tambahan ketidakpastian kurs mata uang perhatikan survei Branson dan Henderson, 1984.
2.5. Hipotesis Penelitian
Sehubungan dengan tujuan ini yang dinyatakan sebelumnya, penulis akan mengangkat dan berusaha sebaik mungkin untuk menggambarkan empat hipotesis
berhubungan dengan depresiasi Rupiah. Empat hipotesis ini bersandarkan pada tinjauan literatur. Berdasarkan data yang tersedia, keputusan hipotesis-hipotesis
tersebut akan dianalisis dalam bentuk regresi pada bab 4 1.
Tingkat Inflasi berpengaruh positif dalam penerapan Purchasing Power Parity, Ceteris paribus
2. Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif dalam penerapan Purchasing Power
Parity, Ceteris paribus 3.
Penawaran uang berpengaruh positif dalam penerapan Purchasing Power
Parity, Ceteris paribus
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008
2.6. Kerangka Konseptual
Nilai Tukar Mata Uang
Tingkat Suku Bunga
Inflasi
Penawaran Uang MS
PPP Purchasing Power Parity Paritas Kekuatan Membeli
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Analisa Pengujian Pemberlakuan Purchasing Power Parity pada Mata Uang Rupiah terhadap dollar Amerika.
Dari gambar bagan kerangka konseptual diatas dapat dilihat bahwa Tingkat
suku bunga dan Money supply, dan inflasi merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi nilai tukar, dan perubahan nilai tukar akan berpengaruh terhadap
PPP.
2.7. Penelitian Sebelumnya
Adapun penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan bahan rujukan yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan referensi antara lain:
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008
1. Morris Goldstein June 1980 meneliti dampak Fleksibilitas nilai pertukaran
kurs mata uang pada pelaksanaan kebijakan di negara-negara industri. Tujuannya adalah untuk meneliti pengalaman 1973-1979 dengan sistem
keuangan mengambang managed floating dan tinjauan pustaka tersebut berhubungan dengan kurs pertukaran fleksibel supaya dapat menentukan jika
dan bagaimana tingkat fleksibel telah membuat kebijakan makroekonomi menjadi lebih sulit dilaksanakan.
2. Hariyanti 2001 dalam Hafer and Jasen 1991, Miller 1991, Hofman and
Rsche 1992, dan Mc Nown and Wallace 1992 dengan menggunakan uji kointegrasi dari Engle-Granger dan Metode Johansen menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar baik M
1
maupun M
2
dalam jangka panjang saling memiliki hubungan, akan tetapi secara umum M
1
tidak berkointegrasi dengan tingkat suku bunga, sedangkan M
2
berkointegrasi. Didukung dengan argumen yang dilakukan oleh Miller M
2
merupakan salah satu faktor yang menentukan kebijaksanaan moneter, sehingga hubungan
antara tingkat suku bunga terhadap jumlah uang beredar menunjukkan kestabilan permintaan uang dalam jangka panjang.
3. Hiroki Tsurumi, Chyong L.Chen, JEI, 132 pengujian: Suatu kasus nilai
tukar mata uang Dollar Taiwan.Dari Juli 1978 hingga April 1989, Taiwan mengadopsi satu sistem nilai mata uang yang membolehkan fluktuasi dengan
satu band yang terbatas narrow band kursnya. Dengan menggunakan data bulanan kurs dollar Taiwandollar AS, menunjukkan bahwa inference
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008
kesimpulan pada hipotesis PPP adalah sensitif dipertimbangkan dari apakah menggunakan double truncation dan autoregresif ataupun menggerakkan
average error terms ke dalam model regression. PPP mempunyai satu akar unit unit root. Dengan menggunakan augmented Dickey-Fuller test ADFT
termasuk augemnted point optimal test APOT. APOT test disarankan oleh Nakatsuma, Uemura, dan Tsurumi 1997, dan cenderung menghasilkan
kekuatan lebih baik dari ADFT. Pada tingkat kesignifikanan 5, menurut ADFT, semua variabel kecuali satu yaitu lnCPI-AS, gagal menolak hipotesis
nul satu unit root, tetapi menurut APOT, hanya lnWPI-TWN menolak hipotesis nul.
