Deskripsi Data Penelitian Pembahasan

tahap post-test sebesar 106,14 lebih kecil dari tahap pre-test dengan mean 119,57. Tabel 15. Uji One Way Anova pada Tiga Kelompok Penelitian ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Pretest alerting Between Groups 551.143 2 275.571 .529 .592 Within Groups 31.229.714 60 520.495 Total 31.780.857 62 Posttest alerting Between Groups 2.455.841 2 1.227.921 2.939 .061 Within Groups 25.070.476 60 417.841 Total 27.526.317 62 Pretest orienting Between Groups 520.413 2 260.206 .593 .556 Within Groups 26.315.524 60 438.592 Total 26.835.937 62 Posttest orienting Between Groups 266.000 2 133.000 .416 .662 Within Groups 19.191.714 60 319.862 Total 19.457.714 62 Pretest conflict Between Groups 712.286 2 356.143 .395 .676 Within Groups 54.159.429 60 902.657 Total 54.871.714 62 Posttest conflict Between Groups 934.508 2 467.254 .453 .638 Within Groups 61.939.238 60 1.032.321 Total 62.873.746 62 Berdasarkan tabel 15 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil uji beda antar fungsi atensi dari tiga kelompok penelitian yaitu kelompok vegetasi, urban, dan kontrol dengan p 0,05.

4. Analisis Tambahan

Analisis tambahan dilakukan untuk melengkapi hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis tambahan berisi hasil analisis Rata- rata Keakuratan, dan analisis data Perceived Restorativeness Scale PRS kelompok eksperimen yang terdiri dari kelompok urban dan vegetasi. a. Rata-rata Keakuratan Mean Accuracy Attention Network Test ANT tidak hanya mengukur tiga fungsi atensi namun juga rata-rata keakuratan dari ketiga fungsi atensi yaitu alerting, orienting, dan executife control atau conflict effect. Berikut rata-rata keakuratan setiap kelompok penelitian tahap pre-test dan post-test . Jika rata-rata keakuratan mencapai angka 100 maka subjek dapat merespon semua stimulus dengan tepat. Tabel 16. Rata-rata Keakuratan Kelompok Penelitian tahap pre-test dan post-test Descriptive Statistics N Mean Kontrol mean accuracy pretest 21 97.76 Kontrol mean accuracy posttest 21 98.52 Vegetasi mean accuracy pretest 21 98.00 Vegetasi mean accuracy posttest 21 98.38 Urban mean accuracy pretest 21 97.19 Urban mean accuracy posttest 21 98.71 Valid N listwise 21 Berdasarkan tabel 15 rata-rata keakuratan lebih dari 97 dan kurang dari 99 untuk ketiga fungsi atensi pada tiga kelompok penelitian tahap pre-test dan post-test . Pada tahap post-test rata-rata subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merespon stimulus dengan tepat untuk tiga fungsi atensi pada tiga kelompok penelitian rata-rata berada pada angka 98 . b. Analisis hasil Perceived Restorativeness Scale PRS Setelah melakukan analisis terhadap data mean reaction time for correct trials , peneliti melanjutkan analisis terhadap Perceived Restorativeness Scale PRS. Peneliti melakukan tahap-tahap analisis mulai dari uji normalitas dan uji beda. Seluruh tahap analisis statistik diolah dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0. i. Uji Normalitas Perceived Restorativeness Scale PRS Setelah menguji data pada ketiga fungsi atensi, peneliti melakukan uji normalitas kembali untuk data yang telah didapat dari Perceived Restorativeness Scale PRS. Karena PRS hanya dibagi pada kelompok eksperimen dengan tujuan melihat persepsi subjek terhadap manipulasi video yang diberikan, maka hanya ada 40 data yang didapatkan yaitu 20 untuk kelompok video lanskap vegetasi dan 20 untuk kelompok video lanskap urban. Oleh karena itu, peneliti menggunakan Shapiro-Wilk dengan dasar pengambilan keputusan sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada penelitian PRS memiliki data yang tidak terdistribusi secara normal yaitu p 0,05 pada kelompok video lanskap urban dengan p = 0,038. Pada kelompok video lanskap vegetasi memiliki distribusi secara normal dengan p 0,05 yaitu p = 0,123 tabel telampir . Maka analisis selanjutnya peneliti menggunakan analisis nonparametrik Riadi, 2015. ii. Uji Mann Whitneyy Perceived Restorativeness scale PRS Uji Mann Whitney memiliki fungsi yang sama dengan Independent Sample Test yaitu untuk menguji dua data yang tidak berhubungan. Uji Mann Whitney digunakan ketika data dapat terdistribusi secara normal Riadi, 2015. Dasar pengambilan keputusan adalah jika p 0,05 maka tidak ada perbedaan antara dua data tersebut sebaliknya jika p 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan dari dua data tersebut. Berdasarkan hasil analisis terhadap data PRS terdapat perbedaan antara kelompok video lanskap vegetasi dan kelompok video laskap urban yaitu p 0,05 dengan p = 0,000 tabel terlampir . Bila dilihat berdasarkan mean rank , kelompok vegetasi memiliki mean rank yang lebih tinggi yaitu 28,81 dari pada kelompok video lanskap urban dengan mean rank 14,19 tabel terlampir . Maka video lanskap vegetasi memiliki nilai Perceived Restirativeness Scale PRS lebih tinggi dibandingkan kelompok video lanskap urban.

