Perilaku Kesehatan Determinan Perilaku

sosiol, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya Notoatmodjo, 2003.

2.5.1. Perilaku Kesehatan

Menurut Skiner dalam Notoatmodjo 2005, perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungannya. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati observable maupun yang tidak dapat diamati unobservable yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

2.5.2. Determinan Perilaku

Meskipun perilaku dibedakan antara perilaku terbuka overt dan perilaku tertutup covert, tetapi perilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang bersangkutan yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Benyamin Bloom1908, membedakan adanya 3 domain perilaku, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik Notoatmodjo, 2005. Dalam perkembangan selanjutnya, untuk kepentingan pendidikan praktis dikembangkan menjadi 3 domain perilaku yang dapat diamati antara lain: 1. Pengetahuan knowledge 2. Sikap attitude 3. Tindakan practice Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur perilaku dan perubahan dalam kesehatan juga mengacu pada 3 domain perilaku yang dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut: 1. Pengetahuan knowledge Pengetahuan merupakan hasil dati tahu know yang terjadi setelah seseorang melakukan pengideraan terhadap suatu objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmodjo, 2003. 2. Sikap attitude Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Menurut Newcomb, sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu Notoatmodjo, 2003. 3. Tindakan practice Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau situasi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas Notoatmodjo, 2003.

2.5.3. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga terhadap Tindakan Pencegahan Filariasis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007

1 32 76

Hubungan Karakteristik Masyarakat Petani Dengan Upaya Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Peunayan Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara

0 30 98

Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi masyarakat mengenai filariasis di RW 03 desa Cimanggis

0 4 157

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Masyarakat Mengenai Filariasis di RW 03 Desa Cimanggis

0 5 157

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN FILARIASIS DENGAN PRAKTEK MINUM OBAT DALAM PROGRAM PEMBERIAN OBAT MASAL PENCEGAHAN (POMP) FILARIASIS KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KOTA PEKALONGAN

1 24 115

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DI DESA SIGARA-GARA, KECAMATAN PATUMBAK, KABUPATEN DELI SERDANG.

1 4 24

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG FILARIASIS TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Filariasis Terhadap Sikap Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Filariasis Di Daerah Pantura Kabupaten Su

0 4 16

SKRIPSI PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG FILARIASIS TERHADAP Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Filariasis Terhadap Sikap Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Filariasis Di Daerah Pantura Kabupaten Subang.

0 3 17

PENDAHULUAN Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Filariasis Terhadap Sikap Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Filariasis Di Daerah Pantura Kabupaten Subang.

0 3 11

UPAYA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN PRIMER FILARIASIS DI DESA NANJUNG KECAMATAN MARGAASIH KABUPATEN BANDUNG.

0 0 1