tahap
post-test
sebesar 106,14 lebih kecil dari tahap
pre-test
dengan
mean
119,57.
Tabel 15.
Uji One Way Anova pada Tiga Kelompok Penelitian
ANOVA Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
Pretest alerting Between
Groups 551.143
2 275.571 .529
.592 Within
Groups 31.229.714
60 520.495
Total 31.780.857
62 Posttest alerting
Between Groups
2.455.841 2 1.227.921 2.939 .061
Within Groups
25.070.476 60
417.841 Total
27.526.317 62
Pretest orienting Between
Groups 520.413
2 260.206 .593
.556 Within
Groups 26.315.524
60 438.592
Total 26.835.937
62 Posttest orienting
Between Groups
266.000 2
133.000 .416 .662
Within Groups
19.191.714 60
319.862 Total
19.457.714 62
Pretest conflict Between
Groups 712.286
2 356.143 .395
.676 Within
Groups 54.159.429
60 902.657
Total 54.871.714
62 Posttest conflict
Between Groups
934.508 2
467.254 .453 .638
Within Groups
61.939.238 60 1.032.321
Total 62.873.746
62
Berdasarkan tabel 15 tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari
hasil uji beda antar fungsi atensi dari tiga kelompok penelitian yaitu kelompok vegetasi, urban, dan kontrol dengan p 0,05.
4. Analisis Tambahan
Analisis tambahan dilakukan untuk melengkapi hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis tambahan berisi hasil analisis Rata-
rata Keakuratan, dan analisis data
Perceived Restorativeness Scale
PRS kelompok eksperimen yang terdiri dari kelompok urban dan vegetasi.
a. Rata-rata Keakuratan
Mean Accuracy Attention Network Test
ANT tidak hanya mengukur tiga fungsi atensi namun juga rata-rata keakuratan dari ketiga fungsi atensi
yaitu
alerting, orienting,
dan
executife control
atau
conflict effect.
Berikut rata-rata keakuratan setiap kelompok penelitian tahap
pre-test
dan
post-test
. Jika rata-rata keakuratan mencapai angka 100 maka subjek dapat merespon semua stimulus dengan tepat.
Tabel 16.
Rata-rata Keakuratan Kelompok Penelitian tahap pre-test dan post-test
Descriptive Statistics
N Mean Kontrol mean accuracy pretest
21 97.76
Kontrol mean accuracy posttest 21
98.52 Vegetasi mean accuracy pretest
21 98.00
Vegetasi mean accuracy posttest 21
98.38 Urban mean accuracy pretest
21 97.19
Urban mean accuracy posttest 21
98.71 Valid N listwise
21
Berdasarkan tabel 15 rata-rata keakuratan lebih dari 97 dan kurang
dari 99 untuk ketiga fungsi atensi pada tiga kelompok penelitian tahap
pre-test
dan
post-test
. Pada tahap
post-test
rata-rata subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merespon stimulus dengan tepat untuk tiga fungsi atensi pada tiga kelompok penelitian rata-rata berada pada angka 98 .
b. Analisis hasil
Perceived Restorativeness Scale
PRS Setelah melakukan analisis terhadap data
mean reaction time for correct trials
, peneliti melanjutkan analisis terhadap
Perceived Restorativeness Scale
PRS. Peneliti melakukan tahap-tahap analisis
mulai dari uji normalitas dan uji beda. Seluruh tahap analisis statistik diolah dengan menggunakan
SPSS for windows version
16.0. i.
