17
berasal dari gerak Brown, yaitu unsur acak atau gangguan yang memiliki variansi yang tak terbatas.
1. Teori Peluang
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial stokastik kita perlu mem- pelajari kalkulus Itô. Pertama, kita harus mengingat konsep dasar teori
peluang.
Definisi 2.6 Percobaan Acak Random Experiment
Sebuah percobaan dikatakan acak apabila hasil dari percobaan tidak dapat
diprediksi sebelumnya.
Definisi 2.7 Ruang Sampel Sample Space dan Titik Sampel Sample Point
Himpunan , yaitu semua kemungkinan hasil dari percobaan acak dinamakan
ruang sampel
. Suatu anggota
dinamakan titik sampel. Contoh 2.4
Pada sebuah percobaan pelemparan koin, kemungkinan hasil yang muncul adalah “angka” dan “gambar . Jadi . dan disebut titik
sampel.
Definisi 2.8
Kejadian Event
Sebuah kejadian adalah suatu koleksi dari hasil percobaan yang merupakan
himpunan bagian dari ruang sampel.
Definisi 2.9
Jika dan adalah kejadian dari ruang sampel , maka
i.
Gabungan dari dua kejadian dapat ditulis sebagai berikut
18
ii.
Irisan dari dua kejadian dapat ditulis sebagai berikut
iii.
Komplemen suatu kejadian dapat ditulis sebagai berikut
iv.
Selisih suatu kejadian dapat ditulis sebagai berikut
Definisi 2.10
Kejadian Saling Asing Disjoint Sepasang kejadian
dan dikatakan saling asing jika
Definisi 2.11
Peluang Probability Misal
adalah kejadian pada ruang sampel berhingga, notasi peluang
menyatakan peluang kejadian akan terjadi dan diberikan oleh:
Definisi 2.12
Aljabar- -Algebra
Misal
himpunan tak kosong. Aljabar- pada adalah koleksi himpunan
bagian dari yang memenuhi:
i. ii.
jika , maka iii.
jika , maka ⋃
.
Contoh 2.5
Koleksi berikut merupakan aljabar- dari himpunan bagian :
1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. untuk suatu
dan 3.
merupakan aljabar- terkecil pada , dan
himpunan kuasa dari merupakan aljabar-
terbesar yang memuat semua himpunan bagian yang mungkin dari
. Sedangkan
untuk suatu dan bukan merupakan aljabar-
, karena
. Definisi 2.13
Ukuran Peluang Probability Measure M aljabar- pada himpunan tak kosong . Fungsi
disebut ukuran peluang jika memenuhi:
i. Untuk sebarang kejadian , .
ii. .
iii. Jika
, maka
⋃ ∑
Kesamaan berlaku jika adalah barisan himpunan yang saling
asing.
Definisi 2.14
Misal adalah aljabar- pada himpunan tak kosong dan ukuran peluang
pada .
i. disebut ruang terukur measurable space
ii. Tripel disebut ruang peluang probability space
20
Teorema 2.1
Jika dan adalah kejadian dan adalah ruang sampel, maka
i. .
ii. .
iii. Jika , maka .
iv. .
Lebih lanjut, jika dan saling asing maka
Bukti: i.
Karena
maka .
ii. Karena
maka .
iii. Karena
dan , maka
dan karena , maka diperoleh .
iv. Kita punya
dan himpunan-himpunan pada sisi kanan saling asing. Sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Maka
Jadi .
Jika dan saling asing, maka . Kita memperoleh
■
Contoh 2.6
Dari 52 kartu remi diambil sebuah kartu secara acak. Berapa peluang teram- bilnya sebuah kartu berbentuk hati atau As.
Jawab: Misal
adalah ruang sampel dengan , adalah kejadian terambil- nya kartu hati dengan
, dan adalah kejadian terambilnya kartu As dengan
. Kejadian menyatakan kejadian kartu As berben- tuk hati. Karena hanya ada satu kartu As yang berbentuk hati, maka
. Kita akan mencari peluang terambilnya sebuah kartu berbentuk hati atau As yaitu
. Kita tahu bahwa satu dari kartu As berbentuk hati, maka
. Dari teorema 2.1 iv, kita dapatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Definisi 2.15
Kejadian Saling Bebas Independent Dua kejadian
dan dikatakan saling bebas jika
Definisi 2.16
Variabel Acak Random Variable Misal
adalah ruang sampel, fungsi disebut variabel acak. Sebuah variabel acak dikatakan diskrit apabila
atau terhitung artinya terdapat fungsi bijektif
. Sedangkan jika tidak terhitung
maka variabel acak dikatakan kontinu. Contoh 2.7
Pada sebuah percobaan pelemparan koin, kita tulis “1” untuk “angka” dan
“0” untuk “gambar. Jadi kita peroleh variabel acak untuk . Dengan kata lain adalah sebuah
variabel acak diskrit.