F. Pembahasan

Atensi merupakan kemampuan mahasiswa dalam mengelola sumber daya mental yang terbatas untuk memproses sejumlah informasi yang ditangkap oleh panca indra dan diolah oleh proses-proses kognitif lainnya. Atensi dapat diukur dengan menggunakan Attention Network Test ANT. ANT mengukur atensi berdasarkan tiga fungsi atensi yaitu alerting , orienting , dan executive control atau conflict effect. Namun, pada dasarnya atensi seseorang dapat mengalami penurunan dan memiliki kecenderungan mengalami Directed Attention Fatigue DAF. Penelitian terbaru mengatakan seseorang yang bertempat tinggal di daerah perkotaan semakin berpotensi mengalami DAF. Dalam upaya untuk mengatasi masalah DAF, Attention Restoration Theory ART salah satu teori tentang Psikologi Lingkungan menjelaskan bahwa melalui lingkungan dengan unsur vegetasi dapat memulihkan direct attention dari DAF, maka penelitian ini memiliki hipotesis bahwa video lanskap vegetasi dapat membantu peningkatan direct attention pada mahasiswa dibandingkan dengan video lanskap urban. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, peneliti melakukan beberapa uji statistik untuk menentukan hipotesis diterima atau tidak. Hipotesis diuji menggunakan uji Wilcoxon karena data tidak terdistribusi secara normal dan tidak homogen. Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan pada tiga fungsi atensi kelompok urban, vegetasi, dan kontrol tahap pre-test dan post-test pada mahasiswa. Terdapat peningkatan direct attention yang diukur melalui fungsi conflict effect pada kelompok yang diberi manipulasi video lanskap vegetasi dibandingkan kelompok yang diberi manipulasi video lanskap urban dan kelompok kontrol. Namun dengan catatan, data dalam penelitian ini tidak memiliki sebaran data yang homogen pada tiga kelompok penelitian. Uji beda Wilcoxon dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan pada fungsi conflict effect pada kelompok video lanskap vegetasi tahap pre-test dan post-test dengan p 0,05 yaitu p = 0,006 dengan rata-rata keakuratan dalam merespon stimulus sebesar 98 . Selain melakukan uji beda Wilcoxon , peneliti juga melakukan uji beda One Way Anova dengan tujuan melihat kemampuan dari manipulasi yang diberikan. Dari ketiga kelompok penelitian Vegetasi, Urban, Kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan pada tahap pre-test dan post-test dengan p 0,05. Artinya, ketiga kelompok penelitian pada masing-masing fungsi sebelum diberi manipulasi memiliki kondisi yang relatif sama. Namun, setelah diberi manipulasi data rerata masing-masing kelompok penelitian juga tidak memiliki perbedaaan yang signifikan atau relatif sama. Perfoma direct attention dilihat melalui fungsi executive control atau conflict effect dapat dikatakan mengalami peningkatan jika memiliki milidetik lebih rendah pada tahap post-test daripada tahap pre-test Emfield Neider, 2014; Berman dkk., 2008. Pada penelitian ini mean rank fungsi conflict effect kelompok vegetasi tahap post-test yang mengalami penurunan dengan dibandingkan pada tahap pre-test yaitu 106,14 119,57. Maka dapat dikatakan performa direct attention pada kelompok video lanskap vegetasi dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Selain itu, dalam penelitian ini fungsi alerting kelompok vegetasi juga terdapat perbedaan yang signifikan p 0,05 yaitu p = 0,013, dengan mean rank pada tahap post-test lebih rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI daripada tahap pre-test 36,38 51,29. Sedangkan kelompok