Uji Normalitas
Perceived Restorativeness Scale
PRS Setelah menguji data pada ketiga fungsi atensi, peneliti
melakukan uji normalitas kembali untuk data yang telah didapat dari
Perceived Restorativeness Scale
PRS. Karena PRS hanya dibagi pada kelompok eksperimen dengan tujuan melihat persepsi
subjek terhadap manipulasi video yang diberikan, maka hanya ada 40 data yang didapatkan yaitu 20 untuk kelompok video lanskap
vegetasi dan 20 untuk kelompok video lanskap urban. Oleh karena itu, peneliti menggunakan
Shapiro-Wilk
dengan dasar pengambilan keputusan sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pada penelitian PRS memiliki data yang tidak terdistribusi
secara normal yaitu p 0,05 pada kelompok video lanskap urban dengan p = 0,038. Pada kelompok video lanskap vegetasi memiliki
distribusi secara normal dengan p 0,05 yaitu p = 0,123
tabel
telampir
. Maka analisis selanjutnya peneliti menggunakan analisis nonparametrik Riadi, 2015.
ii. Uji
Mann Whitneyy Perceived Restorativeness scale
PRS Uji
Mann Whitney
memiliki fungsi yang sama dengan
Independent Sample Test
yaitu untuk menguji dua data yang tidak berhubungan. Uji
Mann Whitney
digunakan ketika data dapat terdistribusi secara normal Riadi, 2015. Dasar pengambilan
keputusan adalah jika p 0,05 maka tidak ada perbedaan antara dua data tersebut sebaliknya jika p 0,05 maka terdapat perbedaan
yang signifikan dari dua data tersebut.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data PRS terdapat
perbedaan antara kelompok video lanskap vegetasi dan kelompok video laskap urban yaitu p 0,05 dengan p = 0,000
tabel terlampir
. Bila dilihat berdasarkan
mean rank
, kelompok vegetasi
memiliki
mean rank
yang lebih tinggi yaitu 28,81 dari pada kelompok video lanskap urban dengan
mean rank
14,19
tabel terlampir
. Maka video lanskap vegetasi memiliki nilai
Perceived Restirativeness Scale
PRS lebih tinggi dibandingkan kelompok video lanskap urban.
F. Pembahasan
Atensi merupakan kemampuan mahasiswa dalam mengelola sumber daya mental yang terbatas untuk memproses sejumlah informasi yang ditangkap
oleh panca indra dan diolah oleh proses-proses kognitif lainnya. Atensi dapat diukur dengan menggunakan
Attention Network Test
ANT. ANT mengukur atensi berdasarkan tiga fungsi atensi yaitu
alerting
,
orienting
, dan
executive control
atau
conflict effect.
Namun, pada dasarnya atensi seseorang dapat mengalami penurunan dan memiliki kecenderungan mengalami
Directed Attention Fatigue
DAF. Penelitian terbaru mengatakan seseorang yang bertempat tinggal di daerah perkotaan semakin berpotensi mengalami DAF.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah DAF,
Attention Restoration Theory
ART salah satu teori tentang Psikologi Lingkungan menjelaskan bahwa melalui lingkungan dengan unsur vegetasi dapat memulihkan
direct attention
dari DAF, maka penelitian ini memiliki hipotesis bahwa video lanskap vegetasi dapat membantu peningkatan
direct attention
pada mahasiswa dibandingkan dengan video lanskap urban. Untuk membuktikan hipotesis
tersebut, peneliti melakukan beberapa uji statistik untuk menentukan hipotesis diterima atau tidak. Hipotesis diuji menggunakan uji
Wilcoxon
karena data tidak terdistribusi secara normal dan tidak homogen.
Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan pada tiga fungsi atensi kelompok urban, vegetasi, dan kontrol tahap
pre-test
dan
post-test
pada mahasiswa. Terdapat peningkatan
direct attention
yang diukur melalui fungsi
conflict effect
pada kelompok yang diberi manipulasi video lanskap vegetasi dibandingkan kelompok yang diberi manipulasi video lanskap urban dan
kelompok kontrol. Namun dengan catatan, data dalam penelitian ini tidak memiliki sebaran data yang homogen pada tiga kelompok penelitian. Uji beda
Wilcoxon
dalam penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan pada fungsi
conflict effect
pada kelompok video lanskap vegetasi tahap
pre-test
dan
post-test
dengan p 0,05 yaitu p = 0,006 dengan rata-rata keakuratan dalam merespon stimulus sebesar 98 . Selain melakukan uji beda
Wilcoxon
, peneliti juga melakukan uji beda
One Way Anova
dengan tujuan melihat kemampuan dari manipulasi yang diberikan. Dari ketiga kelompok penelitian
Vegetasi, Urban, Kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan pada tahap
pre-test
dan
post-test
dengan p 0,05. Artinya, ketiga kelompok penelitian pada masing-masing fungsi sebelum diberi manipulasi memiliki kondisi yang
relatif sama. Namun, setelah diberi manipulasi data rerata masing-masing kelompok penelitian juga tidak memiliki perbedaaan yang signifikan atau
relatif sama. Perfoma
direct attention
dilihat melalui fungsi
executive control
atau
conflict effect
dapat dikatakan mengalami peningkatan jika memiliki milidetik lebih rendah pada tahap
post-test
daripada tahap
pre-test
Emfield Neider, 2014; Berman dkk., 2008. Pada penelitian ini
mean rank
fungsi
conflict effect
kelompok vegetasi tahap
post-test
yang mengalami penurunan dengan
dibandingkan pada tahap
pre-test
yaitu 106,14 119,57. Maka dapat dikatakan performa
direct attention
pada kelompok video lanskap vegetasi dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Selain itu, dalam penelitian ini
fungsi
alerting
kelompok vegetasi juga terdapat perbedaan yang signifikan p 0,05 yaitu p = 0,013, dengan
mean rank
pada tahap
post-test
lebih rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
daripada tahap
pre-test
36,38 51,29. Sedangkan kelompok urban dan kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa
direct attention
yang membutuhkan upaya mental dan
Attention Restorative Theory
ART mengindentifikasi bahwa
direct attention
sebagai bagian dari fungsi kognitif dapat dipulihkan melalui interaksi dengan alam
dibandingkan urban Berman dkk., 2008; Emfield Neider, 2014. Pengalaman bersentuhan dengan alam walaupun hanya melalui gambar
berdurasi 10 menit dapat meningkatkan atensi dilihat dari berkurangnya milidetik atau lebih cepat pada tahap
post-test
pada kelompok vegetasi pada fungsi
conflict effect
dibandingkan kelompok urban Berman dkk, 2008. Fungsi
conflict effect
merupakan fungsi atensi yang lebih banyak membutuhkan upaya mental dibandingkan dua fungsi
alerting
dan
orienting
Jin Fan dkk., 2002; Berman dkk., 2008. Pada penelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa
direct attention
melibatkan penyelesaian konflik ketika seseorang berusaha menekan stimulus yang mengganggu Berman dkk, 2008 dan
Attention Network Test
ANT merupakan salah satu alat ukur yang mampu mengukur
direct attention
seseorang yang dilihat dari hasil fungsi
conflict effect
. Fungsi
conflict effect
atau fungi
executive
dalam ANT merupakan kemampuan seseorang dalam memilih satu anak panah yang searah dengan tanda
plus
+ dari lima arah anak panah yang muncul kemudian dihitung rata-rata waktu reaksi dalam
milidetik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perceived Restorativeness Scale
PRS mengukur persepsi seseorang terhadap lingkungan berdasarkan empat komponen dalam
Attention Restorative Theory.
Hasil yang didapatkan dari data
Perceived Restorativeness Scale
PRS mendukung bahwa video lanskap vegetasi dipersepsikan sebagai
lingkungan yang memberikan efek pemulihan dari atensi yang membutuhkan upaya mental. Dari data PRS dapat terlihat dari perbedaan antara kelompok
dengan manipulasi video lanskap vegetasi dan video lanskap urban. Video lanskap vegetasi memiliki nilai
mean
PRS lebih tinggi dibandingkan dengan video lanskap urban, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
mengatakan bahwa pengalaman berinteraksi dengan alam memiliki nilai PRS tinggi dibandingkan dengan suasana industri dan perkotaan Pasini dkk.,
2014. Hasil data PRS ini juga mendukung adanya kesesuaian antara proses seleksi video yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung.
