dari 2 gelas/hari meningkatkan resiko terjadinya stroke 50%. Namun, hubungan antara alkohol dan terjadinya stroke masih belum jelas.

• Obesitas

Obesitas dan kelebihan berat badan akan mempengaruhi sistem sirkulasi. Obesitas juga menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan memiliki kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes, yang semuanya dapat meningkatkan resiko terjadinya stroke.

Untuk memudahkan, National Stroke Association (2009) membuat suatu penilaian terhadap faktor resiko stroke yang dapat dilihat pada Tabel 2.1. Skor tiap kotak adalah 1. Resiko tinggi jika skor 3 atau lebih di kolom resiko tinggi. Resiko rendah jika skor 6-8 di kolom resiko rendah.


(22)

Tabel 2.1. Stroke Risk Scorecard National Stroke Association (2009)

Faktor Resiko Resiko Tinggi Hati-hati Resiko Rendah Tekanan darah > 140/90 mmHg 120-139/80-89

mmHg

<120/80 mmHg

Kolesterol >240 mg/dL 200-239 mg/dL <200 mg/dL

Diabetes Ya Borderline Tidak

Merokok Ya Kadang-kadang Tidak

Fibrilasi atrium Ya Tidak tahu Tidak

Diet Obesitas Over-weight Normal

Aktivitas fisik Tidak pernah olahraga

Kadang-kadang Olahraga teratur

Riwayat keluarga Ada Tidak tahu Tidak ada

2.4. Klasifikasi Stroke

Menurut Misbach (1999) dalam Ritarwan (2002), klasifikasi stroke antara lain:

a. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya: 1) Stroke Iskemik

• TIA

• Trombosis serebri • Embolia serebri 2) Stroke Hemoragik

• Perdarahan intra serebral • Perdarahan subarakhnoid

b. Berdasarkan stadium/ pertimbangan waktu : 1) Transient Ischemic Attack


(23)

Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu.

3) Progressing stroke atau stroke in evolution

Gejala neurologik yang makin lama makin berat 4) Completed stroke

Gejala klinis sudah menetap.

c. Berdasarkan sistem pembuluh darah: Sistem karotis dan sistem vertebro-basiler.

2.5. Definisi Obesitas

Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh (Dorland, 2002). Menurut Sidartawan (2006), obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa. Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Menurut Ma’ruf (2005) dalam Amsriza (2007), secara ilmiah, obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan sistematik antara asupan kalori dengan pemakaian energi. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor, yaitu: genetik, lingkungan, psikis, jenis kelamin, kesehatan seperti penyakit hipotiroidisme, obat-obatan seperti kortikosteroid, perkembangan terutama yang gemuk pada masa kanak-kanak, dan aktivitas fisik.

2.6. Penilaian Obesitas

Untuk menentukan apakah seseorang menderita obesitas ada berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan indeks berdasarkan berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) pangkat 2, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT). Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT menurut WHO (2000), dapat dilihat pada Tabel 2.2. Sedangkan klasifikasi berat


(24)

badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT dan lingkar perut menurut kriteria Asia Pasifik (2000), dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.2. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT menurut WHO (2000)

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Berat badan kurang <18,5

Kisaran normal 18,5-24,9

Berat badan lebih >25

Pra-obes 25,0-29,9

Obes tingkat I 30,0-34,9

Obes tingkat II 35,0-39,9

Obes ringkat III >40

Tabel 2.3. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT dan lingkar perut menurut Kriteria Asia Pasifik (2000)

Klasifikasi IMT (kg/m2

Risiko Ko-Morbiditas

)

Lingkar Perut <90 cm (pria)

<80 cm (wanita)

>90 cm (pria) >80 cm (wanita) Berat badan kurang <18,5 Rendah (risiko

meningkat pada masalah klinis lain

Sedang

Kisaran normal 18,5-22,9 Sedang Meningkat Berat badan lebih ≥23,0

Berisiko 23,0-24,9 Meningkat Moderat

Obes I 25-29,9 Moderat Berat


(25)

dan krista iliaka, dengan menggunakan ukuran pita secara horizontal pada saat akhir ekspirasi dengan kedua tungkai dilebarkan 20-30 cm. Subyek diminta untuk tidak menahan perutnya. Menurut klasifikasi Asia Pasifik (2000), pria dengan LP ≥90 cm dan wanita dengan LP ≥80 cm masuk kategori obesitas.

Menurut Soegih, 2006 dalam Amsriza (2007), pemeriksaan obesitas juga bisa dilakukan dengan mengukur komposisi lemak tubuh dengan menggunakan alat skin fold atau body fat analyzer. Wanita dikatakan obesitas apabila komposisi lemak tubuhnya >25% berat badan, sedangkan pria >20% berat badan.

