BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Konstipasi
Konstipasi biasa terjadi pada anak, hanya tiga persen konstipasi pada anak dibawa orang tua berobat ke dokter dan hanya 10 persen sampai 25 persen
yang berobat ke klinik gastroenterologi anak.
1,11
Pada anak normal, buang air besar dialami setiap hari kedua dan ketiga, tanpa kesulitan.
8
Definisi konstipasi bersifat relatif, tergantung pada konsistensi tinja, frekuensi buang air besar dan kesulitan keluarnya tinja. Pada anak normal
yang hanya buang air besar setiap 2 samapi 3 hari dengan tinja yang lunak tanpa kesulitan bukan disebut konstipasi. Namun, buang air besar setiap 3 hari
dengan tinja yang keras dan sulit keluar, sebaiknya dianggap sebagai konstipasi. Konstipasi dapat timbul dari adanya defek pengisian maupun
pengosongan di rektum.
12
Konstipasi merupakan gangguan defekasi atau berkurangnya frekuensi buang air besar disertai dengan perubahan konsistensi tinja. Konstipasi
merupakan suatu keluhan berupa ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna, yang tercermin dari 3 aspek, yaitu berkurangnya frekuensi
buang air besar dari biasanya, tinja yang lebih keras dari sebelumnya dan pada palpasi abdomen teraba masa tinja skibala dengan atau tidak disertai
enkoporesis kecepirit.
1
Universitas Sumatera Utara
Konstipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda-beda pada setiap pasiennya. Menurut World Gastroenterology Organization WGO beberapa
pasien 52 mendefenisikan konstipasi sebagai defekasi keras, tinja seperti pilbutir obat 44, ketidakmampuan defekasi saat diinginkan 34, atau
defekasi yang jarang 33.
13
Menurut North American Society for Pediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition NASPGHAN, konstipasi didefenisikan dengan
kesulitan atau lamanya defekasi, timbul selama 2 minggu atau lebih, dan menyebabkan ketidak nyamanan pada pasien, sedangkan menurut Paris
Consensus on Childhood Constipation Terminology menjelaskan defenisi konstipasi sebagai defekasi yang terganggu selama 8 minggu dengan
mengikuti minimal dua gejala sebagai berikut defekasi kurang dari 3 kali per minggu, inkontinensia frekuensi tinja lebih besar dari satu kali per minggu,
massa tinja yang keras yang dapat mengetuk kloset, massa tinja teraba di abdomen, perilaku menahan defekasi, nyeri saat defekasi.
14
2.2. Epidemiologi Konstipasi