BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. HASIL PENELITIAN
Dari sebanyak 826 orang penduduk yang diperiksa dari 11 desa dalam 3 kecamatan di kabupaten Nias Selatan, hanya sebanyak 723 orang yang memenuhi persyaratan umur, gejala
dan tanda klinis untuk dilakukan pemeriksaan darah. Sebanyak 311 orang 43 didiagnosa menderita penyakit malaria dengan perincian : infeksi P. falciparum 238 orang 76,5,
infeksi P. vivax 7 orang 2,3 dan infeksi campuran P. falciparum dan P. vivax sebanyak 66 orang 21,2.
Sebanyak 238 orang yang terinfeksi dengan P. falciparum, 85 orang yang memenuhi kriteria dibagi dalam 2 kelompok pengobatan secara random sederhana yaitu 46 orang pada
kelompok pengobatan Artesunat + Sulfadoksin-pirimetamin AR+SP dan 39 orang pada kelompok pengobatan Amodiakuin + Sulfadoksin-pirimetamin AQ+SP.
Selama penelitian berlangsung ada sebanyak 7 orang yang dikeluarkan dari penelitian. Tiga orang berasal dari kelompok pengobatan Artesunat + Sulfadoksin-pirimetamin oleh
karena tidak makan obat pada hari ke-2. Dua orang dikeluarkan dari penelitian karena tidak bersedia lagi mengikuti pemeriksaan ulangan yaitu 1 orang dari kelompok Artesunat +
Sulfadoksin-pirimetamin dan 1 orang lagi dari kelompok pengobatan Amodiakuin + Sulfadoksin-pirimetamin. Dua orang lainnya dikeluarkan dari penelitian oleh karena pindah ke
kota lain yaitu dari kelompok pengobatan Amodiakuin + Sulfadoksin-pirimetamin. Sehingga jumlah sampel diakhir penelitian adalah 78 orang yaitu 42 orang pada kelompok pengobatan
Artesunat + Sulfadoksin-pirimetamin dan 36 orang pada kelompok pengobatan Amodiakuin + Sulfadoksin-pirimetamin Gambar 9.
Philip Darmawan Sony : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin…, 2007 USU e-Repository © 2008
Pasien yang diperiksa 826 orang
Pasien yang periksa darah 723 orang
Pasien yang bukan malaria 412 orang
Pasien Malaria 311 orang P.vivax 7 orang
Mix 66 orang
P.falciparum 238 orang
Kombinasi AR+SP 46 orang Kombinasi AQ+SP 39 orang
Jumlah pasien pada awal pemeriksaan
46 orang Jumlah pasien pada awal
pemeriksaan 39 orang
Jumlah pasien pada akhir pemeriksaan
42 orang Eksklusi 4 orang
Eksklusi 3 orang
Jumlah pasien pada akhir pemeriksaan
36 orang
Gambar 9. Alur Pemeriksaan Pasien
Philip Darmawan Sony : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin…, 2007 USU e-Repository © 2008
KARAKTERISTIK DASAR SAMPEL PENELITIAN Tabel 2. Karakteristik Dasar Sampel Penelitian Sebelum Pengobatan Berdasarkan
Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Suhu Tubuh
Karakteristik AR+SP
AQ+SP p
n=42 p
a
n=36 p
a
Kelompok Umur 0,437 0,638 0,291
メ
a. 15 – 24 thn 6 14,3 5 13,9 b. 25 – 34 thn 9 21,4 8 22,2
c. 35 – 44 thn 10 23,8 6 16,7 d. 45 – 54 thn 5 11,9 11 30,6
e.
≥ 55 thn 12 28,6 6 16,6
Jenis Kelamin 0,000 0,000
0,823
b
a. Laki-laki 13 30,9 12 33,3 b. Perempuan 29 69,1 24 66,7
Suhu Tubuh 0,184
メ
a. 37,5 C 23 54,8 25 69,4
b. ≥ 37,5
C 19 45,2 11 30,6 Keterangan : AR = Artesunat AQ = Amodiakuin SP = Sulfadoksin-pirimetamin
a
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
b
Uji Mann-Whitney Uji Kelompok Uji Chi-Square
Signifikan
Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa distribusi sampel penelitian sebelum pengobatan yang terbanyak dijumpai adalah kelompok umur
≥ 55 tahun 28,6 pada kelompok pengobatan AR+SP dan kelompok umur 45 – 54 tahun 30,6 pada kelompok pengobatan
AQ+SP, dengan jenis kelamin perempuan dan suhu tubuh 37,5
C dimana pada penelitian ini tidak dijumpai perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok pengobatan.