2.7. Pengaruh Obesitas terhadap Stroke

Mekanisme pasti bagaimana obesitas meningkatkan resiko stroke masih belum diketahui. Namun, diperkirakan ada kaitannya dengan peningkatan mediator inflamasi, hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterolemi khususnya LDL, dan hipertrigliseridemi. Di Amerika Serikat, Kurth, et al (2002), melaporkan secara prospektif kohort terhadap 21.414 pria berusia 40-84 tahun. Setelah 12,5 tahun ditemukan 747 penderita stroke atau RR=2 pada pria yang obesitas. Kurth, et al (2005), juga melaporkan penelitiannya secara prospektif kohort terhadap 39.053 wanita. Setelah 10 tahun, wanita yang memiliki IMT 30 kg/m2

Di Swedia, Jood, et al (2004), melaporkan secara prospektif pada 7402 pria berusia 47-55 tahun. Setelah lebih dari 28 tahun terjadi 873 stroke. Pada pria yang memiliki IMT >30 kg/m

, didapati hazard ratio 1,5 (IK95% 1,2-1,9) dari stroke total. IMT merupakan faktor resiko yang kuat untuk stroke total dan stroke iskemik, tetapi tidak pada stroke hemoragik. Hubungan ini semakin meningkat jika didapati hipertensi, diabetes, dan kolesterol yang tinggi.

2

Hipertensi yang terjadi pada kebanyakan penderita obesitas adalah faktor resiko terbesar untuk terjadinya stroke. Meskipun obesitas dihubungkan dengan hipertensi yaitu dalam kerusakan organ, tetapi mekanisme pasti dari 2 faktor resiko ini masih belum dimengerti sepenuhnya. Salah satu mekanisme bagaimana

didapati hazard ratio 1,9 (IK95% 1,4-2,5) dari stroke total. Meningkatnya IMT pada pertengahan usia berhubungan dengan meningkatnya resiko stroke total dan iskemik, tetapi tidak pada stroke hemoragik.


(26)

obesitas meningkatkan resiko stroke adalah dengan berubahnya perfusi sirkulasi di otak. Perfusi serebral diatur melalui mekanisme kontriksi dan dilatasi pembuluh darah di otak. Perfusi serebral yang kurang dapat menyebabkan stroke dan hal tersebut dipengaruhi oleh tonus miogenik dan struktur pembuluh darah. Osmond,

et al (2008), melaporkan bahwa pada tikus berusia 6-7 minggu yang obesitas dan

hipertensi dimana terdapat defisit dari leptin, didapati adanya tonus miogenik vaskular yang meningkat pada arteri serebral medial dan posterior. Menurut Bakker, et al (2005), saat ini dugaan yang mendasari timbulnya hipertensi pada obesitas adalah peningkatan volume plasma dan peningkatan curah jantung yang terjadi pada obesitas. Selain itu, diduga terjadi perubahan neuro-hormonal yang mendasari kelainan ini. Hal tersebut disebabkan oleh resistensi leptin. Normal leptin disekresi ke dalam sirkulasi darah dalam kadar yang rendah, akan tetapi pada obesitas umumnya didapatkan peningkatan kadar leptin dan diduga peningkatan ini berhubungan dengan hiperinsulinemia melalui aksis adipoinsular. Pada penelitian perbandingan kadar leptin pada orang gemuk (IMT >27 kg/m2) dan orang dengan berat badan normal (IMT <27 kg/m2

Hubungan antara obesitas dan stroke tidak hanya bergantung pada jumlah lemak tubuh, tetapi juga pada distribusiya terutama pada daerah abdominal. Tanne, et al (2005), melaporkan penelitiannya terhadap 9.151 penduduk Israel, setelah 23 tahun didapati 316 orang mati karena stroke. RR=1,12 untuk menilai ) didapatkan kadar leptin pada orang gemuk adalah lebih tinggi dibandingkan orang dengan berat badan normal (31,3 + 24,1 ng/ml versus 7,5 + 9,3 ng/ml). Hiperleptinemia ini mungkin terjadi karena adanya resistensi leptin. Secara klinis efek resistensi leptin ini tergantung dari lokasi dan derajat keparahan resistensi tersebut. Resistensi pada ginjal akan menyebabkan gangguan diuresis dan natriuresis, menimbulkan retensi natrium dan air serta berakibat meningkatnya volume plasma dan cardiac output. Selain itu, adanya vasokonstriksi pembuluh darah ginjal, perangsangan saraf simpatis akan mengaktivasi jalur RAAS dan menambah retensi natrium dan air.


(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep tentang hubungan obesitas yang dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan stroke dapat dijabarkan sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 3.1. Kerangka konsep hubungan obesitas dengan stroke

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel bebas

• Obesitas adalah suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa (Sidartawan, 2006).

• Cara ukur: observasi dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m) pangkat 2.

• Alat ukur: timbangan injak dan alat pengukur tinggi badan. • Kategori: Klasifikasi menurut kriteria Asia Pasifik (2000):

- obesitas (IMT ≥25 kg/m2 - non obesitas (IMT <25 kg/m

)

2

• Skala pengukuran: nominal

)

3.2.2. Variabel terikat

• Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (WHO, 1995).


(28)

• Cara ukur: observasi diagnosis penyakit yang terdapat pada data dan keterangan pasien yang telah didiagnosis oleh Dokter Spesialis Saraf. • Alat ukur: data dan keterangan pasien.

• Kategori: - stroke - non stroke • Skala pengukuran: nominal

3.3. Hipotesis


(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penilitian ini adalah penelitian analitik yang akan menilai hubungan antara obesitas yang dilihat dari Indeks Massa Tubuh dengan stroke. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu tiap subyek diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut (Notoatmodjo, 2005).

