Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bogor merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang telah berdiri pada tahun 1579. 1 Pada abad ke-16 Bogor merupakan pusat kerajaan Pajajaran atau pusat kerajaan Hindu, namun setelah penyerangan pasukan Banten kota ini menjadi hancur dan hampir hilang ditelan sejarah selama satu abad. Saat VOC menguasai Banten wilayah Bogor berada di bawah pengawasan VOC. Dalam rangka membangun wilayah kekuasaanya, Pemerintah melakukan ekspedisi dan dari ekspedisi tersebut ternyata tidak diketemukan bekas reruntuhan Ibukota Pajajaran kecuali di daerah Cikeas, Citeureup, Kidung Halang dan Parung Angsana. 2 Parung Angsana ini diberi nama Kampung Baru dan dari sinilah cikal bakal Bogor dibangun. Parung Angsana sebagai tempat kedudukannnya merupakan pusat pemerintahan bagi kampung-kampung baru yang didirikan oleh Tanuwijaya beserta pasukannya seperti Parakan Panjang, Parung, Kujang, Panaragan, Bantarjati, Sempur, Baranang Siang, Parung Banten dan Cimahpar. Di kampung baru ini Gs. Baron Van Imhoaff 1740 mendirikan tempat peristirahatan, yang sekarang dikenal sebagai Istana Bogor. Sekitar 1745 Bogor ditetapkan sebagai kota Buitenzorg, dan disekitar peristirahatan tersebut dibangun Pasar Bogor 1808 dan Kebun Raya Bogor 1817. Perkembangan selanjutnya 1 Saleh Danasasmita, Sejarah Bogor, Bogor: Pemda Kota Bogor, 1983, h. 1. 2 Tim Strategic prog-PDPP Kota Bogor, Profil Kota Bogor, Bogor: Bagian Bappeda Pemda Kota Bogor, 2004, h.1. 1 2 tahun 1941 Buitenzorg secara resmi lepas dari BataviaJakarta dan mendapatkan otonominya sendiri. Ditengah kota Bogor berdiri sebuah bangunan yang anggun dan kokoh yaitu Museum Perdjoangan Bogor. Secara garis besarnya Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu. Sedangkan secara khususnya Museum Sejarah adalah tempat memamerkan benda-benda bersejarah untuk menggambarkan peristiwa- peristiwa historis yang dianggap penting. 3 Namun menurut definisi museum yang dianggap aktual dan resmi diakui dan dipergunakan di dunia permuseuman adalah pengertian museum menurut definisi ICOM International Council of Museum yaitu suatu badan kerjasama professional dibidang permuseuman yang didirikan oleh kalangan profesi permuseuman dunia, yang dirumuskan dalam Musyawarah Umum ke 11 Do Copenhagen denmark tanggal 14 juni 1974 yang berbunyi sebagai berikut : “A museum is a non-profit, permanent institution, in the service of society and it’s development. And open to the public, which aquires, conserves, researches, comumunicates and exhibits, for the purpose of study, education and enjoyment, material evidence of man and his environment.” Museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannnya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, mengkomunikasikan dan memamerkan untuk tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, benda-benda pembuktian manusia dan lingkungannnya. Melengkapi pengertian museum seperti yang dimaksud diatas, ICOM mengakui yang berikut sebagai yang sesuai dengan definisi di atas : 3 Save. M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Jakarta: LPKN, 1997, h. 693. 3 1. Lembaga-lembaga konservasi dan ruangan pameran yang secara tetap diselengggarakan oleh perpustakan dan pusat-pusat kearsipan. 2. Peninggalan dan tempat-tempat alamiah, arkeologis dan etnografis, peninggalan dan tempat-tempat bersejarah yang mempunyai corak museum, karena kegiatan-kegiatannya dalam hal pengadaan, perawatan dan komunikasinya dengan masyarakat. 3. Lembaga-lembaga yang memamerkan makhluk- makhluk hidup seperti kebun-kebun tanaman dan binatang-binatang, akuarium, makhluk serta tetumbuhan lainnya, dan sebagainya. 