BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan, persepsi tentang
pengobatan massal, dan persepsi tentang survei darah jari memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan pencegahan filariasis, sedangkan variabel umur,
pendidikan, dan persepsi tentang penyuluhan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan pencegahan filariasis.
5.1. Variabel Karakteristik Kepala Keluarga yang Berpengaruh Terhadap Tindakan Pencegahan Filariasis
5.1.1. Variabel Pendapatan
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel pendapatan memiliki pengaruh B= -0,421 terhadap
tindakan pencegahan filariasis, dengan taraf signifikan p= 0,003 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Azhari 2007, bahwa pendapatan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat petani dalam pencegahan penyakit
filariasis. Partisipasi masyarakat yang memiliki penghasilan di bawah UMDK lebih tinggi dari masyarakat yang memiliki penghasilan di atas UMDK. Menurut
Notoatmodjo 2005, status sosial ekonomi akan berpengaruh pada pola penyakit dan berpengaruh pada pola tindakan dalam pemeliharaan kesehatan.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa adanya perbedaan tindakan pencegahan filariasis berdasarkan variabel pendapatan. Responden yang memiliki
pendapatan di bawah UMR terlihat lebih baik tindakan pencegahannya dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan responden yang memiliki pendapat di atas UMR. Hal ini dikarenakan responden yang memiliki responden di bawah UMR menyukai pengobatan yang
gratis. Dalam hal pemberantasan filariasis sebaiknya tidak ada perbedaan dalam hal sasaran pengobatan baik yang memiliki status ekonomi tinggi maupun rendah. Semua
masyarakat rentan untuk terinfeksi filariasis apabila tinggal di daerah endemis sehingga semua masyarakat dari semua golongan ekonomi hendaknya mengikuti
program pemberantasan ini mengingat obat anti filariasis tidak dijual bebas di apotik.
5.2. Variabel Persepsi tentang Program Pemberantasan Filariasis yang Berpengaruh Terhadap Tindakan Pencegahan Filariasis
5.2.1. Variabel Persepsi tentang Pengobatan Massal
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang pengobatan massal memiliki pengaruh
B= 0,565 terhadap tindakan pencegahan filariasis, dengan taraf signifikan p= 0,000 0,05.
Hasil pengamatan di lapangan, terlihat responden masih menyimpan obat anti filariasis. Hal yang paling memengaruhi responden dalam pengobatan massal adalah
keamanan obat. Terdapat 60 orang responden 60 yang berpersepsi obat anti filariasis tidak aman. Hal ini disebabkan oleh minimnya informasi mengenai manfaat
obat dan efek samping yang diberikan petugas saat penyuluhan. Perilaku terjadi diawali dengan adanya pengalaman-pengalaman seseorang
tersebut dan faktor-faktor di luar orang tersebut. Pengalaman dan lingkungan tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini, dan sebagainya Notoatmodjo, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hasil penelitian ini didapatkan bahwa salah satu alasan tidak minum obat anti filariasis adalah merasa tidak sakit dan mempersepsikan obat anti filariasis tidak
aman sebanyak 60 responden. Pengobatan massal bertujuan untuk memberantas filariasis yang dilakukan di daerah yang dinyatakan endemis filariasis meliputi semua
masyarakat yang ditetapkan sebagai sasaran pengobatan. Pemberian informasi mengenai program pengobatan massal hendaknya dilakukan dengan jelas sehingga
tidak timbul kekhawatiran yang menyebabkan keengganan untuk minum obat anti filarisis ini.
5.2.2. Variabel Persepsi tentang Survei Darah Jari.