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan, pada 4 Agustus - 8 Oktober 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan. Kriteria inklusi yaitu pasien yang bersedia mengikuti penelitian dan umur minimal 30 tahun. Kriteria eksklusi yaitu pasien yang tidak mampu mengikuti penelitian.

Perkiraan besar sampel minimal diambil berdasarkan rumus di bawah ini (Sastroasmoro dan Ismael, 2008):

dimana:

n = besar sampel minimum Zα

P = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari: 0,56 (dari data rawat = tingkat kemaknaan: 0,05 = 1,96

Zα2PQ n = ---


(30)

inap Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan 2009)

Q = 1-P: 0,44

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir: 0,15

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel minimal adalah 42 orang. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik consecutive

sampling, yaitu penarikan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan (Wahyuni, 2008).

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Subyek pada penelitian ini adalah pasien yang sesuai dengan kriteria pemilihan. Peneliti bertanya seputar data pribadi pasien dan melihat diagnosis penyakit yang terdapat pada data dan keterangan pasien. Kemudian, dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan injak, dimana subyek hanya menggunakan pakaian sehari-hari. Pengukuran tinggi badan dengan alat pengukur dimana subyek berdiri tegak tanpa alas kaki dengan punggung, pantat, dan tumit menempel pada dinding dan diukur sampai batas verteks. Bila pasien tidak dapat berdiri tegak, pengukuran dilakukan pada posisi berbaring telentang pada alas yang datar, dimana kepala menempel pada pembatas, lutut lurus, dan diukur sampai ke telapak kaki.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical

Package for Social Science). Analisis statistik yang digunakan untuk menilai


(31)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang terletak di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut tergolong rumah sakit tipe A dan merupakan rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. RSUP H. Adam Malik merupakan pusat rujukan wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. Dengan demikian, didapati pasien dengan latar belakang yang bervariasi.

RSUP H. Adam Malik memiliki instalasi rawat jalan dan rawat inap. Rawat inap untuk bagian neurologi, yaitu Rawat Inap Terpadu (Rindu) A-4. Selain itu, rumah sakit tersebut juga memiliki ruang rawat khusus penderita stroke, yaitu Stroke Corner. Kedua ruangan tersebutlah yang digunakan sebagai lokasi pengambilan data pada penelitian ini.

5.1.2. Deskripsi Karakterisik Responden

Dalam penelitian ini, gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi: jenis kelamin, umur, dan suku. Dari 42 responden yang dianalisa, 59,5% di antaranya adalah laki-laki dan 40,5% adalah perempuan. Umur responden yang paling muda adalah 32 tahun dan yang paling tua adalah 85 tahun dengan rata-rata umur 56,3 tahun (SD 11,2). Pada kelompok umur <45 tahun terdapat 14,3%, 45-59 tahun sebanyak 52,4%, dan ≥60 tahun sebanyak 33,3%. Suku responden terbanyak adalah Batak 54,8%, dan suku yang lain adalah Jawa 23,8%, Aceh 14,3%, Melayu 4,8%, dan Minang 2,4%.


(32)

5.1.3. Hasil Analisis Data

Dari 42 responden yang dianalisa, 20 orang di antaranya adalah penderita stroke dan 22 orang bukan penderita stroke. Dari seluruh responden penderita stroke, 55% merupakan laki-laki dan 45% perempuan. Kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada umur ≥60 tahun yaitu 50%. Suku penderita stroke terbanyak adalah Batak yaitu 55%. Sedangkan dari seluruh responden bukan penderita stroke, 63,6% merupakan laki-laki dan 36,4% perempuan. Kelompok terbesar yang bukan penderita stroke terdapat pada umur 45-59 tahun yaitu 59,1%. Suku yang bukan penderita stroke terbanyak adalah Batak yaitu 54,5%. Distribusi karakteristik responden berdasarkan stroke dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan penyakit

Karakteristik Responden Kelompok Total

Stroke Non Stroke

n % n % n %

Jenis Kelamin

Laki-laki 11 55 14 63,6 24 57,1

Perempuan 9 45 8 36,4 18 42,9

Umur (tahun)

<45 1 5 5 22,7 6 14,3

45-59 9 45 13 59,1 22 52,4

≥60 10 50 4 18,2 14 33,3

Suku

Batak 11 55 12 54,5 23 54,8

Aceh 2 10 4 18,2 6 14,3

Melayu 2 10 0 0 2 4,8

Jawa 5 25 5 22,7 10 23,8


(33)

Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa, dari 20 orang responden penderita stroke, jenis stroke yang lebih banyak ditemukan adalah stroke iskemik yaitu 90%, sedangkan stroke hemoragik 10%.

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jenis stroke

Jenis Stroke n %

Stroke iskemik 18 90

Stroke hemoragik 2 10

Total 20 100

Indeks Masa Tubuh responden dihitung berdasarkan rumus berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m2). Nilai IMT yang paling rendah adalah 17,8 kg/m2 dan yang paling tinggi 32,9 kg/m2 dengan rata-rata nilai IMT 23,9 kg/m2 (SD 3,2).