Definisi 2.17
Variabel Acak Saling Bebas Independent Dua variabel acak
dan dikatakan saling bebas jika
untuk setiap himpunan bagian yang mungkin dan
dari . Hal ini berarti
kejadian dan
saling bebas. Dalam hal ini adalah
notasi singkat untuk .
23
Definisi 2.18
Fungsi Densitas Peluang Probability Density Function Fungsi
disebut fungsi densitas peluang dari variabel acak pada
ruang peluang jika
i. , ;
ii. ∫
untuk sebarang sedemikian sehingga ;
iii. ∫
. Berikut adalah ilustrasi grafik dari fungsi densitas peluang
. i ditunjukkan dengan kurva yang selalu berada di atas sumbu horizontal, ii
dtunjukkan oleh daerah yang diarsir dan iii merupakan luas total area di bawah kurva.
Gambar 2.1
Ilustrasi Grafik Fungsi Densitas Peluang.
Definisi 2.19
Nilai Harapan Expectation Mean Expectation Value
Nilai harapan
dari sebuah variabel acak kontinu diberikan oleh:
∫ dimana
adalah fungsi densitas peluang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Nilai harapan dapat diintepretasikan sebagai rata-rata berbobot weighted average
dari nilai pada ruang sampelnya.
Teorema 2.2
Nilai Harapan Perkalian Dua Variabel Acak yang Saling Bebas Misal
adalah dua variabel acak yang saling bebas, maka
Bukti: Menurut definisi nilai harapan.
∫ ∫ Karena
dan saling bebas maka dapat ditulis ∫
∫ ■
Definisi 2.20
Variansi Variance Misalkan
adalah variabel acak kontinu, variansi dinotasikan dengan
atau menyatakan ukuran dari variasi atau penyebaran distribusi peluang
dari variabel acak dan didefinisikan oleh
∫
Akar dari variansi disebut standar deviasi dari
, yaitu √
25
Definisi 2.21
Fungsi Distribusi Distribution Function
Didefinisikan fungsi distribusi
sebagai peluang variabel acak berni- lai kurang dari atau sama dengan
, yaitu ∫
Persamaan di atas mengakibatkan saat dan
∫
Definisi 2.22
Momen ke-
Momen ke- suatu variabel acak yaitu
.
Definisi 2.23
Fungsi Pembangkit Momen Moment-Generating Function
Fungsi pembangkit momen untuk suatu variabel acak didefinisikan
sebagai berikut
Fungsi pembangkit momen dikatakan ada jika terdapat konstanta positif sedemikian sehingga
hingga untuk .
Teorema 2.3
Jika ada, maka untuk sebarang bilangan bulat positif
| Bukti Teorema 2.2 dapat dilihat pada buku “Mathematical Statistics with
Applications” karangan Dennis D. Wackerly, dkk, tahun 2008 halaman 139 Teorema 3.12.
26
Definisi 2.24
Distribusi Normal Normal Distribution Suatu variabel acak
dikatakan berdistribusi normal dengan rata-rata
dan variansi notasi:
jika memiliki fungsi densitas peluang berbentuk
√
Teorema 2.4
Misal adalah variabel acak berdistribusi normal, maka
∫ dan
∫
Bukti: Pertama kita cari fungsi pembangkit momen dari variabel acak
yang berdistribusi normal, yaitu
∫ √
√ ∫
√ ∫
√ ∫
[ ]
√ ∫
[ ]
√ ∫
[ ]
27
√ ∫
√ ∫
√ ∫
[ ]
√ ∫
∫ √
Fungsi
√
merupakan fungsi densitas peluang distribusi nor- mal dengan rata-rata
dan variansi , dan menurut definisi fungsi
densitas peluang, maka
∫ √
Sehingga kita peroleh fungsi pembangkit momen distribusi normal yaitu
Dengan menggunakan teorema 2.3, kita memperoleh
| |
28
dan |
|
Selanjutnya akan ditunjukkan .