Philip Darmawan Sony : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 3. Karakteristik Dasar Sampel Penelitian Sebelum Pengobatan Berdasarkan Gejala Klinis
Karakteristik AR+SP
AQ+SP p
メ
n=42 n=36
Gejala Klinis a. Demam 19 45,2 11 30,6 0,184
b. Menggigil 7 16,7 12 33,3 0,087 c. Pusing 8 19,1 3 8,3 0,175
d. Badan Pegal 8 19,1 22 61,1 0,000
e. Lemas 5 11,9 4 11,1 0,913 f. Gangguan Pencernaan 4 9,5 11 30,6 0,019
Keterangan : AR = Artesunat AQ = Amodiakuin SP = Sulfadoksin-pirimetamin Uji Chi-Square
Signifikan
Gejala klinis yang muncul pada awal pemeriksaan adalah demam, menggigil, pusing, pegal, lemas dan gangguan pencernaan. Dalam penelitian ini dijumpai perbedaan yang
bermakna p0,05 terhadap gejala badan pegal dan gangguan pencernaan pada kedua kelompok pengobatan, sedangkan penderita demam yang diikutkan dalam penelitian ini hanya
sebesar 19 orang 45,2 dari kelompok pengobatan AR+SP dan 11 orang 30,6 dari kelompok pengobatan AQ+SP Tabel 3. Sebahagian besar penderita yang diikutkan dalam
penelitian ini mempunyai riwayat demam dalam 1 minggu terakhir baik pada kelompok pengobatan AR+SP maupun kelompok pengobatan AQ+SP.
Philip Darmawan Sony : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Kepadatan Plasmodium Sebelum Dan Sesudah Pengobatan
No Karakteristik
AR+SP AQ+SP
p
†
p
b
Mean ± SD p
a
Mean ± SD p
a
1. Kepadatan Plasmodium
a. H0 344,762 ± 350,381 0,000
283,333 ± 294,463 0,000 0,000 0,452
b. H1 47,619 ± 106,102
0,000 34,444 ± 106,542 0,000 0,000 0,165
c. H2 11,429 ± 28,334
0,000 6,667 ± 22,424 0,000 0,000 0,415
d. H3 e. H7, H14 dan H28
2. Gagal Pengobatan
a. ETF b. LTF
3. Sembuh ACPR
42 100 36 100
Keterangan : AR = Artesunat AQ = Amodiakuin SP = Sulfadoksin-pirimetamin ETF = Early Treatment Failure LTF = Late Treatment Failure
ACPR = Adequate Clinical and Parasitological Response SD = Standard Deviation
a
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
b
Uji Mann-Whitney
†
Uji Friedman Signifikan
Kepadatan Plasmodium sebelum pengobatan H0 pada umumnya rendah dengan nilai rata-rata 344,762 Plasmodiumµl pada kelompok pengobatan AR+SP dan 283,333
Plasmodiumµl pada kelompok pengobatan AQ+SP. Pada tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kepadatan Plasmodium yang
signifikan pada masing-masing kelompok pengobatan, dan dengan uji Friedman diperoleh nilai p=0,000 yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna terhadap penurunan
kepadatan Plasmodium sebelum dan sesudah pengobatan baik pada kelompok pengobatan AR+SP maupun kelompok pengobatan AQ+SP. Namun dari hasil uji statistik dengan Mann-
Whitney Test yang membandingkan efek penurunan kepadatan Plasmodium pada kelompok
Philip Darmawan Sony : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin…, 2007 USU e-Repository © 2008
pengobatan AR+SP dengan kelompok pengobatan AQ+SP menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna p0,05 Gambar 10.
