Hubungan Tingkat Suku Bunga dan PPP

moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang ditentukan dalam pasar uang.

2.4.3. Hubungan Tingkat Suku Bunga dan PPP

Terdapat satu hubungan diantara kurs bunga nominal dan kurs depresiasi diantisipasi anticipated rate of depreciation, dimana diberikan oleh persamaan ekonomi terbuka Irving Fisher: i = i + x ............................................................................................... 4 dimana i dan i adalah tingkat suku bunga di dalam negeri dan di luar negeri dan x adalah kurs depresiasi mata uang sendiri home country yang telah diantisipasi. Tambah dan kurang tingkat inflasi diantisipasi anticipated inflation rate pada kedua-dua bagian kiri dan kanan persamaan ini, dimana ia menghasilkan satu persamaan dalam bentuk tingkat suku bungar atau kadar bunga penyesuaian infasi inflation-adjusted interest rate: r = r + RR ...................................................................................... 4a Paritas tingkat suku bunga real interest parity, menurut 1a berlaku dan merupakan suatu hal lazim jika diferensial tingkat suku bunga adalah sama dengan nilai kurs yang diprediksi apresiasi RR. Dari kondisi paritas bunga ini, nampak jelas bahwa dibawah PPP absolut, kurs nilai pertukaran adalah konstan. Dalam ketidak ada hambatan aliran modal restriction on capital flows, tingkat suku bunga haruslah secara tegas disamakan antar negara. M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008 Persamaan paritas tingkat suku bunga mempunyai dua implikasi menarik. Pertama, hubungan diantara tingkat nialai mata uang kebijakan moneter. Misalnya bahwa dalam satu konteks makroekonomi jangka menegah, disebabkan satu gangguan, nilai tukar aktual hanya menyesuaikan secara bertahap kepada tren tingkat R berdasarkan pada proses: RR = 1aR -R. Disini 1a adalah kecepatan penyesuaian speed of adjustment, dimana diantaranya bergantung pada tingkat atau seberapa jauh kekakuan rigidity atau stickeness harga dan upah. Dengan mencantumkan proses ini dengan 4a, maka akan menghasilkan suatu persamaan keseimbangan pertukaran kurs the equilibrium real exchange rate: R=R +ar–r .................................................................................. 5 Hasil keputusan ini bahwa ketika tingkat suku bunga di dalam negeri lebih besar dari yang di luar negeri, maka nilai mata uang akan terapresiasi dibandingkan dengan nilai trennya. Satu kebijakan moneter ketat a tightening of monetary polisi, dengan menaikkan tingkat suku bunga, selanjutnya berpengaruh kepada satu apresiasi transitori. Persamaan 2 dari model dinamik Mundell-Fleming menerangkan pergerakan-pergerakan nilai mata uang pada jangka panjang secara bertahap akan kembali kepada keadaan normal keadaan awal . Implikasi kedua persamaan 4a digambarkan oleh perbedaan distinction traded goods barang industri-nontraded goods barang jasa mempunyai implikasi bagi kurs tukaran benar. Jika hukum satu harga dilaksanakan bagi barang-barang traded dan indeks harga di kedua negara adalah sama. Maka, sebagaimana pada M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008 pertanyaan sebelumnya, kurs pertukaran adalah sama dengan harga relatif nontraded goods dalam satu mata uang umum di kedua negara. Penyimpangan-penyimpangan struktural seperti diferensial pertumbuhan produktivitas atau perubahan-perubahan pada permintaan agregat akan mempunyai satu dampak sistematik pada harga relatif barang-barang nontraded dan oleh sebab itu diferensial tingkat suku bunga real interest rate differentials. Khusunya, negara dengan tingkat pertumbuhan produktivitas lebih tinggi mempunyai satu harga relatif barang dalam negeri yang semakin meningkat, dan mempunyai satu tingkat suku bunga lebih rendah.Contoh lain, satu negara dimana permintaan agregatnya tinggi transitori mempunyai satu harga dalam negeri yang tinggi tetapi kemudiannya jatuh. Dalam keadaan tersebut, tingkat suku bunga adalah tinggi jika dibandingkan di luar negeri. Oleh sebab itu, penyimpangan-penyimpangan dari PPP yang berlaku, jangka pendek atau kecendrungan, menunjukkan satu keseimbangan diferensial tingkat suku bunga internasional. Deviasi-deviasi PPP mempengaruhi diferensial bunga interest differential dalam satu cara lain. Pada persamaan 4 kita mengandaikan risk-neutrality. Tetapi sekali spekulator bersikap risk-averse diterima, kemungkinan bahwa pergerakan mata uang dapat menyimpang dari PPP tegas absolut, berpengaruh terhadap resiko portfolio dihubungkan dengan komposisi mata uang portfolio itu. Deviasi-deviasi PPP seterusnya adalah satu motif dasar bagi diversifikasi portfolio internasional. Satu premium risiko akan muncul, dan diantara determinan premium ini adalah variabilitas nilai tukar mata uang. Jadi, premium risiko akan menjadi satu fungsi M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008 tambahan ketidakpastian kurs mata uang perhatikan survei Branson dan Henderson, 1984.

2.5. Hipotesis Penelitian