KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: BENZENA DAN TURUNANNYA
KELOMPOK KOMPETENSI G
72
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
a. Sifat Reagen Elektrofil
Reagen elektrofil yang akan bereaksi dengan benzena biasanya tidak begitu saja ditambahkan. Misalnya, untuk reaksi nitrasi, tidak langsung ditambahkan dengan
asam nitrat pekat, tapi asam nitrat pekat harus dicampur dulu dengan asam sulfat pekat untuk memperoleh partikel yang lebih elektrofil yaitu ion nitronium,
NO2
+
HNO
3
+ 2H
2
SO
4
NO
2 +
+ H
3 +
+ 2HS0
4 -
Kemudian ion nitronium itulah yang menyerang benzena.
NO
2
H NO
2
+ H
+
+ NO
2
+H
2
SO
4
NO
2
+ H
+
Di sini tampak bahwa katalis mempunyai peranan penting dalam mempoduksi ion elektrofil, sebab tanpa H
2
SO
4
sebagai katalis, HNO
3
tidak akan menghasilkan ion nitronium, tapi ion nitrat NO
3 -
. Campuran yang dipakai biasanya adalah dengan perbandingan 1 bagian asam nitrat pekat dengan 2 bagian asam sulfat
pekat. Untuk senyawa yang kurang aktif, misalnya p-nitrotoluena, dipergunakan campuran asam nitrat berasap dan asam sulfat berasap.
HNO
3
,120
o
HNO
3
,120
o
HNO
3
,120
o
SO
3
,H
2
SO
4
p-nitrotoluena 2,4-
dinitrotoluena 2,4,6-
trinitrotoluena
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Kimia SMA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: BENZENA DAN TURUNANNYA
KELOMPOK KOMPETENSI G
73
Contoh lain reaksi klorasi benzena menurut Friedel Crafs
Cl + HCl +
FeCl
3
+ Cl
2
Reaksi yang sebenarnya terjadi adalah:
Cl
+
+ + Cl
+
H Cl
2
+ FeCl
3
Cl
+
+ FeCl
4 -
Cl
+
H Cl
+ HCl + FeCl
3
+ FeCl
4 -
Pada reaksi ini harus ada FeCl
3
atau asam lewis lain, karena adanya asam lewis inilah maka Cl
2
dapat diionkan menjadi Cl
+
dan Cl
-
. Kemudian Cl
-
berikatan dengan FeCl
3
menjadi FeCl
4 -
, sedangkan Cl
+
inilah yang merupakan reagen elektrofil bereaksi dengan benzena yang merupakan sumber elektron
mempunyai 3 ikatan pi.
b. Gugus yang sudah terikat pada Benzena
Gugus yang sudah terikat pada benzena mempengaruhi reaktivitas dan orientasi pada reaksi substitusi elektrofilik. Berdasarkan hasil kerja para akhli kimia lebih
100 tahun terakhir ini, telah dipastikan adanya tiga masalah: 1 Adanya kemungkinan hasil reaksi dalam bentuk orto, meta, atau para
orientasi. 2 Persentase tiga bentuk di atas, seandainya ketiga bentuk diperoleh.
3 Reaktivitasnya, jika bandingkan dengan benzena tanpa subtituen gugus yang sudah ada.
Berikut ini diberikan tabel 3.5 mengenai data orientasi dan kecepatan hasil nitrasi pada benzena bersubstituen tunggal.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: BENZENA DAN TURUNANNYA
KELOMPOK KOMPETENSI G
74
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
NO
2
nitrasi R
R
O R
NO
2
+ +
R
NO
2
m p
Tabel 3.5. Orientasi dan Kecepatan Hasil Nitrasi pada
Benzena Bersubstituen Tunggal
R Orientasi
Reaktivitas Relatif
O m
p
-CH
3
-CCH
3 3
-CH2Cl -Cl
-Br -NO2
-COOC2H
3
-CF
3
-
N
CH3
3
56,5 12,0
32,0 29,6
36,5 6,4
2,3 3,5
8,5 15,5
0,9 1,2
93,2 68,4
100 89
40 79,5
52,5 68,9
62,4 0,3
3,3
11 24
15,7 0,302
0,033 0,030
10
-7
0,0003
Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa : 1 beberapa substituen yang mengadakan orientasi ke orto-para atau meta.