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi stroke berdasarkan Indeks Masa Tubuh

Klasifikasi IMT (kg/m2) n %

<18,5 (berat badan kurang) 0 0

18,5-22,9 (normal) 2 10

23-24,9 (berat badan lebih) 7 35

≥25 (obesitas) 11 55

Total 20 100

Pada tabel 5.3. dapat dilihat bahwa, dari 20 orang responden penderita stroke, kelompok terbesar terdapat pada nilai IMT ≥25 kg/m2 (obesitas) yaitu 55%, dan tidak ditemukan penderita stroke pada nilai IMT <18,5 kg/m2 (berat badan kurang). Nilai IMT ≥25 kg/m 2 tergolong obesitas. Maka, dari tabel 5.3. diketahui 11 orang yang termasuk obesitas dan 9 orang termasuk non obesitas.


(34)

Hubungan obesitas dengan penyakit stroke dapat dilihat pada tabel 5.4. Dari hasil uji statistik Chi Square (X2) diperoleh nilai p (nilai signifikansi) adalah 0,013. Hal ini berarti terdapat hubungan antara obesitas dengan stroke.

Tabel 5.4. Hubungan obesitas dengan stroke

Kategori IMT

Kelompok

Total Nilai *p Stroke Non Stroke

n % n % n %

Obesitas 11 26,2 4 9,5 15 35,7

0,013

Non Obesitas 9 21,4 18 42,9 27 64,3

Total 20 47,6 22 52,4 42 100

* Uji Statistik Chi Square

Dari 11 orang penderita stroke yang obesitas, 54,5% di antaranya adalah perempuan dan 45,5% adalah laki-laki.

L aki-laki

P erempuan 45.5

54.5

40 42 44 46 48 50 52 54 56


(35)

Dari 11 orang penderita stroke yang obesitas, umur yang paling muda adalah 46 tahun dan yang paling tua adalah 66 tahun dengan rata-rata umur 56,8 tahun (SD 7,6). Kelompok terbesar penderita stroke yang obesitas terdapat pada umur 45-59 tahun yaitu 54,5%.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi penderita stroke yang obesitas berdasarkan umur

Umur (tahun) n %

<45 0 0

45-59 6 54,5

≥60 5 45,5

Total 11 100

Dari 11 orang penderita stroke yang obesitas, suku terbanyak adalah Batak yaitu 72,7%, dan suku yang lain adalah Jawa 18,2%, dan Melayu 9,1%.

72.7 18.2

9.1

B atak

J awa Melayu


(36)

Pada tabel 5.6. dapat dilihat bahwa dari 11 orang responden penderita stroke yang obesitas, jenis stroke yang terjadi adalah stroke iskemik yaitu 100%. Sedangkan stroke hemoragik tidak ditemukan.

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jenis stroke pada penderita stroke yang obesitas

Jenis Stroke n %

Stroke iskemik 11 100

Stroke hemoragik 0 0

Total 11 100

5.2. Pembahasan

Stroke dapat mengenai laki-laki dan perempuan. Menurut Kolominsky-Rabas, et al (1998), didapati penderita stroke lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki yaitu 2,0 berbanding 1,5. Sedangkan penelitian Lamsuddin (2000) mendapatkan proporsi stroke lebih banyak pada laki-laki dari pada perempuan yaitu 1,6 berbanding 1,0. Hal yang sama juga dijumpai pada penelitian Siregar (2002), dimana proporsi penderita stroke lebih banyak pada laki-laki yaitu 63,6%. Begitu pula pada penelitian ini, didapati penderita stroke lebih banyak pada laki-laki yaitu sebesar 55%, sedangkan pada perempuan 45%.

Menurut Siregar (2002), resiko stroke meningkat dengan bertambahnya usia. Pada penelitiannya, sebagian besar penderita stroke adalah usia ≥45 tahun yaitu 89,1%. Pada penelitiaannya juga didapati urutan resiko kejadian stroke antara kelompok umur, dimana semakin bertambahnya usia, resiko terkena stroke juga semakin meningkat. Kolominsky-Rabas, et al (1998) menemukan penderita stroke sebanyak 51% pada usia ≥75 tahun. Pada penelitian ini, kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada usia ≥60 tahun yaitu 50%. Pada usia 45-59 tahun didapati penderita stroke 45%, dan pada usia <45 tahun hanya 5%.


(37)

ini dikarenakan suku Batak merupakan suku yang dominan yang berobat ke RSUP Haji Adam Malik Medan.

Berdasarkan Indeks Masa Tubuh, yang dihitung berdasarkan rumus berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m2), kelompok terbesar penderita stroke terdapat pada nilai IMT ≥25 kg/m 2 (obesitas) yaitu 55 %. Pada nilai IMT 23-24,9 kg/m2 (berat badan lebih) didapati penderita stroke 35%, pada nilai IMT 18,5-22,9 kg/m2 (normal) sebesar 10%, dan pada nilai IMT <18,5 kg/m2

Kategori obesitas ialah dimana nilai IMT ≥25 kg/m

(berat badan kurang) tidak dijumpai penderita stroke. Hal ini sesuai dengan penelitian Kurth, et al (2002), dimana didapati penderita stroke meningkat sesuai dengan peningkatan IMT.