Adapun pengujian yang dilakukan olehnya adalah test Konvensional Teori PPP terhadap nilai kurs dollar Taiwandollar AS. Teori PPP telah diuji secara meluas
pada tahun-tahun kebelakang ini. PPP relatif diekspresikan sebagai
P
t
E
t
= ——……………………………..…………………………………6 P
t
Dimana E
t
= kurs tukar nominal mata uang domestik, P
t
= indeks harga
domestik, dan P
t
= indeks harga luar negeri. Melalui survey literatur, kita dapat mempertimbangkan salah satu dari tiga model berikut dalam meng-test PPP.
Model 1 r
t
= m + r
t-1
+ u
t
…..............……………………………………7 Dimana r
t
= E
t
P
t
P
t
. Penegasan bahwa PPP adalah satu realisasi jangka-
panjang, uji PPP dengan model 1 adalah untuk menguji apakah bernilai satu atau
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008
tidak, dimana jika =1, maka r
t
adalah satu random walk tanpa tendensi apapun untuk berfluktuasi
m1– .
Dengan mempertimbangkan logaritma persamaan 1 dan menambah error term, maka dibentuk model berikut:
Model 2 lnE
t
= m + ln
P
t
– P
t
+ u
t
……............…………..…………8
dimana kita mungkin mengatakan bahwa PPP dipegang diterima jika = 1. Uji hipotesis PPP adalah satu test koefisien regresi. Model 3 berikt adalah modifikasi
model 2 ditulis sebagai berikut:
Model 3 lnE
t
= m +
1
ln P
t
–
2
ln P
t
+ u
t
…………............…………..…9
Model ini digunakan untuk menguji hambatan bersama simultaneous
restriction pada koefisiennya:
1
,
2
= 1, –1. Pada model 2 dan 3, juga menguji
apakah satu hubungan ko-integrasi cointegrating relationship diterima diantara regressand parameter bebas dan regressor parameter tak-bebas.
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 2.1. Uji PPP : Survei Literatur
Penulis Data
Tahun Negara
Indeks harga
Model Metode
Test Kesimpulan
Corbae dan Ouliaris
1988 Bulanan
07.73-09.86 AS
CPI 2
ADF, PP PPP tidak diterima,
tidak wujud kointegrasi
Enders 1988
Bulanan 04.60-05.71
01.73-11.86 AS
WPI 1
ARMA,DF PPP tidak diterima
selama rejim tukaran fleksibel
Abuaf dan Jorion
1960 Bulanan
01.73-12.87 AS
CPI 1
ARCH, GLS, DF
PPP diterima
Corbae dan Ouliaris
1990 Tahunan
1890-1984 AUS
WPI CPI
1 ADF
str.break PPP tidak diterima
Kim 1990 Triwulan
1900-87 1914-87
AS PPI
2 PP,ADF,
Johansen SW
PPP dan kointegrasi diterima secara
umum
Patel 1990 Triwulan
1974-86 AS
PPI 3
ADF, SW PPP diterima pada 4
dari 5 pasang negara.