urban dan kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa direct attention yang membutuhkan upaya mental dan Attention Restorative Theory ART mengindentifikasi bahwa direct attention sebagai bagian dari fungsi kognitif dapat dipulihkan melalui interaksi dengan alam dibandingkan urban Berman dkk., 2008; Emfield Neider, 2014. Pengalaman bersentuhan dengan alam walaupun hanya melalui gambar berdurasi 10 menit dapat meningkatkan atensi dilihat dari berkurangnya milidetik atau lebih cepat pada tahap post-test pada kelompok vegetasi pada fungsi conflict effect dibandingkan kelompok urban Berman dkk, 2008. Fungsi conflict effect merupakan fungsi atensi yang lebih banyak membutuhkan upaya mental dibandingkan dua fungsi alerting dan orienting Jin Fan dkk., 2002; Berman dkk., 2008. Pada penelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa direct attention melibatkan penyelesaian konflik ketika seseorang berusaha menekan stimulus yang mengganggu Berman dkk, 2008 dan Attention Network Test ANT merupakan salah satu alat ukur yang mampu mengukur direct attention seseorang yang dilihat dari hasil fungsi conflict effect . Fungsi conflict effect atau fungi executive dalam ANT merupakan kemampuan seseorang dalam memilih satu anak panah yang searah dengan tanda plus + dari lima arah anak panah yang muncul kemudian dihitung rata-rata waktu reaksi dalam milidetik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perceived Restorativeness Scale PRS mengukur persepsi seseorang terhadap lingkungan berdasarkan empat komponen dalam Attention Restorative Theory. Hasil yang didapatkan dari data Perceived Restorativeness Scale PRS mendukung bahwa video lanskap vegetasi dipersepsikan sebagai lingkungan yang memberikan efek pemulihan dari atensi yang membutuhkan upaya mental. Dari data PRS dapat terlihat dari perbedaan antara kelompok dengan manipulasi video lanskap vegetasi dan video lanskap urban. Video lanskap vegetasi memiliki nilai mean PRS lebih tinggi dibandingkan dengan video lanskap urban, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa pengalaman berinteraksi dengan alam memiliki nilai PRS tinggi dibandingkan dengan suasana industri dan perkotaan Pasini dkk., 2014. Hasil data PRS ini juga mendukung adanya kesesuaian antara proses seleksi video yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung. Video lanskap vegetasi sebagai stimulus involuntary attention dengan memanfaatkan micro-break pada penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang memanfaatkan waktu micro-break dengan berinteraksi dengan lingkungan alam atau vegetasi untuk memulihkan fungsi kognitif seseorang Lee dkk., 2015. Walaupun micro-break pada penelitian ini dilakukan dengan durasi lima menit sedangkan pada penelitian sebelumnya dilakukan selama 40 detik dengan media gambar. Namun, penelitian ini memiliki durasi lebih cepat dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh Berman, Jonides, dan Kaplan yaitu dengan durasi 10 menit Berman dkk., PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2008. Namun, durasi lima menit merupakan durasi yang standar untuk melakukan micro-break Kim dkk., 2016. Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atensi, peneliti mengupayakan kontrol terhadap usia dari subjek penelitian, yaitu mahasiswa yang termasuk kategori dewasa awal dengan usia 18-25 tahun. Dimana berdasarkan penelitian sebelumnya, usia dapat mempengaruhi fungsi atensi seseorang Jennings dkk, 2007. Selain itu, pada usia dewasa awal mulai terbentuknya hubungan neuron, sinapsis, dan dendrite baru pada otak yang dapat mendukung kinerja otak. Selain itu, penelitian ini juga memilih subjek penelitian yang sehat secara fisik dan psikologis. Namun, dalam penelitian ini tidak menggali informasi tentang riwayat gangguan kesehatan khususnya yang berkaitan dengan otak. Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan pada fungsi atensi khusunya fungsi conflict effect ataupun fungsi alerting dan orienting pada kelompok urban pada tahap pre-test dan post-test . Peneliti menemukan kecenderungan adanya ketidaksesuaian subjek penelitian, pada penelitian sebelumnya mengatakan bahwa seseorang yang tinggal dan beraktivitas dilingkungan yang padat dan terlalu banyak aktifitas, dapat membuat pengolahan informasi semakin banyak dan membuat kelelahan mental Lee dkk., 2015. Pada penelitian ini sebagian besar subjek penelitian merupakan mahasiswa Psikologi, Farmasi, Teknik Informatika, dan Teknik elektro dengan jumlah total 54 mahasiswa yang sebagian besar beraktivitas seperti mengikuti perkuliahan dan kegiatan mahasiswa di Kampus III Universitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sanata Dharma. Secara demografis, lingkungan kampus III Universitas Sanata Dharma tidak berada ditengah kota yang penuh dengan aktivitas dan permasalahan tentang lingkungan. Maka video lanskap urban tidak terlalu memberikan dampak bagi perubahan fungsi atensi subjek. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas pemaparan involuntary attention berupa video lanskap vegetasi terhadap perbedaan tingkat atensi yang dapat dilihat melalui uji beda Wilcoxon . Pada kelompok eksperimen dengan manipulasi video lanskap vegetasi terdapat penurunan mean dalam milidetik antara tahap pre-test dengan post-test pada fungsi atensi alerting dan executive control dengan p = 0,013 0,05 dan p = 0,006 0,05. Efektivitas pemaparan involuntary attention didukung oleh hasil Perceived Restorativeness Scale PRS dengan uji beda Mann Whitney yang menyatakan bahwa video lanskap vegetasi memiliki perbedaan yang signifikan terhadap video lanskap urban. Perolehan rata-rata PRS pada video lanskap vegetasi jauh lebih tinggi dibandingkan video lanskap urban. Hal ini berarti video lanskap vegetasi dalam penelitian ini dapat menjadi stimulus involuntary attention yang memenuhi empat komponen lingkungan yang memberikan efek memulihkan direct attention seseorang.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, pemilihan subjek penelitian yang kurang spesifik dalam hal demografi, khususnya lingkungan tempat tinggal. Seseorang yang memiliki aktivitas di lingkungan perkotaan dapat mempengaruhi tingkat atensi seseorang. Kedua, peneliti tidak melakukan pilot study dan hanya mengandalkan percobaan alat ukur Attention Network Test saat test-retest dan percobaan video saat proses seleksi dengan menggunakan Perceived Restorativeness Scale . Hal tersebut membuat peneliti kurang mendapat gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan sehingga kurang mendapat evaluasi sebelum pengambilan data yang sesungguhnya. Selain keterbatasan yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu diperhatikan pula bahwa data pada penelitian ini tidak homogen, artinya kondisi data pada ketiga kelompok penelitian dari tiga fungsi atensi sebelum manipulasi tidak berada pada keadaan yang sama. Peneliti juga kurang maksimal dalam melakukan upaya kontrol tehadap salah satu faktor yang mempengaruhi atensi yaitu gangguan pada otak.