2

Pada penderita stroke yang obesitas, didapati proporsi perempuan lebih banyak dari pada laki-laki yaitu 54,5% berbanding 45,5%. Menurut Towfighi (2008), pada usia 35-64 tahun, wanita yang obesitas lebih beresiko terkena stroke dibanding pria (2,9% berbanding 1,1%). Hal tersebut dikarenakan wanita lebih banyak memiliki obesitas pada daerah abdomen dibanding pria. Hal yang sama juga didapati oleh Fulsom (1990), dimana wanita yang obesitas pada daerah abdomennya beresiko 2,1 kali untuk terserang penyakit stroke.

. Untuk hubungan obesitas dengan stroke pada penelitian ini, berdasarkan hasil analisis uji statistik

Chi Square, diperoleh nilai p 0,013, yang berarti terdapat hubungan antara

obesitas dan stroke. Hal ini ditandai dengan jumlah responden yang tidak obesitas dan tidak menderita stroke sebesar 42,9%, sedangkan jumlah responden yang obesitas dan menderita stroke sebesar 26,2%. Hal ini sesuai dengan penelitian Kurth, et al (2002), dimana terdapat hubungan antara obesitas dengan stroke yang signifikan (p<0,001). Abbott, et al (1994) juga menemukan kejadian stroke berhubungan signifikan dengan obesitas (p<0,01).

Dari penderita stroke yang obesitas, didapati rata-rata umur 56,8 tahun (SD 7,6). Kelompok terbesar terdapat pada umur 45-59 tahun yaitu 54,5%. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian Kurth et al (2002), dimana didapati rata-rata umur 53,6 tahun (SD 9,1). Penelitian Jood, et al (2004) juga mendapati


(38)

bahwa meningkatnya IMT pada pertengahan usia yaitu 47-55 tahun berhubungan dengan meningkatnya resiko stroke.

Suku terbanyak pada penderita stroke yang obesitas adalah suku Batak yaitu 72,7%, sedangkan suku yang lain adalah Jawa 18,2%, dan Melayu 9,1%. Hal ini dikarenakan suku Batak merupakan suku yang dominan yang berobat ke RSUP Haji Adam Malik Medan.

Pada penelitian ini, jenis stroke yang terjadi pada penderita stroke yang obesitas adalah stroke iskemik yaitu 100%. Mekanisme bagaimana IMT mempengaruhi faktor resiko yang independen dari stroke seperti hipertensi dan diabetes belum diketahui. Kurth, et al (2002) mengemukakan bahwa meningkatnya faktor protrombin pada obesitas menyebabkan meningkatnya resiko stroke iskemik. Tingginya kadar faktor protrombin seperti Plasminogen Activator

Inhibitor-1 (PAI-1), fibrinogen, faktor von Willebrand, dan faktor VII ditemukan

pada orang obesitas. Lemak di jaringan berperan dalam peningkatan PAI-1 plasma, yang juga berhubungan dengan pembentukan aterotrombosis. Meningkatnya kadar C-reactive protein pada orang obesitas juga berperan dalam meningkatkan resiko stroke iskemik, yang ada hubungannya dengan meningkatnya kadar inflammatory-markers. Pada penelitian Kurth, et al (2002), didapati stroke iskemik yaitu 86% dan juga didapati stroke hemoragik yaitu 14%. Penelitian Jood, et al (2004) juga mendapati stroke iskemik 56% dan stroke hemoragik 16%. Hasil yang berbeda dimana tidak dijumpai stroke hemoragik pada penelitian ini, mungkin disebabkan oleh besar sampel yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan besar sampel pada penelitian sebelumnya.


(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh mengenai Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Distribusi frekuensi stroke berdasarkan Indeks Masa Tubuh terbesar terdapat pada nilai IMT ≥25 kg/m2

2. Ada hubungan antara obesitas dengan terjadinya stroke dengan nilai p 0,013. (obesitas) yaitu 55%.

3. Penderita stroke yang obesitas lebih banyak pada perempuan yaitu 54,5%, kelompok umur 45-59 tahun yaitu 54,5%, dan suku Batak yaitu 72,7%. 4. Jenis stroke yang terjadi pada pasien stroke yang obesitas ialah stroke

iskemik yaitu 100%.

6.2. Saran

1. Dalam upaya menurunkan insiden stroke perlu ditingkatkan promosi kesehatan dan penerapan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya terkait obesitas yaitu mengenai pola makan dan aktivitas fisik. 2. Dalam penelitian ini terdapat kelemahan karena jumlah sampel yang sedikit.

Oleh karena itu, perlunya penelitian yang lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan penelitian kohort prospektif.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, R.D., et al, 1994. Body Mass Index and Thromboembolic Stroke in Nonsmoking Men in Older Middle Age: The Honolulu Heart Program. Stroke, 25: 2370-2376.

Amsriza, F.R., 2007. Pengaruh Obesitas terhadap Tekanan Darah dan Kadar Glukosa Darah pada Lansia. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta.

Bakker, W. W., et al, 2005. Protease Activity of Plasma Hemopexin. Kidney

International, 68(2): 603-610.

Dorland, W.A., 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. EGC, Jakarta.

Folsom A.R., et al, 1990. Incidence of Hypertension and Stroke in Relation to Body Fat Distribution and Other Risk Factors in Older Women. Stroke, 21: 701-706.

Hasnawati, Sugito, Purwanto, H., dan Brahim, R., 2009. Profil Kesehatan

Indonesia 2008. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Jood, Katarina, et al, 2004. Body Mass Index in Mid-Life Is Associated With a First Stroke in Men. Stroke, 35: 2764-2769.

