dilangsungkan terhadap putusan bebas terhadap bagi Muchtar Pakpahan. KUHAP menggariskan terhadap putusan bebas tidak dapat diajukan PK. Sekalipun ada
ketentuan pandangan yang lain, MA sepatutnya tidak menggunakan dasar hukum yang bertentangan dengan KUHAP.
69
M.kholidin mengemukakan
Putusan PK kasus Muchtar Pakpahan ini
melanggar pasal 263 ayat 1 KUHAP yang menentukan bahwa putusan bebas vrijspraak dan lepas dari segala tuntutan tidak dapat dimintakan PK. Majelis hakim
kasasi pimpinan Adi Andojo telah membebaskan Muchtar Pakpahan, tapi kemudian dipidana kembali oleh Soerjono melalui lembaga PK.
Kenyataan ini jelas merupakan pelanggaran yang nyata atas pasal 263 ayat 1 KUHAP. Kholidin melanjutkan bahwa kesepakatan Majelis Hakim PK yang
mempidana Muchtar Pakpahan empat tahun penjara juga melanggar Pasal 263 ayat 3 KUHAP. Pasal tersebut menyatakan pidana yang dijatuhkan dalam putuan PK tidak
boleh melebihi pidana yang dijatuhkan dalam putusan semula. Kholidin menyatakan bahwa maksud dari pasal tersebut adalah melindungi terpidana.
70
B. Kasus Gandhi Memorial School
Berkenaan dengan kewenangan Kejaksaan dalam mengajukan peninjauan kembali, putusan ini memberikan pertimbangan sebagai berikut ;
a. Pasal 263 ayat 1 KUHAP tidak secara tegas melarang Jaksa Penuntut Umum
berhak mengajukan peninjauan kembali, sebab logikanya tidak mungkin
69
Kompas, 21 November 1996, Putusan Bebas Murni Hak Yang tidak Bisa Digugat.
70
M.Kholidin, Kasus Muchtar Pakpahan, kemandirian MA, Media Indonesia,29 November 1996.
Bona Fernandez Mt. Simbolon : Kewenangan Jaksa Dalam Melakukan Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana, 2009
terpidana atau ahli warisnya akan mengajukan peninjauan kembali dalam hal vrijspraak Onslag van Rechtvervolging. Dalam hal yang berkepentingan
adalah Jaksa Penuntut Umum atas dasar alasan-alasan tersebut pada pasal 263 ayat 2 KUHAP
b. Pasal 263 ayat 3 KUHAP juga tidak mungkin dimanfaatkan oleh terpidana
atau ahli warisannya, sebab cenderung akan merugikan yang bersangkutan, sehingga logis apabila Jaksa Penuntut Umum diberikan hak untuk
peninjauan kembali melalui pasal ini pernah diatur dalam RO dan Perma No. 1 Tahun 1969 dan Perma No. 1 tahun 1989 Jaksa Agung untuk
memelihara keseragaman putusan consistency in court decision, sekalipun tidak menganut asas “stare decisis” the binding orce of precendent, maka
majelis cenderung untuk mengikuti pendapat Majelis Hakim dalam Keputusan Mahkamah Agung No. 55 PK1996 kasus Dr. Mukhtar Pakpahan SH., MA
di atas yang logika hukumnya bisa dipertanggugjawabkan reasonable” Pertimbangan-pertimbangan tersebut menegaskan bahwa Pasal 263 tidak
melarang secara tegas pengajuan peninjauan kembali oleh Jaksa Penuntut Umum. Selain itu, peninjauan kembali oleh terpidana dan ahli warisnya justru
merugikan mereka. Penegasan ini merupakan bentuk konsistensi Mahkamah Agung mengenai
kewenangan Jaksa Penuntut Umum mengajukan peninjauan kembali. Dengan demikian adalah suatu hal yang sangat wajar jika Jaksa Penuntut Umum dapat
Bona Fernandez Mt. Simbolon : Kewenangan Jaksa Dalam Melakukan Peninjauan Kembali Dalam Perkara Pidana, 2009
mengajukan Peninjauan kembali, karena telah sesuai dengan praktek hukum yang berlaku di negara ini.
C. Kasus Eddy Linus Waworuntu