1. Memutuskan rantai penularan filariasis melalui pengobatan massal di daerah
endemis filariasis. 2.
Mencegah dan membatasasi kecacatan melalui penatalaksanaan kasus klinis filariasis.
3. Pengendalian vektor secara terpadu.
4. Memperkuat kerjasama lintas batas daerah dan negara.
5. Memperkuat survailans dan mengembangkan penelitian.
2.3. Program Pemberantasan Filariasis di Propinsi Sumatera Utara
Strategi pemberantasan filariasis yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan propinsi Sumatera Utara adalah:
1. Melaksanakan pengobatan massal yang selektif untuk memutuskan mata rantai
penularan. 2.
Penatalaksaan kasus klinis untuk mencegah perkembangan penyakit dan kecacatan.
3. Menciptakan lingkungan bersih dan sehat serta bebas vektor.
4. Survei darah jari di KabupatenKota endemis filariasis.
2.3.1. Pengobatan Massal
Pengobatan massal menggunakan kombinasi Diethyl Carbamazine Citrate DEC dosis tunggal 6mgkg berat badan, Albendazol 400 mg 1 tablet dan
Paracetamol sesuai takaran yang diberikan sekali setahun selama 5 tahun pada
penduduk yang berusia 2 tahun ke atas. Sebaiknya minum obat anti filariasis sesudah
Universitas Sumatera Utara
makan dan dalam keadaan istirahattidak bekerja. Upaya ini dimaksudkan untuk membunuh mikrofilaria dalam darah dan cacing dewasa.
Sasaran pengobatan massal adalah seluruh penduduk yang tinggal di daerah endemis, kecuali:
1. Anak-anak berusia 2tahun
2. Ibu hamil dan menyusui
3. Orang yang sedang sakit
4. Orang tua yang lemah
5. Penderita serangan epilepsi
Setiap orang yang ditemukan mikrofilaria dalam darahnya mendapat pengobatan yang memadai agar tidak menderita klinis filariasis dan tidak menjadi
sumber penularan terhadap masyarakat sekitarnya Depkes RI, 2005.
2.3.2. Survei Darah Jari
Survei darah jari adalah identifikasi mikrofilaria dalam darah tepi pada suatu populasi yang bertujuan untuk menentukan endemisitas daerah tersebut dan intensitas
infeksinya. Survei darah jari dilakukan di desa yang mempunyai kasus kronis terbanyak. Populasi survei adalah penduduk berusia 13 tahun. Jumlah sampel yang
diambil di setiap desa lokasi survei adalah 500 orang. Apabila jumlah sampel tidak mencukupi maka sampel diambil dari desa yang bersebelahan. Cara pengambilan
sampel adalah mengumpulkan penduduk sasaran survei yang tinggal di sekitar kasus kronis yang ada di desa lokasi survei. Pengambilan darah dilakukan pada pukul 20.00
malam Depkes RI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Penemuan dan Penatalaksaan Kasus Kronis
Survei kasus kronis merupakan cara menemukan kasus kronis. Apabila pada desa ditemukan kasus kronis terbanyak akan dilaksanakan survei darah jari. Cara
menemukan kasus kronis adalah dari laporan masyarakat, kartu status di puskesmas dan rumah sakit, dan penemuan kasus oleh petugas kesehatan. Dari data kasus kronis
dapat ditentukan Angka Kesakitan Kronis. Penatalaksanaan kasus klinis dilakukan pada semua kasus yang ditemukan
untuk mencegah dan membatasi kecacatan. Penatalaksaan dilakukan dengan pemberian obat dan perawatan Depkes RI, 2005.
2.3.4. Pelaksanaan Kegiatan Promosi