■ Catatan:
Jika suatu variabel acak berdistribusi normal memiliki rata-rata dan
variansi maka variabel acak dikatakan berdistribusi normal standar
dan dinotasikan oleh
. Definisi 2.25
Proses Stokastik Stochastic Process
Proses stokastik
, dengan adalah koleksi dari
variabel acak yang terdefinisi pada ruang peluang yang terindeks
dengan parameter .
29
Definisi 2.26
Lintasan Sampel Sample Path Untuk suatu
, koleksi dinamakan lintasan sampel dari
pada .
Definisi 2.27
Aljabar- yang dibangkitkan oleh proses stokastik
Untuk sebuah proses stokastik , aljabar- adalah
aljabar- terkecil yang memuat semua himpunan yang berbentuk
untuk setiap himpunan yang mungkin dari fungsi pada . Maka
disebut aljabar- yang dibangkitkan oleh .
Definisi 2.28
Proses stokastik dan
pada ruang peluang
dikatakan ekuivalen jika:
untuk setiap . Kita katakan adalah versi dari , dan sebaliknya.
Definisi 2.29
Filtrasi Filtration
Filtrasi
pada ruang terukur adalah koleksi aljabar-
pada yang memenuhi:
untuk setiap .
Definisi 2.30
Proses stokastik
dikatakan teradaptasi terhadap filtrasi
adapted to the filtration jika:
30
untuk setiap . Fungsi
disebut
-terukur.
Proses stokastik selalu teradaptasi terhadap filtrasi natural yang dibangkit-
kan oleh :
Definisi 2.31
Gerak Brown Brownian Motion Proses stokastik
dinamakan gerak Brown atau proses Wiener
jika memenuhi kondisi-kondisi berikut: i.
. ii.
berdistribusi normal dengan rata-rata dan variansi untuk
, artinya untuk setiap , dengan berlaku
√ ∫
iii. adalah variabel acak-variabel acak yang
saling bebas untuk . Dengan kata lain,
mempu- nyai kenaikan yang saling bebas independent increments atau
untuk setiap , dengan .
iv. Mempunyai lintasan sampel yang kontinu, yakni untuk setiap
fungsi adalah fungsi kontinu.
Berikut adalah contoh lintasan sampel gerak Brown. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 2.2
Contoh Lintasan Sampel Gerak Brown dengan .
Sifat lintasan sampel gerak Brown:
i. Kontinu dimana-mana tapi tidak terdiferensial dimana-mana,
ii. Memiliki variasi fungsi yang tidak terbatas pada setiap interval kompak.
Artinya untuk setiap interval tertutup dan terbatas berlaku
∑| |
dengan supremumnya diambil dari semua partisi yang mungkin pada .
iii. Gerak Brown selalu teradaptasi terhadap filtrasi naturalnya.
Bukti dapat dilihat pada buku “Elementary Stochastic Calculus with Finance in
View” karangan Thomas Mikosch tahun 1998 halaman 36. Derau putih white noise didefinisikan sebagai turunan distribusi dari gerak
Brown terhadap waktu, yakni PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pengertian derau putih sebagai turunan distribusi ini akan kita gunakan secara informal. Dari sini diperoleh bahwa derau putih adalah sebuah proses Gauss
berdistri-busi normal dengan rata-rata dan variansi . Derau putih sering
digunakan sebagai model matematika untuk gangguan acak yang bersifat sa-
ling bebas untuk tiap waktu yang berbeda dan memiliki fluktuasi yang besar. 2. Integral Itô
Kita telah mengetahui bahwa lintasan sampel gerak Brown tidak terdiferensial dimana-mana dan memiliki variasi yang tak terbatas pada
suatu interval kompak. Pada bagian ini akan ditunjukkan bahwa integral yang telah kita kenal yaitu integral Riemann ataupun integral Riemann-
Stietjes tidak dapat digunakan untuk mengintegralkan fungsi dengan inte- gratornya merupakan lintasan gerak Brown. Selanjutnya akan didefinisi-
kan integral stokastik Itô sebagai alat untuk mengintegralkan fungsi yang memuat lintasan sampel gerak Brown.
a. Integral Riemann
Integral Riemann tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, karena sudah pernah kita pelajari pada kalkulus dasar. Pada bagian ini
akan dijelaskan integral Riemann secara sederhana. Secara geometri, integral Riemann sering diintepretasikan
sebagai jumlahan luas area yang dibentuk untuk mencari luas daerah yang dibatasi oleh suatu kurva. Berikut ini adalah ilustrasi secara
geometri integral Riemann: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 2.3
Ilustrasi geometri integral Riemann.
