24
metalurgi material yang sama. Dengan keseragaman tersebut, pelepasan electron akan merata ke seluruh permukaan.
Gambar 2.4 Korosi Merata
Sumber: Jones, DA : Principles and Prevention of Corrosion PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.6.2 Korosi Galvanis Bimetal
Korosi ini terjadi karena proses elektrokimiawi dua buah logam yang berbeda potensial dihubungkan langsung didalam larutan elektrolit yang sama. Dimana
electron mengalir dari logamanodik kurang mulia ke logam yang lebih katodik lebih mulia, akibatnya logam yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif
karena kehilangan electron.
Gambar 2.5 Korosi Galvanik
Sumber: Jones, DA :Principles and Prevention of corrosion
2.6.3 Korosi Celah
Korosi celah merupakan korosi local yang mempunyai celah antara keduanya yang mengakibatkan terjadinya sel korosi dengan katodanya adalah sisi luar
permukaan celah dan anodanya adalah elktrolit yang mengisi celah itu sendiri
2.6.4 Korosi Sumuran pitting
Merupakan korosi local yang terjadi pada logam secara local selektif yang menghasilkan bentuk permukaan lubang lubang pada logam. Korosi jenis ini
dianggap lebih berbahaya daripada korisi seragam dikeranakan lebih sulit terdeksi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Mekanisme korosi pitting ditandai dengan pembentukan lubang ataupun sumur pada permukaan logam.
Gambar 2.6 Korosi Sumuran
Sumber: Jones, DA :Principles and Prevention of corrosion
2.6.5 Korosi Batas Butir Intergranular
Korosi batas butir merupakan serangan korosi yang terjadi pada batas kristal butir dari suatu paduan karena paduan yang kurang sempurna ada kotoran yang
masukendapan atau adanya gas hydrogen atau oksigen yang masuk pada batas kristalbutiran. Batas butir ini sering menjadi tempat pengendapan precipitation dan
pemisahan segregation. Pengendapan dan pemisahan terjadi dikarenakan pada logam terkandung logam antara dan senyawa pada batas butirnya pada batas butirnya.
Akan sangat renatn terhadap korosi batas butir. Jenis korosi ini sangat berbahaya karena tidak dilihat secara kasat mata