Validitas Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa item-item dalam PRS memiliki nilai reliabilitas yang baik.
Meskipun dalam penelitian sebelumnya diketahui memiliki nilai reliabilitas yang baik, peneliti melakukan pengujian kembali untuk
mencari nilai reliabilitas dalam PRS dengan mencari Chronbach’s
Alpha
α. Dari hasil pengujian nilai reliabilitas Chronbach’s Alpha α menggunakan
SPSS for window version
16.0 oleh peneliti, didapatkan
nilai reliabilitas skala PRS sebesar 0,895. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala PRS yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
reliabilitas yang baik.
Tabel 3.
Reliabilitas Perceived Restorativeness Scale PRS versi adaptasi
b. Reliabilitas
Attention Network Test
ANT Pada penelitian sebelumnnya,
Attention Network Test
memiliki nilai reliabilitas yang baik pada tiga fungsi atensi yaitu
alerting
,
orienting
, dan
executive control
dengan jumlah subjek 40 yang dilakukan pada dua sesi atau metode
test-retest
sebesar 0,87. Pada penjabarannya, fungsi
alerting
memiliki nilai reliabilitas paling rendah yaitu 0,52 kemudian fungsi
orienting
memiliki nilai reliabilitas 0,61 dan fungsi
executive control
memiliki nilai reliabilitas yang paling tinggi yaitu 0,77 Fan dkk., 2002.
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
0.895 17
Penelitian selanjutnya mengatakan bahwa dengan jumlah subjek 1.129 dengan metode
split-half
fungsi
alerting
tetap memiliki reliabilitas yang paling rendah yaitu 0,38 kemudian fungsi
orienting
sebesar 0,55 dan
executive control
memiliki reliabilitas paling tinggi yaitu 0,81. Peneliti tidak dapat memastikan rendahnya pengukuran
reliabilitas pada fungsi
orienting
dan fungsi
alerting
sebagai kelemahan alat ukur ANT atau justru benar-benar menginterpretasikan
kondisi atau permasalahan jaringan pada otak sehingga perbedaan setiap individu dapat terlihat melalui tiga fungsi atensi tersebut
MacLeod dkk, 2010. Meskipun pada penelitian sebelumnya telah diketahui nilai
reliabilitas tergolong baik, peneliti akan melihat nilai reliabilitas ANT dalam penelitian ini. Dalam upaya memenuhi nilai reliabilitas
Attention Network Test
, peneliti melakukan pengujian
test-retest
untuk melihat korelasi hasil
pre-test
dan
post-test
seperti yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya Fan dkk, 2002. Nilai
reliabilitas menggunakan teknik
test-retest
akan diuji menggunakan
SPSS for window version
16.0 dengan 40 subjek. Tahap pertama yang dilakukan adalah uji normalitas yaitu melihat
data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan
Shapiro-Wilk
karena data yang digunakan kurang dari 50 Riadi, 2015. Cara membaca tabel normalitas adalah
jika nilai signifikasi atau p 0,05 maka data dapat dikatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdistribusi secara normal sedangkan p 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal Riadi, 2015. Uji normalitas menentukan
pengujian selanjutnya menggunakan analisis statistik parametrik atau nonparametrik Riadi, 2015.
Tabel 4.
Uji Normalitas Test-retest Attention Network Test Versi Adaptasi Tests of Normality
Shapiro-Wilk Statistic
df Sig.
Alerting Pre-test 0.955
40 0.116
Orienting Pre-test 0.91
40 0.004
Conflict Pre-test 0.968
40 0.317
Alerting Post-test 0.979
40 0.669
Orienting Post-test 0.82
40 Conflict Post-test
0.883 40
0.001 a. Lilliefors Significance Correction
. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel 4, Terdapat tiga fungsi yang memiliki data tidak
normal atau p 0,05. Maka analisis
test-retest
dilakukan dengan menggunakan analisis nonparametrik.
Tabel 5.
Hasil Korelasi Test-retest Attention Network Test Versi Adaptasi Correlations
Spearmans rho
Alerting Pre- test
Alerting Post- test
Correlation Coefficient
.332 Sig. 2-tailed
0.036 N
40 Orienting
Pre-test Orienting
Post-test Correlation
Coefficient 0.161
Sig. 2-tailed 0.321
N 40
Conflict Pre- test
Conflict Post- test
Correlation Coefficient
.520 Sig. 2-tailed
0.001 N
40 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat ketiga fungsi atensi yaitu
alerting
,
orienting,
dan
executive control
atau
conflict effect
memiliki korelasi yang baik dengan koefisien korelasi 0,05 Riadi, 2015.
Walaupun fungsi
orienting
memiliki nilai koefisien korelasi paling rendah yaitu 0,161 kemudian fungsi
alerting
memiliki nilai koefisien korelasi 0,332 dan fungsi
executive control
memiliki nilai koefisien korelasi 0,520.