Kolominsky-Rabas, P.L., et al, 1998. A Prospective Community-based Study of Stroke in Germany—The Erlangen Stroke Project (ESPro): Incidence and Case Fatality at 1, 3, and 12 Months. Stroke, 29: 2501-2506.

Kurth, Tobias, et al, 2002. Body Mass Index and the Risk of Stroke in Men.

Archives of Internal Medicine, 162: 2557-2562.

Kurth, Tobias, et al, 2005. Prospective Study of Body Mass Index and Risk of Stroke in Apparently Healthy Women. Circulation, 111: 1992-1998.

Lamsudin, R, 2000. Pengendalian Hipertensi sebagai Faktor Resiko Stroke dan Manajemen Hipertensi pada Penderita Stroke Akut. Berkala Neuro Sains, 3: 127-131.


(41)

National Stroke Association, 2009. Public Stroke Prevention Guidelines.

Available from:

[Accesed 16 Maret 2010]

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Osmond, J.M., et al, 2009. Obesity Increases Blood Pressure, Cerebral Vascular

Remodeling, and Severity of Stroke in the Zucker Rat. Hypertension, 53:

381-386.

Price, Sylvia and Wilson, Lorraine. 2005. Penyakit Serebrovaskular. Dalam: Hartanto Huriawati, (ed). Patofisiologi Konsep Klinis, Proses-proses

Penyakit. EGC, Jakarta, 1183-1195.

Ritarwan, K., 2002. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcome Penderita Stroke yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan. Tesis. Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK USU/RSUP H. Adam Malik, Medan.

Sastroasmoro, S. dan Ismael, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. CV Sagung Seto, Jakarta.

Siregar, F.A., 2002. Determinan Kejadian Stroke pada Penderita Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan. Info Kesehatan Masyarakat, 1: 1-6.

Sugondo, Sidartawan. 2006. Obesitas. Dalam: Sudoyo, Aru, dkk, (eds). Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,

1919-1924.

Tanne, David, et al, 2005. Body Fat Distribution and Long-Term Risk of Stroke Mortality. Stroke, 36: 1021-1025.

Towfighi, A., 2008. Obesity Associated with Increased Stroke Risk in Middle Aged Women. Neurology Reviews, 16:4.

Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran (Disertai Aplikasi dengan SPSS). Bamboedoea Communication, Jakarta.

World Health Organization, 2004. Atlas of Heart Disease and Stroke. Available

from:[Accesed

16 Maret 2010]

World Health Organization, 2002. Global Burden of Stroke. Available from: [Accesed 16 Maret 2010]


(42)

(43)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lely Ophine

Tempat/Tanggal Lahir: Tuntungan/ 25 Oktober 1989 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Kompleks Graha Tanjung Sari No. F19, Medan

Riwayat Pendidikan:

1. TK Torong, Tuntungan 1993-1995

2. SD Swasta Bonapasogit Sejahtera, Porsea 1995-2001 3. SMP Swasta Bonapasogit Sejahtera, Porsea 2001-2004

4. SMA Negeri 2 Balige 2004-2007

Riwayat Organisasi: 1. KMK FK USU 2. MM PEMA FK USU


(44)

LEMBAR CHECKLIST

DATA RESPONDEN

No. Nama JK Umur Suku Diagnosis BB

(kg)

TB (m)


(45)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Salam Sejahtera Dengan hormat,

Nama Saya Lely Ophine, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan”.

Stroke adalah serangan otak yang terjadi secara tiba-tiba yang dapat mengakibatkan kematian atau kelumpuhan bagian tubuh. Ada dua tipe faktor resiko dari stroke, faktor resiko yang tidak dapat dikontrol/dikendalikan dan yang dapat dikontrol. Obesitas atau berat badan berlebih adalah salah satu faktor resiko stroke yang dapat dikontrol. Penilaian obesitas ditentukan berdasarkan Indeks Masa Tubuh yaitu berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m2).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan penyakit stroke pada orang dewasa. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pencegahan penyakit stroke, baik di tingkat primer (yang masih sehat), maupun di tingkat sekunder (yang sudah sakit untuk mencegah keadaan yang lebih buruk).

Pada penelitian ini, saya akan bertanya kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tentang data pribadi yaitu nama, jenis kelamin, usia, dan suku. Kemudian saya akan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Penelitian ini akan dilakukan sekitar 5 menit.

Partisipasi Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini, Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya, dengan nomor Hp. 085270133223.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu/Sdra/Sdri atas partisipasinya. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan. Medan, 2010 Peneliti,


(46)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umur : Alamat : Telp/Hp:

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan antara Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ...2010


(47)

(48)

(49)

