Pertanggungjawaban Hukum KIM sebagai Korporasi

BAB IV KENDALA DALAM PENERAPAN TANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM

PENGELOLAAN LIMBAH DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN

A. Pertanggungjawaban Hukum KIM sebagai Korporasi

15 Kawasan Industri Medan KIM sebagai korporasi yang berbadan hukum sudah tentu memiliki identitas hukum tersendiri. Identitas hukum suatu korporasi atau perusahaan terpisah dari identitas hukum para pemegang sahamnya, direksi, maupun organ – organ lainnya. Dalam kaidah hukum perdata civil law, jelas ditetapkan bahwa suatu korporasi atau badan hukum merupakan subjek hukum perdata dapat melakukan aktivitas jual beli, dapat membuat perjanjian atau kontrak dengan pihak lain, serta dapat menuntut dan dituntut di pengadilan dalam hubungan keperdataan. Para pemegang saham menikmati keuntungan yang diperoleh dari konsep tanggung jawab terbatas, dan kegiatan korporasi berlangsung terus menerus dalam arti bahwa keberadaannya tidak akan berubah meskipun ada penambahan anggota – anggota baru atau berhentinya atau meninggalnya anggota – anggota yang ada. Namun sampai saat ini, konsep pertanggungjawaban pidana oleh korporasi sebagai pribadi corporate criminal liability merupakan hal yang masih mengundang perdebatan. Banyak pihak yang tidak mendukung pandangan bahwa suatu korporasi yang wujudnya semu dapat melakukan suatu tindak kejahatan serta memiliki criminal 15 Bismar Nasution, Makalah, Disampaikan dalam ceramah di jajaran Kepolisian Daerah Sumatera Utara, bertempat di Tanjung Morawa Medan, pada tanggal 27 April 2006 Syarifuddin Siba : Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pengelolaan Limbah Di Kawasan Industri Medan KIM, 2008 USU Repository © 2008 intent yang melahirkan pertanggungjawaban pidana. Disamping itu, mustahil untuk dapat menghadirkan di korporasi dengan fisik yang sebenarnya dalam ruang pengadilan dan duduk di kursi terdakwa guna menjalani proses peradilan. Korporasi sebagai subyek hukum tidak hanya menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip ekonomi mencari keuntungan yang sebesar – besarnya tetapi juga mempunyai kewajiban untuk memenuhi peraturan hukum di bidang ekonomi yang digunakan pemerintah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 16 Beberapa peranan yang diharapkan terhadap korporasi di dalam proses modernisasi atau pembangunan, diantaranya memperhatikan dan membina kelestarian kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Menyerasikan antara lingkungan hidup dengan pembangunan bukan hal yang mudah, sehingga perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. 17 Terjadinya pencemaran danatau kerusakan lingkungan, kebanyakan dilakukan dalam konteks menjalankan suatu usaha ekonomi dan sering juga merupakan sikap penguasa maupun pengusaha yang tidak menjalankan atau melalaikan kewajiban – kewajibannya dalam pengelolaan lingkungan hidup. 18 16 Sonny Keraf, A., Op. Cit. hlm. 8 17 Suparmoko, M. 1997, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Suatu Pendekatan Teoritis, Yogyakarta BPFE. hlm. 56 – 57. 18 Wahono Baoed, 1996, Penegakan Hukum Lingkungan Melalui Ketentuan – Ketentuan Hukum Pidana, Mahkamah Agung RI, Jakarta, hlm. 42 Syarifuddin Siba : Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pengelolaan Limbah Di Kawasan Industri Medan KIM, 2008 USU Repository © 2008 Pencemaran danatau kerusakan lingkungan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kegiatan industri atau sejenisnya, tentunya lingkungan hidup perlu mendapat perlindungan hukum. Hukum pidana dapat memberikan sumbangan dalan perlindungan hukum bagi lingkungan hidup, namun demikian perlu diperhatikan pembatasan – pembatasan yang secara inheren terkandung dalam penerapan hukum pidana tersebut, seperti azas legalitas maupun azas kesalahan 19 . Mengenai sifat pertanggungjawaban korporasi badan hukum dalam hukum pidana terdapat beberapa cara atau sistem perumusan yang ditempuh oleh pembuat undang – undang, yaitu: a. Pengurus korporasi sebagai pembuat dan pengurusnyalah yang bertanggung jawab; b. Korporasi sebagai pembuat dan pengurus bertanggung jawab; c. Korporasi sebagai pembuat dan juga sebagai yang bertanggung jawab. Pertanggungjawaban pidana badan hukum dalam kasus lingkungan hidup, diatur dalam pasal 46 Undang – Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pertanggungjawaban pidana badan hukum dapat dimintakan kepada badan hukum, pengurus badan hukum, atau badan hukum bersama – sama dengan pengurus. PT. Kawasan Industri Medan sebagai korporasi yang mengelola kawasan industri memiliki sistem pertanggungjawaban hukum, baik perdata, pidana dan 19 Alvi Syahrin, Pidato : Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Pencemaran Dan Atau Kerusakan Lingkungan Hidup Diucapkan pada waktu Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum PidanaLingkungan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, di Gelanggang Mahasiswa USU, 20 Desember 2003 Syarifuddin Siba : Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pengelolaan Limbah Di Kawasan Industri Medan KIM, 2008 USU Repository © 2008 administratif. Untuk pertanggungjawaban hukum dalam kasus lingkungan hidup diatur dalam Undang – Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997 yang implementasinya dituangkan dalam bentuk Tata Tertib Kawasan Industri mengenai Pengendalian dampak Lingkungan. Pertanggungjawaban hukum suatu korporasi dalam hal ini PT. Kawasan Industri Medan yang di dalam kawasan itu sendiri terdiri dari berbagai jenis dunia usaha yang juga berbentuk korporasi mengacu kepada Undang-Undang PT yang di dalam pasal-pasalnya terutama pasal 97 secara gamblang menyebutkan : 1. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 ayat 1 2. Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. 3. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2. 4. Dalam hal Direksi terdiri atas 2 dua anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi. 5. Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat 3 apabila dapat membuktikan : a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; Syarifuddin Siba : Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pengelolaan Limbah Di Kawasan Industri Medan KIM, 2008 USU Repository © 2008 b. untuk melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Dari peraturan perundangan-undang Perseroan ini terlihat bahwa segala urusan maupun permasalahan yang muncul dalam suatu Perseoran yang terdiri dari 2 dua Direksi atau lebih menjadi tanggung jawab bersama setiap Direksi dan merupakan tanggung renteng. Sehingga image masyarakat maupun penegak hukum yang menempatkan PT. KIM sebagai penanggung jawab tunggal dari semua aktivitas bisnis di dalam Kawasan akan berubah dan akan terpola menjadi sebuah pemikiran yang menempatkan PT. KIM sebagai pengelola Kawasan Industri Medan bersama – sama dengan investor yang ada dalam Kawasan Industri Medan bertanggung jawab dalam menjalankan aktivitas industrinya, khususnya dalam hal sistem pengelolaan limbah industri yang muncul akibat dari aktivitas industri itu sendiri.

1. Asas Subsidiaritas