Secara matematis, integral Riemann didefinisikan sebagai berikut.
Misal adalah fungsi bernilai real yang terdefinisi pada interval
dan misal dimana
adalah partisi pada , kita katakan terintegral Riemann pada interval
jika limit berikut ada:
∫
‖ ‖
∑
dengan ‖ ‖
dan disebut titik
evaluasi tag. Jumlahan
∑
disebut jumlahan Riemann.
34
Catatan: 1.
Untuk menentukan jumlah partisi pada interval menjadi subinterval yang sama panjang, gunakan rumus
2. Jika terbatas pada atau berarti
dan kontinu di sana kecuali pada sejumlah titik yang berhingga, maka
terintegral Riemann pada . Lebih lanjut, jika
kontinu pada seluruh interval , maka terintegral Riemann pada
.
Contoh 2.8
Hitung ∫
Jawab: Bagi
dalam buah subinterval yang sama panjang, yaitu ma- sing-masing intervalnya memiliki panjang
Kita peroleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Jadi, , sehingga untuk se-
tiap ∑
∑
∑
∑
Berdasarkan kelinieran notasi sigma, kita peroleh ∑
∑ ∑
∑ ∑
Berdasarkan rumus jumlah khusus lihat lampiran 2, kita peroleh ∑
[ ]
36
Karena merupakan suatu partisi yang tetap, maka ‖ ‖ setara
dengan . Sehingga dapat disimpulkan bahwa
∫
‖ ‖
∑
[ ]
Ada dua teorema penting penting dalam teori integral Riemann.
Teorema 2.5
Teorema Dasar Kalkulus I Jika
kontinu pada interval tertutup dan misal adalah sebuah titik pada
, maka
∫
Teorema 2.6
Teorema Dasar Kalkulus II Jika
kontinu dan terintegral Riemann pada interval dan misal
sebarang antiturunan pada pada , maka ∫
Bukti teorema dasar kalkulus pertama dan kedua dapat dilihat pada buku “Calculus 9th Edition” karangan Dale Varberg, dkk tahun
2007 halaman 235 Teorema A dan 243 Teorema A berturut-urut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Contoh 2.9
Gunakan teorema dasar kalkulus kedua untuk menghitung integral yang diberikan pada contoh sebelumnya
Jawab: Pada
∫ kita punya
, , dan . Kita hitung dan sebagai berikut:
Dengan teorema dasar kalkulus kedua, kita peroleh ∫
b. Integral Riemann-Stieltjes
Integral Remann-Stieltjes merupakan integral Riemann yang diperumum. Integral ini melibatkan dua fungsi
dan yang terdefinisi pada interval
, dinotasikan ∫ . Jika kita
ambil , maka kita peroleh integral Riemann ∫
. Definisi integral Riemann-Stieltjes dari
terhadap serupa dengan integral Riemann.
Misal adalah fungsi kontinu bernilai real yang terdefinisi pada inter-
val dan adalah fungsi naik monoton yang terdefinisi pada in-
terval . Misal
dimana adalah partisi pada , kita katakan dikata-
38
kan terintegral Rieman-Stieltjes pada terhadap fungsi jika
limit berikut ada ∫
‖ ‖
∑
dengan ‖ ‖
dan disebut titik
evaluasi tag.
Contoh 2.10
Bagaimana jika kontinu dan naik monoton dengan kontinu, apa-
kah ∫
ada? Jawab:
Dengan menggunakan integral parsial, kita misalkan
dan
Kita peroleh: ∫
| ∫ Karena
kontinu dan kontinu dan naik monoton, maka ∫
terintegral Riemann-Stieltjes.
Contoh 2.11
Jika dan keduanya kontinu pada , apakah ∫
ada? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Jawab: Belum tentu. Untuk menunjukkan hal ini, kita selidiki kasus
, yakni apakah
∫ ada?
Misalkan adalah partisi pada
. Didefinisikan ∑
2.5
yaitu jumlah Riemann-Stieltjes dengan titik evaluasi batas
kiri. Lihat ilustrasi berikut.