C. Saran

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya untuk menentukan subjek penelitian dengan tepat khususnya mempertimbangkan lingkungan tempat tinggal atau tempat beraktivitas sehari-hari dari subjek penelitian. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk melakukan pilot study dengan tujuan mendapat gambaran hasil dan membuat evaluasi sebelum pengambilan data eksperimen. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menyetarakan faktor atensi khususnya gangguan pada otak dengan cara melakukan asesmen yang dapat diketahui dengan cara melakukan pemeriksaan pada otak atau menggali informasi pada subjek penelitian terkait riwayat sakit yang pernah atau sedang dialami, khususnya terkait pada kelainan pada otak. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat mengembangkan bentuk stimulus involuntary attention yang lebih inovatif.

2. Bagi Mahasiswa

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat efektivitas pemaparan involuntary attention dalam bentuk video lanskap vegetasi terhadap peningkatan direct attention dengan memanfaatkan waktu micro-break atau waktu istirahat sejenak. Mahasiswa dapat memanfaatkan video lanskap vegetasi disela-sela waktu mengerjakan tugas untuk memulihkan atensi dari kelelahan mental yang dialami saat mengerjakan tugas atau belajar.

3. Bagi Pemerintah

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah dalam membangun dan memelihara lingkungan hidup, khususnya dalam penambahan ruang terbuka hijau di lingkungan perkotaan. 89 DAFTAR PUSTAKA Anderson, J. R. 1980. Cognitive Psychology and Its Implication . United State of America: The Maple-Vail Book Manufacturing Group. Arief, A. 1994. Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran ed. revisi . Jakarta: RajaGrafindo Persada. Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi ed .2 . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik. 2014. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis tahun 1987-2013 . Diunduh dari http:bps.go.idlinkTabelStatisviewid1413 Berman, M. G., Jonides, J Kaplan, S. 2008. The Cognitive Benefits of Interacting With Nature. Psychological Science 19 12. 1207-1212. Berto, R. 2014. The Role of Nature in Coping with Psycho-Physiological Stress: A Literature Review on Restorativeness. Behavioral Science 4. 394-409. Bratman, G. N., Daily, G. C., Levy, B. J Gross, J. J. 2015. The benefits of nature experience: Improved Affect and Cognition. Landscape and Urban Planning. 138 2015, 41-50. Brown, C. 2007. Cognitive Psychology . New Delhi: CM Digitals. Emfield, A. G., Neider, M. B. 2014. Evaluating Visual and Auditory Contribution to the Cognitive Restoration Effect. Frontiers in Psychology . Fan, J. 2002. Download ANT. Diunduh dari http:www.sacklerinstitute.orgusersjin.fan Fan, J., McCandliss, B., Sommer, T., Raz, A Posner, M. I. 2002. Testing Efficiency and Independence of Attention Networks. Journal of Cognitive Neuroscience 143. 340-347. Fan, J., McCandliss, B. D., Fossella, J., Flombaum, J. I., Posner, M. I. 2005. The activation of attention networks. NeuroImage 26. 471-479. Hartig, T., Evans, G. W., Jamner, L. D., Davis, D. S Garling, T. 2003. Tracking restoration in natural and urban field settings. Journal of Environmental Psychology 23. 109-123. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hartig, T., Mang, M Evans, G. W. 1991. Restorative Effect of Natural Environment Experiences. Environment and Behavior 23 3 . 3-26. Hartig, T., Korpela, K., Evans, G. W Garling, T. 1997. A Measure of Retorative Quality in Environments. Scandinavian Housing Planning Research 14. 175-194. Hedge, A. 2002. Ergonomics: Friend or Faux?. GPSolo 19 8. 