Novel Sebagai Bentuk Sastra

antar peristiwanya, menyebabkan cerita menjadi lebih sulit dipahami. 34 Plot sering dikupas menjadi lima elemen penting, yaitu pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak, klimaks, dan pemecahan masalah. 35 Secara teoritis plot dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, plot progresif atau lurus, yaitu jika peristiwa-peristiwa yang diceritakan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama kali diikuti oleh atau: menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa yang kemudian. Atau secara berurutan cerita dimulai dari tahap awal penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik, tengah konflik meningkat, klimaks, dan akhir penyelesaian. Kedua, plot regresif atau alur sorot balik flash back, yakni peristiwa yang diceritakan tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai dari tahap awal melainkan mulai dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Namun tidak ada novel yang secara mutlak berplot lurus-kronologis atau sebaliknya sorot-balik. Maka Burhan Nurgiantoro dalam pembahasan yang sama mengenai plot, menambahkan satu kategori plot yaitu progresif-regresif atau dapat dinamakan plot-campuran. 36 34 Ibid, h. 120 35 Jacob Sumardjo dan Saini K. M, Apresiasi Kesusastraan , Jakarta: Penerbit PT. Gramedia 1986, h. 49 36 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1995, h. 153-156 2. Tokoh dan Penokohan Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan: “siapakah tokoh utama no vel itu?”, atau ada beberapa jumlah pelaku novel itu?” dan lain sebagainya. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti yang dikatakan Jones, sebagaimana dikutip oleh Burhan Nurgiantoro, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. 37 Tokoh dapat dibedakan menjadi tokoh utama, protagonis, antagonis, tritagonis, dan tokoh pembantu: a. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah novel. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, termasuk konflik sehingga tokoh tersebut mempengaruhi perkembangan plot. 38 Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama bukan frekuensi kemunculan tokoh itu dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh- tokoh didalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita. 39 37 Ibid, h. 164-165 38 Ibid, h. 176 39 Adib Sofia dan Sugihastuti, Feminisme dan Sastra: Menguak Citra Perempuan dalam Layar Terkembang, Bandung: Katarsis, 2003, h. 16