Taylor 1990
Bulanan 03.73-12.85
AS WPI
CPI 2
Wald, ARCH
Ex-ante PPP diterima pada rangka kerja
VAR
Perron dan Vogelsang
1992
Tahunan 1892-1988
1869-1987 ASUK
ASFin CPI
GNP 1
Str.break PPP diterima jika
perubahan struktural dipertimbangkan
Tronzano 1992
Triwulan 01.55-02.90
AS DM
CPI 1
3 ADF,LR,
CRDW, VAR
PPP tidak diterima bagi DMAS dan
YenAS tetapi diterima bagi
YenDM
Cheung dan Lai 1993
Bulanan 01.74-12.89
AS WPI
CPI 3
ADF, PZ, Johansen
PPP diterima Flynn dan
Boucher Bulanan
01.63-05.70 01.57-12.72
01.74-12.87 AS
CPI 1
PP,DF, CRDW
PPP tidak diterima
Pippenger 1993
Bulanan 01.73-06.88
Swiss WPI
3 ADF
PPP diterima
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008
Catatan: DF=Dickey-Fuller test; ADF=Augmented DF test, LR=Lagrange multiplier test;
CRDW=co-integrating test by Durbin-Watson test; VAR=Variance ratio test; PP=Phillips and Perron test; PZ=Phillips Z test; WPI=wholesale index;
CPI=consumer price index; PPI=producer price index; GNP=GNP price index; Johansen=Johansen’s cointegration test; SW=Stock-Watson test; Wald=Wald test;
P=Perron’s test. Tidak terdapat satu kata yang berhubungan dengan indeks, yang manakah satu
indeks yang seharusnya digunakan dalam analisis PPP, indeks harga price index, indeks harga wholesale index, atau indeks konsumen consumer index, dan juga
pemilihan mata uang atau mata uang negara mana yang dapat dijadikan dasar berbeda-beda dari satu penelitian dengan penelitian lain. Tabel 3 menunujukkan satu
ringkasan literatur PPP sejak 1988. Semua penelitian itu menganggap bahwa data time-series nilai tukar mata uang adalah free of truncation.
Mereka menguji teori PPP terhadap mata uang dollar BT dengan menggunakan ketiga-tiga model. Pertama, mereka telah menguji apakah data runtun
waktu nya yang relevan kepada hipotesis PPP mempunyai satu akar unit unit root. Mereka menggunakan augmented Dickey-Fuller test ADFT termasuk augemnted
point optimal test APOT. APOT test disarankan oleh Nakatsuma, Uemura, dan Tsurumi 1997, dan ia cenderung menghasilkan kekuatan lebih baik dari ADFT.
Pada tingkat signifikan 5, menurut ADFT, semua variabel kecuali lnCPI-AS,
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008
gagal menolak hipotesis nul akar unit root, tetapi menurut APOT, hanya lnWPI- TWN menolak hipotesis nul.
Uji PPP berdasarkan pada model 1 jelas menolak hipotesis PPP karena mempunyai akar unit apakah digunakan CPI atau WPI. Karena variabel-variabel pada
Model 2 dan 3 mempunyai unit root atau lebih tepatnya mereka adalah proses seimbang yang berbeda difference stationary processes, maka mereka membedakan
variabel-variabel tersebut dan dan menjalankan regresi pada masing-masing pada Model 2 dan 3,
Model 2 : lnE
t
= m + ln
P
t
– P
t
+ i
t
…….……………………………10
Model 3 : lnE
t
= m +
1
lnP
t
+
2
lnP
t
+ i
t
….……………………..……11
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian tentang analisis pengujian penerapan Purchasing Power Parity pada mata uang Rupiah terhadap dollar Amerika. Ruang
lingkup penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara Infalsi, Tingkat suku bunga dan Quasy money terhadap Penerapan Purchasing Power Parity
pada Mata Uang Rupiah dan dollar Amerika baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
3.2. Jenis dan Sumber data
Data dalam penelitian ini adalah data skunder bersifat kuantitatif runtun waktu dikutip dari international Financial Statistics dari tahun 1967-2002.
3.3. Model Analisis
Model yang digunakan dalam pengujian Purchasing Power Parity pada mata uang Rupiah adalah dengan menggunakan uji Engle Granger Error Correction Model.
Pendekatan ini dapat digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model empirik yang digunakan valid atau tidak berdasarkan nilai koefisien error corrections term,
dan dapat juga meliput lebih banyak variabel dalam menganalisa fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang serta mengkaji konsisten tidaknya model empirik
M. Roza Aulia Lubis : Analisis Pengujian Penerapan Purchasing Power Parity Pada Mata Uang Rupiah…, 2007 USU e-Repository © 2008