Klasifikasi Stroke Definisi Obesitas Penilaian Obesitas

Tabel 2.1. Stroke Risk Scorecard National Stroke Association 2009 Faktor Resiko Resiko Tinggi Hati-hati Resiko Rendah Tekanan darah 14090 mmHg 120-13980-89 mmHg 12080 mmHg Kolesterol 240 mgdL 200-239 mgdL 200 mgdL Diabetes Ya Borderline Tidak Merokok Ya Kadang-kadang Tidak Fibrilasi atrium Ya Tidak tahu Tidak Diet Obesitas Over-weight Normal Aktivitas fisik Tidak pernah olahraga Kadang-kadang Olahraga teratur Riwayat keluarga Ada Tidak tahu Tidak ada

2.4. Klasifikasi Stroke

Menurut Misbach 1999 dalam Ritarwan 2002, klasifikasi stroke antara lain: a. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya: 1 Stroke Iskemik • TIA • Trombosis serebri • Embolia serebri 2 Stroke Hemoragik • Perdarahan intra serebral • Perdarahan subarakhnoid b. Berdasarkan stadium pertimbangan waktu : 1 Transient Ischemic Attack Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam. 2 Reversible Ischemic Neurological Deficit Universitas Sumatera Utara Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tetapi tidak lebih dari seminggu. 3 Progressing stroke atau stroke in evolution Gejala neurologik yang makin lama makin berat 4 Completed stroke Gejala klinis sudah menetap. c. Berdasarkan sistem pembuluh darah: Sistem karotis dan sistem vertebro-basiler.

2.5. Definisi Obesitas

Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh Dorland, 2002. Menurut Sidartawan 2006, obesitas merupakan suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa. Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Menurut Ma’ruf 2005 dalam Amsriza 2007, secara ilmiah, obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan sistematik antara asupan kalori dengan pemakaian energi. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor, yaitu: genetik, lingkungan, psikis, jenis kelamin, kesehatan seperti penyakit hipotiroidisme, obat- obatan seperti kortikosteroid, perkembangan terutama yang gemuk pada masa kanak-kanak, dan aktivitas fisik.

2.6. Penilaian Obesitas

Untuk menentukan apakah seseorang menderita obesitas ada berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan indeks berdasarkan berat badan kg dibagi tinggi badan m pangkat 2, yang disebut Indeks Massa Tubuh IMT. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT menurut WHO 2000, dapat dilihat pada Tabel 2.2. Sedangkan klasifikasi berat Universitas Sumatera Utara badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT dan lingkar perut menurut kriteria Asia Pasifik 2000, dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.2. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT menurut WHO 2000 Klasifikasi IMT kgm 2 Berat badan kurang 18,5 Kisaran normal 18,5-24,9 Berat badan lebih 25 Pra-obes 25,0-29,9 Obes tingkat I 30,0-34,9 Obes tingkat II 35,0-39,9 Obes ringkat III 40 Tabel 2.3. Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdasarkan IMT dan lingkar perut menurut Kriteria Asia Pasifik 2000 Klasifikasi IMT kgm 2 Risiko Ko-Morbiditas Lingkar Perut 90 cm pria 80 cm wanita 90 cm pria 80 cm wanita Berat badan kurang 18,5 Rendah risiko meningkat pada masalah klinis lain Sedang Kisaran normal 18,5-22,9 Sedang Meningkat Berat badan lebih ≥23,0 Berisiko 23,0-24,9 Meningkat Moderat Obes I 25-29,9 Moderat Berat Obes II ≥30,0 Berat Sangat berat Cara lain menilai obesitas ialah dengan mengukur lingkar perut LP. WHO menganjurkan LP sebaiknya diukur di pertengahan pada batas bawah iga Universitas Sumatera Utara dan krista iliaka, dengan menggunakan ukuran pita secara horizontal pada saat akhir ekspirasi dengan kedua tungkai dilebarkan 20-30 cm. Subyek diminta untuk tidak menahan perutnya. Menurut klasifikasi Asia Pasifik 2000, pria dengan LP ≥90 cm dan wanita dengan LP ≥80 cm masuk kategori obesitas. Menurut Soegih, 2006 dalam Amsriza 2007, pemeriksaan obesitas juga bisa dilakukan dengan mengukur komposisi lemak tubuh dengan menggunakan alat skin fold atau body fat analyzer. Wanita dikatakan obesitas apabila komposisi lemak tubuhnya 25 berat badan, sedangkan pria 20 berat badan.

2.7. Pengaruh Obesitas terhadap Stroke