DATA INDUK

No JK Umur Suku Diagnosis BB TB IMT Kel Kel. umur Klas Kate

1 L 50 Batak Stroke iskemik 76 1.71 25.99 stroke 45-59 =/>25 obes

2 P 66 Batak Stroke iskemik 55 1.44 26.52 stroke =/>60 =/>25 obes

3 P 59 Aceh Hipertensi 60 1.56 24.65 non 45-59 23-24,9 non

4 L 48 Aceh SOL 78 1.64 29 non 45-59 =/>25 obes

5 L 73 Aceh SOL 56 1.65 20.57 non =/>60 18,5-22,9 non

6 P 62 Melayu Stroke iskemik 58 1.56 23.83 stroke =/>60 23-24,9 non

7 L 32 Batak SOL 54 1.74 17.84 non <45 <18,5 non

8 L 48 Batak SOL 68 1.65 24.98 non 45-59 23-24,9 non

9 P 50 Jawa Stroke iskemik 64 1.48 29.22 stroke 45-59 =/>25 obes

10 L 55 Batak Stroke iskemik 78 1.74 25.76 stroke 45-59 =/>25 obes

11 P 65 Batak Stroke iskemik 51 1.42 25.29 stroke =/>60 =/>25 obes

12 L 55 Batak Stroke iskemik 82 1.73 27.4 stroke 45-59 =/>25 obes

13 L 60 Aceh SOL 52 1.52 22.51 non =/>60 18,5-22,9 non

14 L 48 Jawa Stroke iskemik 75 1.68 26.57 stroke 45-59 =/>25 obes

15 P 46 Melayu Stroke iskemik 55 1.47 25.45 stroke 45-59 =/>25 obes

16 L 54 Batak SOL 55 1.62 20.96 non 45-59 18,5-22,9 non

17 L 49 Jawa Stroke iskemik 65 1.65 23.88 stroke 45-59 23-24,9 non

18 P 44 Aceh Stroke iskemik 56 1.54 23.61 stroke <45 23-24,9 non

19 P 53 Batak Trauma kapitis 62 1.62 23.62 non 45-59 23-24,9 non

20 L 73 Jawa Stroke iskemik 64 1.65 23.51 stroke =/>60 23-24,9 non

21 P 42 Batak SOL 57 1.58 22.83 non <45 18,5-22,9 non

22 P 43 Batak SOL 49 1.5 21.78 non <45 18,5-22,9 non

23 L 59 Batak Secondary headache 84 1.72 28.39 non 45-59 =/>25 obes

24 P 50 Minang Brain tumor metastas 48 1.56 19.72 non 45-59 18,5-22,9 non

25 L 57 Batak Hipertensi 62 1.72 20.96 non 45-59 18,5-22,9 non

26 L 85 Batak SOL 56 1.62 21.34 non =/>60 18,5-22,9 non

27 L 50 Batak Stroke hemoragik 74 1.78 23.36 stroke 45-59 23-24,9 non

28 L 79 Jawa Stroke iskemik 45 1.48 20.54 stroke =/>60 18,5-22,9 non

29 P 64 Batak Stroke iskemik 72 1.48 32.87 stroke =/>60 =/>25 obes

30 L 54 Batak Stroke iskemik 62 1.64 23.05 stroke 45-59 23-24,9 non

31 P 80 Batak Stroke hemoragik 52 1.46 24.39 stroke =/>60 23-24,9 non

32 P 51 Jawa Brain tumor metastas 48 1.5 21.33 non 45-59 18,5-22,9 non

33 L 58 Batak SOL 63 1.58 25.24 non 45-59 =/>25 obes

34 L 56 Jawa Hipertensi 65 1.68 23.03 non 45-59 23-24,9 non

35 L 61 Aceh Stroke iskemik 54 1.58 21.63 stroke =/>60 18,5-22,9 non

36 L 42 Batak Trauma kapitis 74 1.68 26.22 non <45 =/>25 obes

37 P 64 Batak Stroke iskemik 72 1.65 26.45 stroke =/>60 =/>25 obes

38 P 40 Jawa SOL 48 1.53 20.5 non <45 18,5-22,9 non

39 P 64 Batak SOL 45 1.58 18.03 non =/>60 <18,5 non

40 L 59 Jawa SOL 56 1.68 19.84 non 45-59 18,5-22,9 non

41 L 53 Jawa SOL 60 1.7 20.76 non 45-59 18,5-22,9 non


(50)

OUTPUT SPSS

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori * Kelompok 42 100.0% 0 .0% 42 100.0%

Kategori * Kelompok Crosstabulation

Kelompok

Total

stroke non

Kategori obes Count 11 4 15

% within Kategori 73.3% 26.7% 100.0%

% within Kelompok 55.0% 18.2% 35.7%

% of Total 26.2% 9.5% 35.7%

non Count 9 18 27

% within Kategori 33.3% 66.7% 100.0%

% within Kelompok 45.0% 81.8% 64.3%

% of Total 21.4% 42.9% 64.3%

Total Count 20 22 42

% within Kategori 47.6% 52.4% 100.0%

% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%


(51)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.185a 1 .013

Continuity Correctionb 4.686 1 .030

Likelihood Ratio 6.360 1 .012

Fisher's Exact Test .023 .015

Linear-by-Linear Association

6.038 1 .014

N of Valid Cases 42

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.14. b. Computed only for a 2x2 table


(1)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/Hp:

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan antara

Obesitas dengan Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Ilmu Penyakit Saraf

FK-USU/ RSUP H. Adam Malik Medan”, maka dengan ini saya secara sukarela

dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ...2010


(2)

(3)

(4)