50 100
150 200
250 300
350 400
H0 H1
H2 H3
H7 H14
H28
Hari Pengamatan K
e p
a da
ta n P
la s
m od
ium m
l
AQ+SP AR+SP
Gambar 10. Perbandingan Nilai Mean Kepadatan Plasmodium
Sementara itu pada respon pengobatan sampai hari ke-28 tidak terjadi kegagalan pengobatan dimana tidak dijumpai lagi Plasmodium dalam sediaan darah penderita. Hal ini
menunjukkan bahwa pada kedua kelompok pengobatan tidak ada yang mengalami kegagalan pengobatan, baik itu Early Treatment Failure ETF maupun Late Treatment Failure LTF.
Semua subjek penelitian mengalami kesembuhan baik secara klinis maupun parasitologis Adequate Clinical and Parasitological Response.
Philip Darmawan Sony : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 5. Gambaran Perubahan Hematologi Sebelum Dan Sesudah Pengobatan
No Karakteristik
AR+SP AQ+SP
p
‡
Mean ± SD p
a
Mean ± SD p
a
1. Kadar Gula Darah mgµL 0,138 0,002
KGD H0 99±16,146 0,437 103±16,310 0,698 0,190 KGD H14 95±16,156 0,712 97±13,508 0,868 0,549
2. Hemoglobin gr 0,000 0,043
Hb H0 10,65±0,674 0,654 10,82±0,827 0,550 0,323 Hb H14 11,32±0,808 0,135 11,11±0,781 0,892 0,233
3. Lekosit x 10
3
µL 0,000 0,770
Lekosit H0 4933±768,485 0,599 5739±993,774 0,543 0,000 Lekosit H14 5493±748,134 0,184 5792±1085,324 0,290 0,156
4. Eritrosit x 10
6
µL 0,000 0,005
Eritrosit H0 3,74±0,267 0,888 3,79±0,389 0,734 0,493 Eritrosit H14 4,11±0,520 0,477 4,03±0,508 0,959 0,446
5. Trombosit x 10
3
µL 0,000 0,003
Trombosit H0 180714±26813,981 0,614 170278±26884,527 0,470 0,091 Trombosit H14 198095±15018,378 0,179 190278±14635,790 0,292 0,023
6. Eosinofil 0,317 0,150
Eosinofil H0 1,12±0,705 0,000 1,06±0,674 0,001 0,643
b
Eosinofil H14 0,98±0,604 0,000 0,83±0,655 0,004 0,305
b
Keterangan : AR = Artesunat AQ = Amodiakuin SP = Sulfadoksin-pirimetamin
a
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Uji T Berpasangan
b
Uji Mann-Whitney
‡
Uji T Tidak Berpasangan Signifikan
Pada tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa walaupun terjadi perubahan yang bermakna terhadap komponen hematologi seperti kadar gula darah, hemoglobin, lekosit, eritrosit dan
trombosit p0,05 sebelum dan sesudah pengobatan pada masing-masing kelompok pengobatan, namun berdasarkan hasil uji statistik yang membandingkan kelompok pengobatan
AR+SP dengan kelompok pengobatan AQ+SP terhadap perubahan komponen hematologi
Philip Darmawan Sony : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin…, 2007 USU e-Repository © 2008
tersebut ternyata secara umum tidak dijumpai adanya perbedaan yang bermakna, baik pada kelompok pengobatan dengan kombinasi AR+SP maupun kombinasi AQ+SP p0,05.
Tabel 6. Distribusi Efek Samping Obat
No Karakteristik
AR+SP AQ+SP
Uji n=42
n=36 Kelompok
1. Tremor
4 11,1
0,027 2.
Gangguan Pencernaan 7 16,7
7 19,4 0,050
3. Lemas
14 33,3
6 16,7
0,093 4. Sakit Kepala
17 40,5 27 75
0,002 Keterangan : AR = Artesunat AQ = Amodiakuin SP = Sulfadoksin-pirimetamin
Uji Chi-Square Signifikan
Efek samping yang timbul pada hari kedua setelah makan obat adalah tremor, gangguan pencernaan, lemas dan sakit kepala, dimana frekwensi yang terbanyak adalah sakit kepala,
baik pada kelompok pengobatan AR+SP maupun AQ+SP. Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p0,05 pada gejala tremor dan sakit kepala, hal ini berarti ada perbedaan yang bermakna
pada kedua kelompok pengobatan dimana gejala tersebut lebih sering ditemukan pada kelompok pengobatan AQ+SP dibandingkan dengan kelompok pengobatan AR+SP Tabel 6.
IV.2. PEMBAHASAN