Pengujian Tarik Pengaruh korosi lingkungan pantai pada aluminium paduan 8,5% silikon 4% tembaga.

21 uji secara perlahan-lahan sampai putus. Maka akan terlihat batas mulur, kekuatan tarik, perpanjangan, pengecilan luas diukur dari benda uji. Pelaksanaan pengujian sebagai berikut: a. Ukuran dan nomor benda uji dicatat. b. Kemudian benda uji dipasang pada grip penjepit atas dan bawah pada mesin uji, dan dinaikan atau diturunkan grip bawah dengan kecepatan sedang sehingga penjepitan benda uji dalam posisi yang tepat. Kedudukan benda uji harus vertikal dan setelah itu kedua penjepit dikencangkan secukupnya. c. Power printer dihidupkan dan kertas mili meter blok dipasang pada printer. d. Mesin dijalankan dan catat angka yang ditampilkan pada data display sampai benda uji patah. Beban tarik yang bekerja pada benda uji akan menimbulkan pertambahan panjang disertai pengecilan penampang benda uji. Dari data yang diperoleh dari pengujian tarik, dapat dilakukan perhitungan untuk cari nilai dari tegangan maksimum dan regangan dari benda uji tersebut, perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus berikut: 1. Kekuatan Tarik : adalah gaya maksimal kg, A adalah luas penampang mula-mula adalah ultimate tensile strength atau kekuatan tarik maksimum kg 2. Regangan : adalah regangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 adalah Panjang ukur awal merupakan panjang ukur akhir merupakan pertambahan panjang Semakin besar panjang ukur, semakin besar pula nilai regangan karena pertambahan panjang akan semakin besar, dan rumus dari regangan sendiri berbanding lurus dengan berubahan panjang dan berbanding terbalik dengan panjang ukur awal benda uji. Percobaan tarik akan dilakukan untuk setiap bahan. Dari pengujian tarik dapat disimpulkan sifat mekanik dari suatu bahan yaitu : a. Semakin tinggi kemampuan kekuatan tarik suatu bahan maka akan lebih kuat juga bahan tersebut dapat menerima kekuatan tarik, namun semakin rendah kemampuan kekuatan tarik suatu bahan maka akan lebih lemah bahan dapat menerima kekuatan tarik. b. Semakin tinggi regangan maka bahan tersebut semakin mudah dibentuk, dan sebaliknya semakin kecil regangan maka bahan tersebut akan sulit dibentuk. Gambar 2.3 Kurva Regangan dan Tegangan Uji Tarik sumber: Soeparwi 2006 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

2.6 Korosi

Korosi adalah gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam, Menurut Denny A. Jones pada buku berjudul Principles and Prevention of Corrosion, definisi korosi adalah rusaknya suatu bahan atau berkurangnya kualitas suatu bahan, dikarenakan reaksi dengan lingkungannya. Korosi tersebut bisa mengakibatkan bahan bertambah berat, bahan menjadi semakin ringan dan sifat-sifat mekanisnya berubah. Korosi harus dicegah karena sangat merugikan. Dari kerugian ekonomi sampai kerugian materi. Efek dari Korosi sendiri akan berpegaruh pada umur pemakaian material. Maka untuk mengetahui cepat atau lambatnya korosi pada sebuah material dapat diperhitungankan melalui persamaan: Dengan adalah laju reaksi korosi, ketetapan laju ukuran energy bebas aktivasi dinyatakan dengan Dengan A adalah tetapan, adalah energy bebas selisih energy bebas antara logam dan produk korosinya dan R tetapan gas universal serta temperatur dinyatakan dengan T. Perlu kita ketahui bahwa korosi dibedakan menjadi beverapa jenis, yaitu:

2.6.1 Korosi Merata uniform

Korosi ini merata di seluruh permukaan logam dan termasuk korosi yang paling sering dijumpai. Korosi ini dikontrol oleh reaksi kimia antara permukaan logam dengan media pengkorosifnya. Korosi ini bisa terjadi dikarenakan kompisi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 metalurgi material yang sama. Dengan keseragaman tersebut, pelepasan electron akan merata ke seluruh permukaan. Gambar 2.4 Korosi Merata