DATA INDUK

No JK Umur Suku Diagnosis BB TB IMT Kel Kel. umur Klas Kate

1 L 50 Batak Stroke iskemik 76 1.71 25.99 stroke 45-59 =/>25 obes 2 P 66 Batak Stroke iskemik 55 1.44 26.52 stroke =/>60 =/>25 obes 3 P 59 Aceh Hipertensi 60 1.56 24.65 non 45-59 23-24,9 non 4 L 48 Aceh SOL 78 1.64 29 non 45-59 =/>25 obes 5 L 73 Aceh SOL 56 1.65 20.57 non =/>60 18,5-22,9 non 6 P 62 Melayu Stroke iskemik 58 1.56 23.83 stroke =/>60 23-24,9 non 7 L 32 Batak SOL 54 1.74 17.84 non <45 <18,5 non 8 L 48 Batak SOL 68 1.65 24.98 non 45-59 23-24,9 non 9 P 50 Jawa Stroke iskemik 64 1.48 29.22 stroke 45-59 =/>25 obes 10 L 55 Batak Stroke iskemik 78 1.74 25.76 stroke 45-59 =/>25 obes 11 P 65 Batak Stroke iskemik 51 1.42 25.29 stroke =/>60 =/>25 obes 12 L 55 Batak Stroke iskemik 82 1.73 27.4 stroke 45-59 =/>25 obes 13 L 60 Aceh SOL 52 1.52 22.51 non =/>60 18,5-22,9 non 14 L 48 Jawa Stroke iskemik 75 1.68 26.57 stroke 45-59 =/>25 obes 15 P 46 Melayu Stroke iskemik 55 1.47 25.45 stroke 45-59 =/>25 obes 16 L 54 Batak SOL 55 1.62 20.96 non 45-59 18,5-22,9 non 17 L 49 Jawa Stroke iskemik 65 1.65 23.88 stroke 45-59 23-24,9 non 18 P 44 Aceh Stroke iskemik 56 1.54 23.61 stroke <45 23-24,9 non 19 P 53 Batak Trauma kapitis 62 1.62 23.62 non 45-59 23-24,9 non 20 L 73 Jawa Stroke iskemik 64 1.65 23.51 stroke =/>60 23-24,9 non 21 P 42 Batak SOL 57 1.58 22.83 non <45 18,5-22,9 non 22 P 43 Batak SOL 49 1.5 21.78 non <45 18,5-22,9 non 23 L 59 Batak Secondary headache 84 1.72 28.39 non 45-59 =/>25 obes 24 P 50 Minang Brain tumor metastas 48 1.56 19.72 non 45-59 18,5-22,9 non 25 L 57 Batak Hipertensi 62 1.72 20.96 non 45-59 18,5-22,9 non 26 L 85 Batak SOL 56 1.62 21.34 non =/>60 18,5-22,9 non 27 L 50 Batak Stroke hemoragik 74 1.78 23.36 stroke 45-59 23-24,9 non 28 L 79 Jawa Stroke iskemik 45 1.48 20.54 stroke =/>60 18,5-22,9 non 29 P 64 Batak Stroke iskemik 72 1.48 32.87 stroke =/>60 =/>25 obes 30 L 54 Batak Stroke iskemik 62 1.64 23.05 stroke 45-59 23-24,9 non 31 P 80 Batak Stroke hemoragik 52 1.46 24.39 stroke =/>60 23-24,9 non 32 P 51 Jawa Brain tumor metastas 48 1.5 21.33 non 45-59 18,5-22,9 non 33 L 58 Batak SOL 63 1.58 25.24 non 45-59 =/>25 obes 34 L 56 Jawa Hipertensi 65 1.68 23.03 non 45-59 23-24,9 non 35 L 61 Aceh Stroke iskemik 54 1.58 21.63 stroke =/>60 18,5-22,9 non 36 L 42 Batak Trauma kapitis 74 1.68 26.22 non <45 =/>25 obes 37 P 64 Batak Stroke iskemik 72 1.65 26.45 stroke =/>60 =/>25 obes 38 P 40 Jawa SOL 48 1.53 20.5 non <45 18,5-22,9 non 39 P 64 Batak SOL 45 1.58 18.03 non =/>60 <18,5 non 40 L 59 Jawa SOL 56 1.68 19.84 non 45-59 18,5-22,9 non


(5)

OUTPUT SPSS

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid

Missing

Total

N

Percent

N

Percent

N

Percent

Kategori * Kelompok

42

100.0%

0

.0%

42

100.0%

Kategori * Kelompok Crosstabulation

Kelompok

Total

stroke

non

Kategori

obes

Count

11

4

15

% within Kategori

73.3%

26.7%

100.0%

% within Kelompok

55.0%

18.2%

35.7%

% of Total

26.2%

9.5%

35.7%

non

Count

9

18

27

% within Kategori

33.3%

66.7%

100.0%

% within Kelompok

45.0%

81.8%

64.3%

% of Total

21.4%

42.9%

64.3%

Total

Count

20

22

42

% within Kategori

47.6%

52.4%

100.0%

% within Kelompok

100.0%

100.0%

100.0%

% of Total

47.6%

52.4%

100.0%


(6)

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square

6.185

a

1

.013

Continuity Correction

b

4.686

1

.030

Likelihood Ratio

6.360

1

.012

Fisher's Exact Test

.023

.015

Linear-by-Linear

Association

6.038

1

.014

N of Valid Cases

42

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.14.

b. Computed only for a 2x2 table