1 nm antara spektra absorbsi maksimum kafein hasil pengamatan dan literatur namun menurut Farmakope Indonesia IV toleransi yang diperbolehkan maksimum
2 nm. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa senyawa yang diamati benar-benar kafein.
E. Pembuatan Larutan Sampel dan Pembacaan Serapan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minuman berenergi yang sudah dalam bentuk larutan maka dalam pembuatan larutan sampel hanya
dilakukan pengenceran. Hal ini dilakukan agar kafein dapat memberikan serapan yang tidak terlalu tinggi sehingga dapat dianalisis. Pengenceran didasarkan pada
optimasi pengenceran sehingga pada pengenceran 50 kali, kafein di dalam sampel akan memberikan serapan sebesar 1,9. Serapan yang digunakan memang besar,
namun data ini akan diolah dengan derivatisasi sehingga amplitudo kafein hasil
derivatisasi tidak terlalu rendah.
Pembacaan serapan sampel digunakan rentang panjang gelombang 220- 300 nm karena pada rentang panjang gelombang tersebut terdapat serapan dari
kafein. Spektrum serapan sampel dapat dilihat pada gambar berikut.
0,5 1
1,5 2
2,5
210 230
250 270
290 310
panjang gelom bang nm absorbansi
Gambar 10. Spektra serapan normal sampel minuman berenergi merek “X” λ
maks
= 265,1 nm
Pada gambar terlihat bahwa spektra larutan sampel memiliki bentuk yang menurun landai membentuk lembah sampai panjang gelombang 241,7 nm
kemudian naik tidak terlalu tinggi membentuk puncak lalu turun agak curam. Puncak yang terbentuk memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang
265,1 nm. Terdapat perbedaan antara spektra kafein baku dengan sampel, hal ini disebabkan karena di dalam sampel terdapat banyak bahan yang memberikan
serapan pada rentang panjang gelombang yang sama antara lain vitamin B3 niasinamid yang mempunyai serapan maksimal pada panjang gelombang 261
nm dan vitamin B6 piridoksin yang mempunyai serapan maksimum pada panjang gelombang 291 nm.
= Gugus Kromofor kafein
= auksokrom
N C
3
OH H
2
C C
H
2
OH HO
N C
O NH
2
H
niasinamida piridoksin
Gambar 11. Struktur niasinamida dan piridoksin
Sedangkan, untuk bahan-bahan lain seperti taurin, vitamin B5 Asam pantotenat, asam sitrat, natrium silkamat, asesulfam-K, kalium sorbat dan
natrium sitrat tidak memberikan serapan pada rentang panjang gelombang 220- 300 nm karena bahan-bahan tersebut tidak memiliki kromofor yang bertanggung
jawab terhadap penyerapan sinar ultraviolet. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-0.5 0.5
1 1.5
2 2.5
220 230
240 250
260 270
280 290
300 310
320
panjang gelombang absorbansi
Gambar 12. Spektra serapan normal kafein dengan sampel minuman berenergi merek “X”. Keterangan : kafein ——, sampel
——
Pada gambar 12, terlihat bahwa spektra kafein baku berbeda dengan spektra sampel. Spektra kafein baku lembah yang terbentuk lebih curam daripada
spektra sampel. Dan puncak yang terbentuk pada spektra kafein dan spektra sampel berbeda. Terjadi pergeseran puncak spektra, dimana puncak spektra
sampel berada pada panjang gelombang yang lebih pendek daripada spektra kafein. Hal ini disebabkan karena di dalam sampel terdapat banyak bahan
tambahan yang memberikan serapan pada rentang 220-300 nm.
F. Penentuan Panjang Gelombang Peak-to-Peak