Epidemiologi Konstipasi Patogenesis TINJAUAN PUSTAKA

Konstipasi memiliki persepsi gejala yang berbeda-beda pada setiap pasiennya. Menurut World Gastroenterology Organization WGO beberapa pasien 52 mendefenisikan konstipasi sebagai defekasi keras, tinja seperti pilbutir obat 44, ketidakmampuan defekasi saat diinginkan 34, atau defekasi yang jarang 33. 13 Menurut North American Society for Pediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition NASPGHAN, konstipasi didefenisikan dengan kesulitan atau lamanya defekasi, timbul selama 2 minggu atau lebih, dan menyebabkan ketidak nyamanan pada pasien, sedangkan menurut Paris Consensus on Childhood Constipation Terminology menjelaskan defenisi konstipasi sebagai defekasi yang terganggu selama 8 minggu dengan mengikuti minimal dua gejala sebagai berikut defekasi kurang dari 3 kali per minggu, inkontinensia frekuensi tinja lebih besar dari satu kali per minggu, massa tinja yang keras yang dapat mengetuk kloset, massa tinja teraba di abdomen, perilaku menahan defekasi, nyeri saat defekasi. 14

2.2. Epidemiologi Konstipasi

Sebuah penelitian melaporkan prevalensi konstipasi pada anak usia 4 sampai 17 tahun adalah 22.6 persen 8 sedangkan untuk usia di bawah 4 tahun hanya memiliki prevalensi kejadian konstipasi sebesar 16 persen. 15 Pada studi longitudinal, dilaporkan 16 persen anak usia 9 sampai 11 tahun menderita Universitas Sumatera Utara konstipasi. 16 Penelitian di Amerika Serikat menemukan 28 persen anak-anak Brazil berusia 8-10 tahun mengalami konstipasi. 17 Konstipasi yang tersering adalah konstipasi fungsional. Didapati 90 persen sampai 97 persen kasus konstipasi yang terjadi pada anak merupakan suatu konstipasi fungsional. 8 Penelitian di Indonesia melaporkan prevalensi dari konstipasi fungsional pada anak – anak di Taman Kanak-kakak kawasan Senen Jakarta berkisar 4.4 persen. 18

2.3. Patogenesis

Faktor-faktor penyebab konstipasi berbagai macam dan sulit dimengerti. Berikut merupakan penyebab yang dapat dibedakan berdasarkan struktur gangguan motilitas dan fungsi gangguan bentuk pelvik. Gangguan motilitas dapat berupa : 1. Nutrisi yang tidak adekuat a. Asupan serat tidak adekuat b. Dehidrasi akibat asupan cairan tidak adekuat 2. Motilitas kolon melemah Inersia kolon, konstipasi transit lambat, iritable bowel syndrome IBS, miopati intestinal, sindroma Ogilvie, obat-obatan, penyebab neurologis 3. Faktor psikiatri Depresi, pelecehan seksual, kebiasaan yang menyimpang terhadap makanan dan fungsi pencernaan. Universitas Sumatera Utara Gangguan bentuk pelvik dapat berupa fungsi pelvik dan spingter melemah, obstruksi pelvik, prolapsus rektum, enterokel, intususepsi rektum, rektokel. 13 Untuk membedakan konstipasi dapat dilihat pada Tabel 2.1. yang dibedakan berdasarkan usia yaitu sebagai berikut : 5,19 Tabel 2.1. Diferensial diagnosis konstipasi berdasarkan usia 5 DIFERENSIAL DIAGNOSIS KONSTIPASI BERDASARKAN USIA Bayi Anak-anak 1 tahun Konstipasi fungsional lebih dari 95 kasus Penyebab organik Penyakit Hirschsprung’s Penyebab metabolik: hipotiroid, hiperkalsemi, hipokalemi, diabetes insipidus, diabetes mellitus Kista fibrosis Gluten enteropathy Spinal cord trauma or abnormalities Neurofibromatosis Keracunan logam berat Efek samping obat-obatan Keterlambatan perkembangan Sexual abuse Penyakit Hirschsprung’s Kongenital anorektal malformasi Kelainan Neurologik Encephalopathy Spinal cord abnormalities: myelomeningocele, spina bifida, tethered cord Kista fibrosis Penyebab Metabolik: hipotiroid, hiperkalsemi, hipokalemi, diabetes insipidus Keracunan logam berat Efek samping obat-obatan Universitas Sumatera Utara

2.4. Klasifikasi