Gambaran Klinis Obstructive Sleep Apnea OSA

menyebabkan mendengkur Health-Cares.Net, 2005; Schoenstadt, 2006. Biasanya, individu akan bangun, berdengus kuat, lalu segera kembali tidur. OSA lebih umum di kalangan pria daripada wanita, yaitu 1 dari 100 orang antara usia 40 hingga 70. Pria yang kelebihan berat badan, bahkan dengan hanya beberapa pon, umumnya rentan untuk terjadinya OSA. Penyebab lain dari OSA termasuk hypothyroidism, tonsil membesar, atau penyempitan saluran hidung dan pernafasan karena alergi kronis atau cacat lahir Health-Cares.Net, 2005; Schoenstadt, 2006. Central Sleep Apnea Kondisi ini kurang umum daripada OSA. Ini melibatkan masalah dalam jalur saraf yang merangsang dan mengontrol pernapasan. Di sini, pernapasan oral, tenggorokan dan upaya pernapasan perut secara bersamaan terganggu. Orang-orang dengan Central Sleep Apnea mungkin berhenti bernapas untuk jangka waktu beberapa detik, napas mereka mungkin terlalu dangkal atau jarang menyediakan kebutuhan oksigen yang mencukupi untuk darah dan jaringan Health-Cares.Net, 2005. Mixed Apnea Mixed Apnea, periode singkat Central Sleep Apnea diikuti dengan jangka waktu yang lama terjadi Obstructive Sleep Apnea ICBC.inc, 2007; Sunitha, 2010.

2.2.5 Gambaran Klinis

Universitas Sumatera Utara Sejarah Obstructive Sleep Apnea OSA gejala umumnya mulai diam-diam dan sering hadir selama bertahun-tahun sebelum pasien dirujuk untuk evaluasi Rinaldi, 2010. Gejala nocturnal a. Mendengkur, biasanya keras, dan mengganggu orang lain b. Menyaksikan pasangan tidur apnea, yang sering mendengkur dan diakhiri dengan mendengus c. Sambil terengah-engah dan tersedak yang menimbulkan sensasi pasien dari tidur gelisah d. Pasien sering mengalami arousals dan melempar atau memutar pada malam hari Gejala pagi hari a. Tidak merasa segar saat bangun b. Sakit kepala c. Sakit atau rasa kering di tenggorokan d. Mengantuk saat aktivitas yang memerlukan kewaspadaan umum misalnya, sekolah, bekerja, mengemudi. e. Kelelahan: letih, kurang memiliki energy f. Masalah dengan memori, konsentrasi, dan fungsi kognitif, terutama fungsi eksekutif Fisik Pemeriksaan fisik umum sering normal pada pasien dengan sindrom Obstructive Sleep Apnea OSA, selain adanya obesitas BMI 30 kgm2, lingkar leher besar, dan hipertensi. Melakukan evaluasi saluran napas bagian atas pada semua pasien, tetapi terutama pada orang dewasa nonobese dengan gejala yang Universitas Sumatera Utara konsisten dengan OSA. Berikut adalah beberapa fitur telah dikaitkan dengan kehadiran OSA; a. Lingkar leher: lebih besar dari 43 cm 17 inchi pada pria dan 37 cm 15 inchi pada wanita telah dikaitkan dengan peningkatan risiko OSA. b. Mallampati skor; Skor ini telah digunakan selama bertahun- tahun untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko untuk intubasi trakea sulit. Klasifikasi memberikan skor 1-4 berdasarkan fitur anatomis jalan napas terlihat saat pasien membuka mulutnya dan lidah menonjol. Sebuah studi 2006 menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan 1 unit di nilai Mallampati, rasio kemungkinan memiliki OSA didefinisikan oleh AHI 5 meningkat sebanyak 2,5. Selain itu, AHI meningkat sebesar 5 Peristiwa per hour. c. Tersempitnya dinding lateral saluran pernapasan, yang merupakan prediktor independen terhadap keberadaan OSA pada pria tapi tidak pada wanita. d. Pembesaran tonsil 3 + 4 +. e. Retrognathia atau micrognathia. f. Tinggi lengkung langit-langit keras Rinaldi, 2010; Kirk, 2003.

2.2.6 Faktor resiko