2.11.3 Data Output yang Dihasilkan
1. Potongan Melintang Berupa tampilan elevasi muka air suatu penampang melintang pada suatu
waktu dalam menerima debit yang masuk. 2. Profil Muka Air
Profil memanjang permukaan air sungai pada suatu waktu tertentu. 3. Profil Penampang Saluran
Tampilan berupa berbagai grafik, misalnya grafik kedalaman hidrolis, debit yang masuk, kecepatan aliran, luas penampang basah, volume dan
angka froude dari penampang memanjang sungai. 4. Kurva Kenaikan
Tampilan berupa grafik hubungan antara tinggi muka air dengan debit pada suatu penampang melintang.
5. Tampilan 3D Sungai Tampilan perspektif tiga dimensi elevasi muka air dalam suatu penggal
sungai. 6. Tabel Potongan Melintang
Berupa tabel output yang menampilkan kedalaman hidroulis, debit yang masuk, kecepatan aliran, luas penampang basah, volume dan angka
froude. 7. Tabel Output Keseluruhan Potongan Melintang
Berupa keseluruhan tabel penampang melintang yang menampilkan kedalaman hidroulis, debit yang masuk, kecepatan aliran, luas penampang
basah, volume dan angka froude.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sebagai program simulasi HEC-RAS mempunyai beberapa kelebihan dan keterbatasan, adapun kelebihan dan keterbatasan HEC-RAS adalah sebagai berikut :
Kelebihan HEC-RAS : 1. Mampu menyelesaikan perhitungan aliran subkritis, kritis, dan superkritis
serta aliran balik. 2. Mampu melakukan simulasi aliran steady dan unsteady.
3. Mampu melakukan simulasi pada jaringan yang komplek. 4. Mampu melakukan simulasi aliran pada sungai atau saluran yang terdapat
bangunan pengontrol maupun bangunan-bangunan air lainnya serta bisa didefinisikan aturan kontrolnya.
Keterbatasan HEC-RAS : 1. Aliran adalah satu dimensi, maksudnya kecepatan aliran seragam
unifrom dalam suatu penampang, dan kemiringan muka air arah transversalnya horisontal.
2. Kemiringan dasar saluran cukup kecil dan mendekati nol sehingga cosinus sudut dianggap sama dengan satu.
3. Untuk aliran unsteady tidak dapat melakukan simulasi aliran superkritis. 4. Untuk aliran unsteady kondisi batas hilir tidak boleh lebih kecil dari
kedalaman kritis. 5. Lemah dalam menghitung profil permukaan air utuk aliran berubah cepat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu rancangan yang berisi langkah-langkah dalam melakukan penelitian Tugas Akhir sehingga dapat terencana dengan baik agar
tujuan dan arah permasalahan tidak menyimpang. Metodologi penelitian berisi tentang bagaimana mendapatkan data-data yang diperlukan, perhitungan yang
diperlukan dalam pengolahan data, dan menarik kesimpulan serta saran-saran yang dapat diberikan dari hasil yang diperoleh.
Pada bab ketiga ini akan dijelaskan secara detail langkah-langkah yang akan dilakukan selama penelitian dilaksanakan sehingga didapatkan hasil akhir penelitian
yang diharapkan.
3.1 Pengumpulan Data
Setiap usaha manusia akan didasarkan oleh suatu alasan yang mendorong untuk bertindak. Apabila ingin merencanakan suatu drainase, maka harus diketahui
alasannya. Untuk lebih memperkuat alasan tersebut perlu adanya pengumpulan data- data, baik data yang diperoleh dari sumber maupun langsung dari lapangan dengan
melakukan pengukuran atau pngamatan. Semua data pendukung dalam kegiatan penelitian ini diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Propinsi Jawa Timur
dan PT. Cipta Surya Wahana. Data-data dan sumber yang digunakan dalam perencanaan sistem pengendali banjir pada aliran Kali Bangiltak dan Kali Wrati
adalah sebagai berikut :
3.1.1 Data Curah Hujan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.