Gambar 2.4
Ilustrasi Jumlahan Riemann-Stieltjes .
Selanjutnya kita definisikan ∑
2.6
yaitu jumlah Riemann-Stieltjes dengan titik evaluasi batas
kanan. Lihat ilustrasi berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 2.5
Ilustrasi Jumlahan Riemann-Stieltjes .
Misal , cek apakah
‖ ‖ ‖ ‖
? Dari 2.5 dan 2.6 kita peroleh
∑ ∑
∑
∑
∑ 2.7
dan ∑
∑
∑
∑ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
∑
2.8 Dari persamaan 2.7 dan 2.8, kita memperoleh
∑
[ ∑
] 2.9
dan ∑
[ ∑
] 2.10
Perhatikan persamaan 2.7. Nilai
‖ ‖
∑
disebut variasi kuadratik fungsi
pada . Jadi jelas bahwa
‖ ‖ ‖ ‖
jika variasi kuadratik fungsi pada tidak sama dengan nol.
Dengan kata lain, integral Riemann-Stieltjes berlaku jika variasi kuadratik fungsi
pada sama dengan nol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bagaimana jika yaitu gerak Brown
, apakah inte- gral Riemann-Stieltjes memungkinkan untuk mencari
∫ ?
Berikut adalah sifat-sifat dasar dari gerak Brown. 1.
Kontinu dimana-mana tetapi tidak terdiferensial dimana-mana. 2.
Untuk sebarang , berdistribusi normal dengan rata-rata
dan variansi . Untuk sebarang ,
. Bukti:
Asumsikan , karena
berdistribusi normal dan memiliki kenaikan yang saling bebas, maka
Sifat distributif Kelinieran nilai harapan
Definisi gerak Brown Definisi gerak Brown
yang berarti sama dengan .
3. Untuk
yang tetap, proses stokastik ̃ juga
merupakan gerak Brown. 4.
Untuk sebarang bilangan real , proses stokastik ̃ √ juga merupakan gerak Brown.
5. Variasi kuadratik pada setiap interval adalah .
Untuk melihat hal ini, perhatikan teorema berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Teorema 2.7
Misal adalah partisi dari interval kompak
. Maka:
∑ 2.11
pada dengan ‖
‖ . Dengan
Bukti: Ingat bahwa
∑ dan misalkan
∑ ∑
2.12
dengan . Maka:
∑ 2.13
untuk , dan
karena mempunyai kenaikan yang saling bebas
dan . Di sisi lain,
lihat lampiran 3 dan untuk
pada persamaan 2.13, diperoleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Sehingga, dari persamaan 2.13 kita memperoleh ∑
‖ ‖ ∑
‖ ‖
saat ‖
‖ . Hal ini menunjukkan bahwa konvergen ke 0 di
. Dan dari persamaan 2.12, mengakibatkan persamaan 2.11 terpenuhi. ■
Pada gerak Brown, kita mempunyai ∑
dan ∑
dengan titik evaluasi untuk yaitu pada
dan pada
. Kita mempunyai
∑ ∑
∑
dan ∑
∑ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
∑
Kita memperoleh [
∑ ]
dan [
∑ ]
Menggunakan teorema 2.7, kita peroleh
‖ ‖
[ ]
dan
‖ ‖
[ ]
Sehingga kita dapatkan variasi kuadratik dari gerak Brown yaitu
‖ ‖
[ ]
[ ]
Jadi integral Riemann-Stieltjes tidak bisa dipakai untuk mendefinsi- kan integral fungsi terhadap gerak Brown
∫ . Oleh karena itu
muncullah teori integral stokastik yang pertama kali diperkenalkan oleh matematikawan Jepang Kiyoshi Itô pada tahun 1946. Tujuannya
ialah jika diberikan sebarang proses stokastik dengan
46
sifat-sifat tertentu dan diberikan gerak Brown , kita
ingin mendefinisikan integral stokastik ∫
dengan . Integral tersebut selanjutnya dikenal de-
ngan nama integral Itô. c.