Substituen yang mengadakan orientasi ke orto-para disebut pengarah orto- para dan substituen yang mengadakan orientasi ke meta disebut pengarah
meta.
2 substisuen yang merupakan pengarah orto-para dapat mengaktifkan dapat mendeatifkan.
3 substituen yang merupakan pengarah meta bersifat mendeaktifkan. Yang bersifat mengaktifkan tidak dikenal.
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Kimia SMA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: BENZENA DAN TURUNANNYA
KELOMPOK KOMPETENSI G
75
4 beberapa substituen mempunyai reaktivitas yang kecil sekali, kurang dari 1. substituen tersebut dikatakan mempunyai sifat mendeaktfkan
5 beberapa substituen mempunyai reaktivitas yang besar sekali, lebih dari 1. Substituen tersebut dikatakan mempunyai sifat mengaktifkan.
6 Substituen pengarah orto-para mana yang mengaktifkan dan mana yang mendeaktifkan, begitu juga untuk substituen pengarah meta yang selalu
mendeaktifkan dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Substituen pengarah meta yang selalu mendeaktifkan Pengarah o-p
yang mengaktikan Pengarah o-p
yang mendeatifkan Pengarah
–m yang mendeaktifkan
-OH -O
-
-OR -OC
6
H
5
-NH
2
-NR
2
-NHCOCH
3
-Alkil mis. CH
3
-Aril mis. C
6
H
5
-CH
2
Cl -F
-Cl -Br
-ICH = CHNO
2
-NO
2 +
-NH
3 +
-NR
3
-IC
6
H
5
-CF
3
-CCl
3
-SO
3
H -SO
2
R -COOH
-COOR -COH
2
-COH -COR
-CN Mengapa ada gugus pengarah orto-para? Hal ini dapat diterangkan dengan
resonansi, yatu peristiwa bergesernya elektron. Sebagai contoh kita amati senyawa fenol. Fenol mempunyai bentuk resonansi:
.. OH
+
OH OH
+
..
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: BENZENA DAN TURUNANNYA
KELOMPOK KOMPETENSI G
76
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
Ternyata pada tempat orto dan para, atom C bermuatan negatif. Jadi, tempat orto-para disukai elektrofil yang kemudian melekat di situ. Contoh lain: senyawa
klorobenzena yang mempunyai bentuk resonansi.
..
Cl Cl
+
Cl
..
Juga ternyata muatan negatifnya terdapat pada tempat orto-para, sehingga elektrofil melekat di situ.
Contoh lain: senyawa toluena dengan bentuk resonansi.
.. CH
3 +
HCH
2
H
+
CH
2
..
Toluen bersifat sedikit asam, karena itu melepaskan H
+
. Karena H
+
terlepas, pasangan elektron dari C metil diberikan kepada inti benzena menempati lokasi
orto-para, selanjutnya ditempati elektrofil. Bagaimana dengan gugus meta? Hal ini dijelaskan juga dengan bentuk
resonansi. Sebagai contoh kita amati senyawa nitrobenzena yang bentuk resonansinya adalah sebagai berikut :
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Kimia SMA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: BENZENA DAN TURUNANNYA
KELOMPOK KOMPETENSI G
77
+ N
+
+ O
N
+
O O
O N
+
O O
Atom N pada senyawa benzena mempunyai muatan positif, karena itu bersifat menarik elektron dari inti benzena. Ternyata elektron yang ditariknya adalah dari
tempat orto-para, sehingga orto-para kekurangan elektron sehingga akibatnya bermuatan positif. Elektrofil tidak dapat melekat di situ bahkan ditolak, karena itu
melekat ke meta yang bermuatan relatif negatif. Bagaimana reaktivitas dapat dijelaskan? Kita ambil contoh pengarah orto-para
yang mendeaktifkan, tetapi adanya gugus halogen, mendeaktifkan. Hal ini disebabkan karena halogen secara induktif bersifat menarik elektron dari inti
benzena, yang mengakibatkan inti benzena menjadi positif. Karena menjadi positif, maka masukan elektrofil agak terhambat, jadi Cl mendeaktifkan inti
benzena.
c. Ukuran partikel elektrofil