JUAL BELI MURABAHAH PADA BMT PRIMA SYARIAH

15

BAB II JUAL BELI MURABAHAH

A. Murabahah

1. Pengertian Jual Beli Murabahah

Di dalam fiqih muamalah terdapat jenis jual beli yang dinamakan bai al amanah yaitu jual beli secara amanat kepercayaan dimana pembeli mempercayai perkataan penjual tentang harga pertama tanpa ada bukti dan sumpah, sehingga harus terhindar dari khianat dan prasangka buruk. Sistem jual beli sendiri terdiri dari tiga bentuk yaitu murabahah, tauliyah, dan wadhiah. Murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan. Tauliyah adalah jual beli dengan harga pertama tanpa ada penambahan atau pengurangan. Sedangkan wadhi`ah adalah jual beli dengan harga jual lebih rendah dari harga pertama. Dalam pembahasan ini penulis hanya akan membatasi pada aspek jual beli murabahah. 1 Murabahah secara bahasa adalah bentuk mutual bermakna: saling dari kata ribh yang artinya keuntungan, yakni pertambahan nilai modal jadi artinya saling mendapatkan keuntungan. Menurut termino logi ilmu fiqih artinya murabahah adalah menjual dengan modal asli bersama 1 Wahbah Zuhaili, Fiqih Muamalah Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Muamalat Indo, 1999, h. 5. 16 tambahan keuntungan yang jelas. 2 Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntunganmarjin yang disepakati. 3 Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan marjin yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 4 Jual beli murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam jual beli murabahah, penjual harus memberitahukan bahwa harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. 5 2. Skema Murabahah Gambar 2.1 Skema Gambar Asli Murabahah 6 2 Abdullah AI-Muslih dan Shalah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Cet. Pertama, Jakarta: Darul Haq, 2004, h. 198. 3 Penjelasan Fatwa DSN-MUI Nomor 04DSN-MUIIV2000 “tentang Murabahah”. 4 Istini T Siddharta dkk, Peryataan Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Perbankan Syariah,Cet. Pertama, Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001, h. 12. 5 Moh. Rifa’I, Konsep Perbankan Syariah,Semarang: CV. Wicaksana, 2002, h.61 6 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Bagi BankirPraktek Keuangan,Cet. Pertama, Jakarta: Bank Indonesia-Tazkia, 1999, h. 166.