b. untuk melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
Dari peraturan perundangan-undang Perseroan ini terlihat bahwa segala urusan maupun permasalahan yang muncul dalam suatu Perseoran yang terdiri dari 2
dua Direksi atau lebih menjadi tanggung jawab bersama setiap Direksi dan merupakan tanggung renteng. Sehingga image masyarakat maupun penegak hukum
yang menempatkan PT. KIM sebagai penanggung jawab tunggal dari semua aktivitas bisnis di dalam Kawasan akan berubah dan akan terpola menjadi sebuah pemikiran
yang menempatkan PT. KIM sebagai pengelola Kawasan Industri Medan bersama – sama dengan investor yang ada dalam Kawasan Industri Medan bertanggung jawab
dalam menjalankan aktivitas industrinya, khususnya dalam hal sistem pengelolaan limbah industri yang muncul akibat dari aktivitas industri itu sendiri.
1. Asas Subsidiaritas
Penerapan ketentuan pidana perlu memperhatikan asas subsidiaritas sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Umum UUPLH, yaitu sebagai berikut:
Syarifuddin Siba : Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pengelolaan Limbah Di Kawasan Industri Medan KIM, 2008 USU Repository © 2008
“Sebagai penunjang hukum administrasi, berlakunya ketentuan hukum pidana tetap memperhatikan asas subsidiaritas, yaitu bahwa hukum pidana hendaknya sanksi
perdata dan alternatif penyelesaian sengketa lingkungan hidup tidak efektif danatau tingkat kesalahan pelaku relatif berat danatau akibat perbuatannya relatif besar
danatau perbuatannya menimbulkan keresahan masyarakat.” Wewenang direksi yang ada pada Jaksa untuk tidak memberlakukan ketentuan
hukum pidana diberikan rambu – rambu sebagaimana tercantum di atas. Tentang penerapan asas subsidiaritas ini terdapat petunjuk dalam Lampiran
Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum No. B – 60EEjp012002 tertanggal 29 Januari 2002.
Dalam petunjuk tersebut dinyatakan tentang asas subsidiaritas sebagai Persyaratan Formal yang Spesifik dalam menangani Tindak Pidana Lingkungan
Hidup yang diatur dalam UU No. 23 Tahun 1997.
2. Hukum Pidana
Kejahatan korporasi
corporate crime merupakan salah satu wacana yang timbul dengan semakin majunya kegiatan perekonomian dan teknologi. Corporate
crime bukanlah barang baru, melainkan barang lama yang senantiasa berganti kemajuan peradaban dan teknologi turut disertai dengan perkembangan tindak
kejahatan beserta kompleksitasnya. Di sisi lain, ketentuan Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia belum dapat menjangkaunya dan senantiasa ketinggalan untuk
Syarifuddin Siba : Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pengelolaan Limbah Di Kawasan Industri Medan KIM, 2008 USU Repository © 2008
merumuskannya. Salah satu contohnya adalah Tindak Pidana Pencucian Uang money liundering yang baru dikriminalisasikan secara resmi pada tahun 2002.
Contoh lain adalah kejahatan dunia maya atau cyber crime yang pengaturannya baru diundangkan secara resmi pada tahun 2008 ini. Akibatnya banyak bermunculan
tindakan – tindakan atau kasus – kasus illegal, namun tidak dapat dikategorikan sebagai crime.
20
Tindak pidana
crime dapat diidentifikasikan dengan timbulnya kerugian harm, yang kemudian mengakibatkan lahirnya pertanggungjawaban pidana atau
criminal liability.
21
. Yang pada gilirannya mengundang perdebatan, bagaimana pertanggungjawaban korporasi atau corporate liability mengingat bahwa di dalam
Kitab Undang – Undang Hukum Pidana KUHP Indonesia yang dianggap sebagai subyek hukum pidana hanyalah orang perseorangan dalam konotasi biologis yang
alami naturlijkee person. Di samping itu, KUHP juga masih menganut asas sociates delinquere non potest dimana badan hukum atau korporasi dianggap tidak dapat
melakukan tindak pidana Rusman, SH, Pertanggungjawaban Korporasi dalam Tindak Pidana Perikanan
22
. Jika seandainya kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk dan atas nama suatu korporasi terbukti mengakibatkan kerugian dan harus
diberikan sanksi, siapa yang akan bertanggung jawab? Apakah pribadi korporasi itu sendiri atau para pengurusnya?
20
Singgih, Kejahatan Korporasi yang Mengerikan, Pusat Studi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Tangerang: 2005, hlm. 9
21
Hyman Gross, A Theory of Criminal Justice, New York: Oxford University Press, 1979, hal. 114
22
http:www.solusihukum.comartikelartikel45.php, tahun 2003
Syarifuddin Siba : Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pengelolaan Limbah Di Kawasan Industri Medan KIM, 2008 USU Repository © 2008
3. Kejahatan Korporasi