4. Suaka alam 5. Pusat- Pusat pengetahuan dan planetarium 4 Museum Perdjoangan Bogor dapat dimasukan ke dalam kategori butir dua sebagai institusi yang terkait dengan definisi museum, yaitu peninggalan dan tempat-tempat alamiah, arkeologis dan etnografis, peninggalan dan tempat-tempat bersejarah yang mempunyai corak museum, karena kegiatan-kegiatannya dalam hal pengadaan, perawatan dan komunikasinya dengan masyarakat. Perkembangan museum di Indonesia saat ini secara kuantitatif sebenarnya cukup menggembirakan. Berdasarkan data yang berasal dari Direktorat Permuseuman dijelaskan bahwa jumlah museum di Indonesia pada tahun 2000 yang lalu mencapai 262 museum. 5 Jumlah tersebut belum mencakup museum yang berdiri setelah tahun tersebut hingga sekarang. Melihat perkembangan 4 Timothy Ambrose dan Crispine Paine, Museum Basic, Denmark: Tim Ambrose, 1993, h. 319. 5 Basrul Akram, dkk, Pedoman Tata Pameran di Museum, Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman, 1997, h. 44. 4 museum di Indonesia secara kuantitatif tentu cukup mengagumkan tetapi akan berbeda apabila dilihat dari kualitas museum sendiri walaupun demikian tidak dapat disamakan secara keseluruhan seperti itu karena ada perbedaan yang cukup mendasar pada setiap jenis museum, baik museum umum maupun museum khusus. Pada tanggal 10 November 1957 tepat pada peringatan hari Pahlawan, Museum ini dibuka secara resmi oleh Ibu Kartinah TB Muslihat istri mendiang Kapten Muslihat dan dituangkan dalam Surat Keputusan Pelaksana Kuasa Militer Daerah Res.Inf 8III no.Kpts37PKM57. 6 Museum Perdjoangan Bogor diharapakan memiliki visi ke depan dan perencanaan strategis untuk menghadapi perubahan-perubahan yang begitu cepat dewasa ini. Karena kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi serta era globalisasi yang tidak bisa dihindari, tetapi harus dihadapi dengan segala kelebihan dan juga kekurangannya. Bangunan yang berdiri kokoh diantara keramaian kota ini merupakan salah satu dari sejumlah bangunan cagar budaya yang keberadaannya perlu dilestarikan. Gedung tersebut diperlukan demi pendidikan dan diharapkan menjadi sarana pembinaan bagi generasi muda. Selain itu, keberadaanya sangat menunjang dunia kepariwisataan, khususnya di daerah Bogor. Walaupun pada kenyataannya sebagian masyarakat ada yang belum mengetahui keberadaannya dibandingkan 6 Yayasan Museum Perdjoangan Bogor, Dokumen: Acara Peresmian Pembukaan Gedung Museum Perdjoangan Bogor, Bogor: Percetakan Archipel Bogor, 1958, h. 5. 5 dengan keindahan Kebun Raya Bogor, dan kerapkali para pelajar hanya diperkenalkan dengan Museum Zoologi, Istana Bogor dan Prasasti Batu Tulis. 7 Benda cagar budaya merupakan warisan budaya dan sejarah serta bukti kehidupan sejarah bangsa yang mempunyai nilai sangat penting bagi kebudayaan dan ilmu pengetahuan bangsa Indonesia. Di Bogor banyak peninggalan benda cagar budaya yang tidak bergerak berupa bangunan bersejarah, bangunan tersebut menyimpan kenangan masa lalu yang merupakan saksi proses berjalannya sejarah dan sebagai objek penelitian sejarah yang bisa bercerita tentang Bogor di masa lampau. Museum Perdjoangan Bogor berhubungan erat, baik dan buruknya dengan nasib puluhan ribu penduduk Bogor dari berbagai daerah. Sejak awal berdirinya sebagai gudang ekspor komoditas pertanian milik Wilhelm Gustaaf Wisneer seorang pengusaha Belanda hingga sekarang sebagai Museum Perdjoangan Bogor. Peranan gedung ini beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan pemerintah yang sedang berkuasa. 8 Oleh karena itu betapa pentingnya peranan yang dimainkan oleh Museum Perdjoangan Bogor bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi Kota Bogor. Sebagaimana yang telah diungkapkan diatas. Dari peranan yang begitu kompleks tersebut., penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi ini yaitu tentang “SEJARAH PERKEMBANGAN MUSEUM PERDJOANGAN BOGOR”. 7 Dinas Informasi, Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, Buku Panduan Wisata Kota Bogor The Guidance Book of Bogor City Tourism, Bogor: Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2005, h. 10. 8 Yayasan Museum Perdjoangan Bogor, Dokumen: Acara Peremian, h. 4. 6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah