BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengukuran Densitas Density
Tabel 4.1. Pengujian densitas dengan penambahan bubuk aluminium 0 - 8
No Kode
Massa Jari-jari
Tinggi Volume
Densitas Sampel
gram cm
cm cm
3
grcm
3
1 A1
167 2,55
4,7 95,963
1,740 2
A2 137
2,55 4,7
95,963 1,427
3 A3
127,5 2,55
4,3 87,796
1,452 4
A4 124,5
2,55 4,3
87,796 1,418
5 A5
113 2,55
4,7 95,963
1,177 6
B1 142,6
2,55 4,9
100,047 1,426
7 B2
106 2,55
4,7 95,963
1,104 8
B3 105
2,55 4,9
100,047 1,049
9 B4
103 2,55
4,7 95,963
1,073 10
B5 91,4
2,55 4,9
100,047 0,919
Hasil pengujian densitas dari sampel bata yang memiliki komposisi semen, pasir, debu terbang fly ash, kapur tohor dan bubuk aluminium dapat dilihat pada grafik
4.1 dengan komposisi campuran seperti pada tabel 3.1 dan 3.2
Universitas Sumatera Utara
28
Gambar 4.1 : Grafik hubungan antara densitas dengan penambahan bubuk
aluminium dengan subtitusi 0 - 8
Pada gambar 4.1.terlihat bahwa nilai densitas terhadap perubahan bubuk aluminium ditambah dengan fly ash pada sampel A berkisar antara 1,177 -
1,740grcm
3
dan sampel B berkisar antara 0,919 - 1,426grcm
3
dan cenderung menurun. Penurunan ini disebabkan oleh densitas dari fly ash = 2,1 grcm
3
yang mensubtitusi semen nilainya lebih kecil dari densitas semen itu sendiri = 3,15
grcm
3
, sehingga pada grafik terlihat terjadi penurunan nilai densitas dari setiap komposisi, walaupun pada persentase 4 pada sampel A dan 6 pada sampel B
terjadi kenaikan densitas, tetapi secara keseluruhan terjadi penurunan densitas.Selain fly ash, penambahan bubuk aluminium yang memiliki densitas =
2,7grcm
3
sangat mempengaruhi densitas dari tiap sampel, hal ini disebabkan karena pemberian bubuk aluminium kedalam massa adukan timbul reaksi kimia
yang melepas sejumlah gas dengan reaksi : 2 Al + 3 Ca OH
2
+ 6 H
2
O 3CaO Al
2
O
3
6 H
2
O + 3H
2
setelah adukan bata akan mengeras maka terbentuk struktur berpori yang disebabkan oleh gas H
2
sehingga batanya menjadi lebih ringanScheffler dan Colombo, 2005 .
0.5 1
1.5 2
2 4
6 8
DE N
S IT
AS g
r cm
3
Sampel A Sampel B
Bubuk Al
Universitas Sumatera Utara
29
Berdasarkan densitasnya beton dapat diklasifikasikan, antara lain : beton ringan dengan densitas 1,75 grcm
3
, medium dengan densitas 1,75 - 2,016 grcm
3
dan beton normal dengan densitas 2,016 grcm
3
Carolyn Schierhorn, 2008. Sedangkan untuk beton konvensional, nilai densitasnya berkisar 2,016
grcm
3
Van Vlack, 2004. Secara umum batas berat beton yang dianggap sebagai beton ringan adalah kurang dari 1,8 grcm
3
Imam Satyarno, 2006. Penelitian sebelumnya berat isi dari beton keras dengan agregat kasar dari lempung bekah
berkisar antara 1,75 - 1,85 grcm
3
, sehingga beton tersebut dapat dikatakan beton ringan Hanock Tanudjaja, 1997. Penelitian beton yang menggunakan kuarsa
halus, limbah perlit, fly ash, semen Portland dan pengembang foaming agent dihasilkan beton dengan densitas 1,12 grcm
3
Abdul Rachman, 2008. Dari pembahasan diatas pada sampel dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak bubuk aluminium dan fly ash yang ditambahkan mengakibatkan densitas bata cenderung semakin kecil. Hasil pengukuran densitas bata pada sampel A
berkisar antara 1,177 grcm
3
- 1740grcm
3
dan pada sampel B berkisar antara 0,919 grcm
3
- 1,426 grcm
3
dapat dilihat pada tabel 4.1. Sehingga bata tersebut dapat diklasifikasikan kedalam bata ringan menurut Carolyn Schierhorn 2008
dan masih dapat digunakan sebagai bata pasangan dinding.
Universitas Sumatera Utara
30
4.2. Pengukuran Serapan Air Water Absorption Tabel 4.2. Pengujian serapan air dengan penambahan bubuk aluminium 0 - 8
No Kode
Massa Kering Massa Jenuh
Serapan Air Sampel
gram gram
1 A1
142 166,5
17,28 2
A2 137
159 16,05
3 A3
127,5 151,2
18,58 4
A4 124,5
148 18,87
5 A5
113 135,9
20,23 6
B1 112
127,7 14,24
7 B2
106 121,4
14,52 8
B3 105
123,8
16,36 9
B4 103
114,5 16,78
10 B5
102 119,5
17,19
Hasil pengujian serapan air dari sampel bata yang memiliki komposisi semen, pasir, debu terbang fly ash, kapur tohor dan bubuk aluminium dapat dilihat pada
grafik 4.2 dengan komposisi campuran seperti pada tabel 3.1 dan 3.2
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 4.2 : Grafik hubungan antara serapan air dengan penambahan bubuk
aluminium dengan subtitusi 0 - 8
Dari gambar grafik 4.2 terlihat bahwa nilai serapan air terhadap perubahan bubuk aluminiumdan fly ash pada sampel A berkisar 16,05 - 20,23 dan pada
sampel B berkisar 14,24 - 17,19 dan cenderung naik. Kenaikan ini disebabkan karena bubuk aluminium yang bereaksi dengan massa adukan membentuk rongga
- rongga kecil pada sampel sehingga semakin banyak persentase bubuk aluminium pada sampel, persentase serapan air semakin naik disamping itu perbedaan bentuk
partikel pada sampel juga mempengaruhi naiknya serapan air. Pada sampel A untuk komposisi bubuk aluminium 2 terjadi penurunan dan kemudian naik
kembali padapersentase berikutnya, hal ini disebabkan karena bubuk aluminium belum bercampur secara merata pada massa adukan.
Berdasarkan SNI 03- 0349-1989 besarnya serapan air bata maksimum sekitar 25 untuk beton yang berfungsi sebagai pasangan dinding. Menurut
Dedy S., dan kawan - kawan 2009 nilai serapan air lapisan luar diperoleh sebesar 2,01 untuk perendaman selama 10 menit dan sebesar 7,06 untuk
perendaman selama 24 jam. Penyerapan airdari beton ringan menggunakan bahan baku batu apung yang dikeringkan secara alami adalah 17,8 - 18,19
5 10
15 20
25 30
2 4
6 8
S E
R AP
AN AI
R
Sampel A Sampel B
Bubuk Al
Universitas Sumatera Utara
32
Liker Bekir Topcu, 2006. Pada penelitian pembuatan bata ringan dari limbah perlit yang dikeringkan alami nilai penyerapan air adalah 24,10 Abdul
Rachman, 2008. Bata ringan yang terdapat dipasaran misalnya bata ringan dari PT. TMBA nilai serapan air adalah 19,57 . Hasil penelitian pada pengukuran
serapan air dari sampel yang sudah dikeringkan dalam waktu 21 hari pada suhu kamar dan direndam selama 24 jam pada sampel A berkisar antara 16,05 -
20,23 dan pada sampel B berkisar antara 14,24 - 17,19 dapat dilihat pada lampiran B. Sehingga bata tersebut memenuhi standart untuk digunakan sebagai
bahan pasangan dinding dan dapat digolongkan kedalam batako tipe I berdasarkan SNI 03-0349-1989.
4.3. Pengukuran Kuat Tekan Compressive Strength