Integral Itô Persamaan diferensial yang memuat derau:
dengan merupakan suatu fungsi dan
diinte- pretasikan sebagai turunan dari gerak Brown yaitu
. Persamaan tersebut dapat kita tulis
atau jika ditulis dalam bentuk diferensial kita peroleh persamaan dife- rensial stokastik:
Persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan integral sebagai berikut:
∫ ∫
∫
∫ ∫
∫ ∫
47
Disini ∫
merupakan bentuk integral Riemann, sedangkan ∫
merupakan bentuk integral Itô yang didefinisikan sebagai integral se- buah fungsi dari proses stokastik terhadap gerak Brown. Selanjutnya,
akan dikonstruksikan integral Itô.
Definisi 2.32
Misal merupakan aljabar- yang dibangkitkan oleh variabel acak . Untuk
, didefinisikan kelas dari fungsi
yang memenuhi
i. teradaptasi- .
ii. ∫
. Misal
menotasikan semua himpunan dari fungsi tangga di , yaitu fungsi
yang berbentuk
dengan , untuk partisi
. Didefinisikan integral Itô untuk fungsi tangga
sebagai berikut ∫
∑ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lemma 2.1
Sifat-Sifat Integral Itô Untuk sebarang
dan , integral Itô memenuhi
i. bersifat terukur-
, ii.
iii. ∫
, iv.
.
Lemma 2.2
Ruang padat di
. Artinya yaitu
untuk setiap terdapat barisan
di dalam sehingga
. Bukti Lemma 2.1 dan 2.2 dapat dilihat di Lecture Notes “Stochastic Diffe-
renti al Equations” karangan Thomas Önskog tahun 2009 pada halaman 21
Lemma 3.4 dan 22 Lemma 3.5 berturut-urut.
Definisi 2.33
Itô integral dari didefinisikan oleh
∫ ∫
dengan limitnya berada di dan
adalah barisan dari fung- si di
sedemikian sehingga ∫
jika .
49
Contoh 2.12
Hitung integral ∫
. Jawab:
Misal adalah partisi dari interval .
Pilih ∑
dengan . Maka
∫ ∑ ∫
∑ ∫ [
]
∑ ∫
∑ [ |
∑ [ ]
∑
∑
∑ jika
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Sehingga kita tahu bahwa ∫
∫
∑
∑
dengan .
Sekarang perhatikan
Dari persamaan di atas, kita memperoleh ∑
∑
∑ ∑
∑
Menurut teorema 2.7 ∑
, sehingga ∑
∑
∑
Sehingga kita peroleh ∫
∑ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Teorema 2.8 Rumus Itô
Misal adalah proses Itô yang diberikan oleh:
dan yaitu fungsi yang terdiferensial kontinu dua kali
pada . Maka,
juga merupakan proses Itô, dan berlaku
dengan dihitung berdasarkan aturan:
Bukti teorema Rumus Itô dapat dilihat pad a buku “Stochastic Differential
Equations. An Introduction with Applications ” karangan Bernt Øksendal
tahun 2003 halaman 44 Teorema 4.1.2.
Bentuk Integral dari Rumus Itô
Dengan mengintegralkan rumus Itô terhadap variabel waktu dari sampai
kita memperoleh ∫
∫
Contoh 2.13
Hitung: a.
∫ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. ∫
Jawab: a.
Pilih , maka
dan dari rumus Itô kita memperoleh ∫
∫
∫ ∫
∫ ∫
Sehingga diperoleh ∫
∫
∫ ∫
b. Pilih
, maka dan dari rumus Itô diperoleh
∫ ∫
∫ ∫
∫ ∫
Sehingga kita memperoleh ∫
∫ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Teorema 2.9
Teorema Fundamental Kalkulus Itô Misal
adalah antiderivatif atau integral tak tentu dalam variabel dari fungsi kontinu
dengan dan kontinu, maka berlaku:
∫ |
∫ [ ]
Khususnya, jika tidak bergantung waktu, yakni , maka
∫ |
∫
Teorema di atas merupakan bentuk lain dari Rumus Itô jika mempunyai
antiturunan .
Contoh 2.14
Hitung ∫
Jawab: Jika
maka dan
∫ ∫ Dengan menggunakan metode integral parsial, kita misalkan
dan
maka ∫
54
untuk .
Jadi menurut Teorema Fundamental Kalkulus Itô kita memperoleh ∫
| ∫
∫ |
∫
∫
∫ ∫
Berdasarkan contoh 2.12 b, kita memperoleh ∫
∫
∫
∫
Sehingga diperoleh ∫
∫
∫
3. Persamaan Diferensial Stokastik