11, 16-17. Ishigami, Y. 2011. The Attention Network Test ANT: Individual Differences Components Of Attention Across The Life Span. Thesis. Dalhousie University. Diunduh dari https:dalspace.library.dal.cabitstreamhandle1022213307Ishigami_Yo ko_PhD_Psych_March2011.pdf?sequence=3 Iskandar, Z. 2013. Psikologi Lingkungan . Bandung: Refika Aditama. Jennings, M. J., Dagenbach, D., Engle, C. M., Funke, L. J. 2007. Age-Related Changes and the Attention Network Task: An Examination of Alerting, Orienting, and Executive Function. Aging, Neuropsychology, and Cognitif 14 . 353-369. Kaplan, S. 1995. The Restorative Benefits Of Nature: Toward An Integrative Framework. Journal of Environmental Psychology 15. 169-182. Kaplan, S., Bardwell, L. V Slakter, D. B. 1993. The Restorative Experience as a Museum Benefit. The journal of Museum Education, 18 3, 15-18. Kaplan, S Kaplan, R. 1989. The Experience of Nature . United States of America: Cambridge University Press. Kementrian Komunikasi dan Informatika. 2011. Hasil Survei Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK Di Sektor Bisnis Indonesia 2011. Diunduh dari https:web.kominfo.go.idsitesdefaultfilesHasil20Survei20TIK20 Sektor20Bisnis202011.pdf Kerlinger, F. N. 2006. Asas – Asas Penelitian Behavioral . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kim, S., Park, Y Niu, Q. 2016. Micro-break activities at work to recover from daily work demands. Journal of Organizational Behavior, J. Largo-Wight, E., Chen. W. W., Dodd, V Weiler, R. 2011. Healthy Workplaces: The Effect of Nature contact at Work on Employee Stress and Health. Public Health Reports 1974- 126. 124-130. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Laumann, K., Garling, T Stormark, K. M. 2001. Rating Scale Measures Of Restorative Components Of Eenvironment. Journal of Environmental Psychology 21. 31-44. Lee, K. E., Williams, K. J. H., Sargent, L. D., Williams, N. S. G Johnson, K. A. 2015. 40-second green roof views sustain attention: The role of micro- breaks in attention restoration. Journal of Environmental Psychology, 42 . 182-189. Liu, M., Mattson, R. H., Kim, E. 2004. Influence of lavender fragrance and cut flower arrangements on cognitive performance. The International Journal of Aromatherapy 14. 169-174. Lohr, V. I., Pearson-Mims, C. H Goodwin, G. K. 1996. Interior Plants May Improve Worker Productivity and Reduce Stress in a Windowless Environment. Journal of Environmental Horticulture 14 2. 97-100. Maas, J., Verheij, R. A., Groenewegen, P. P., Vries, S. D Spreeuweberg. P. 2006. Green space, urbanity, and health: how strong is the relation ?. Journal of Epidemiology and Community Health 1979- 60 7. 587-592. McLeod, J. W. 2009. Psychometric Consideration of The Attention Network Test. Thesis. McMaster University. Diunduh dari https:macsphere.mcmaster.cabitstream1137590221fulltext.pdf MacLeod. J. W., McConnell M. M., Lawrence, M. A., Eskes, G. A., Klein, R. M Shore, D. I. 2010. Appraising the ANT: Psychometric and Theoritical Consideration of the Attention Network Test. Neuropsychology 24 5. 637-651. Mancuso, S., Rizzitelli, S Azzarello, E. 2006. Influence of green vegetation on children‟s capacity of attention: a case study in Florence, Italy. Advances in Horticulture Science 20 3. 220-223. Mastumoto, D Juang, L. 2008. Culture Psychology 4 th ed . Canada: Nelson Education, Ltd. Ojobo, H. I., Mohamad, S Said, I. 2014. Validating the Measures of Perceived Restorativeness in Obudu Mountain Resort, Cross River State, Nigeria. Open Journal of Social Science 2 . 1-6. Papalia, D, E., Old, S, W., Feldman, R, D. 2008. Human Development Psikologi Perkembangan ed. 9. Jakarta: Prenada Media Group. Papalia, D. E., Olds, S. W Feldmen, R. D. 2009. Human Development . Jakarta: Salemba Humanika.