Video lanskap vegetasi sebagai stimulus
involuntary attention
dengan memanfaatkan
micro-break
pada penelitian ini juga mendukung penelitian
sebelumnya yang memanfaatkan waktu
micro-break
dengan berinteraksi dengan lingkungan alam atau vegetasi untuk memulihkan fungsi kognitif
seseorang Lee dkk., 2015. Walaupun
micro-break
pada penelitian ini dilakukan dengan durasi lima menit sedangkan pada penelitian sebelumnya
dilakukan selama 40 detik dengan media gambar. Namun, penelitian ini memiliki durasi lebih cepat dibandingkan penelitian yang dilakukan oleh
Berman, Jonides, dan Kaplan yaitu dengan durasi 10 menit Berman dkk., PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2008. Namun, durasi lima menit merupakan durasi yang standar untuk melakukan
micro-break
Kim dkk., 2016. Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi atensi, peneliti
mengupayakan kontrol terhadap usia dari subjek penelitian, yaitu mahasiswa yang termasuk kategori dewasa awal dengan usia 18-25 tahun. Dimana
berdasarkan penelitian sebelumnya, usia dapat mempengaruhi fungsi atensi seseorang Jennings dkk, 2007. Selain itu, pada usia dewasa awal mulai
terbentuknya hubungan neuron, sinapsis, dan
dendrite
baru pada otak yang dapat mendukung kinerja otak. Selain itu, penelitian ini juga memilih subjek
penelitian yang sehat secara fisik dan psikologis. Namun, dalam penelitian ini tidak menggali informasi tentang riwayat gangguan kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan otak. Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan yang signifikan pada fungsi
atensi khusunya fungsi
conflict effect
ataupun fungsi
alerting
dan
orienting
pada kelompok urban pada tahap
pre-test
dan
post-test
. Peneliti menemukan kecenderungan adanya ketidaksesuaian subjek penelitian, pada penelitian
sebelumnya mengatakan bahwa seseorang yang tinggal dan beraktivitas dilingkungan yang padat dan terlalu banyak aktifitas, dapat membuat
pengolahan informasi semakin banyak dan membuat kelelahan mental Lee dkk., 2015. Pada penelitian ini sebagian besar subjek penelitian merupakan
mahasiswa Psikologi, Farmasi, Teknik Informatika, dan Teknik elektro dengan jumlah total 54 mahasiswa yang sebagian besar beraktivitas seperti
mengikuti perkuliahan dan kegiatan mahasiswa di Kampus III Universitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sanata Dharma. Secara demografis, lingkungan kampus III Universitas Sanata Dharma tidak berada ditengah kota yang penuh dengan aktivitas dan
permasalahan tentang lingkungan. Maka video lanskap urban tidak terlalu memberikan dampak bagi perubahan fungsi atensi subjek.
86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas pemaparan
involuntary attention
berupa video lanskap vegetasi terhadap perbedaan tingkat atensi yang dapat dilihat melalui uji beda
Wilcoxon
. Pada kelompok eksperimen dengan manipulasi video lanskap vegetasi
terdapat penurunan
mean
dalam milidetik
antara tahap
pre-test
dengan
post-test
pada fungsi atensi
alerting
dan
executive control
dengan p = 0,013 0,05 dan p = 0,006 0,05. Efektivitas pemaparan
involuntary attention
didukung oleh
hasil
Perceived Restorativeness Scale
PRS dengan uji beda
Mann Whitney
yang menyatakan bahwa video lanskap vegetasi memiliki perbedaan yang signifikan terhadap
video lanskap urban. Perolehan rata-rata PRS pada video lanskap vegetasi jauh lebih tinggi dibandingkan video lanskap urban. Hal ini berarti video lanskap
vegetasi dalam penelitian ini dapat menjadi stimulus
involuntary attention
yang memenuhi empat komponen lingkungan yang memberikan efek memulihkan
direct attention
seseorang.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, pemilihan subjek penelitian yang kurang spesifik dalam hal demografi, khususnya lingkungan
tempat tinggal. Seseorang yang memiliki aktivitas di lingkungan perkotaan dapat mempengaruhi tingkat atensi seseorang. Kedua, peneliti tidak
melakukan
pilot study
dan hanya mengandalkan percobaan alat ukur
Attention Network Test
saat
test-retest
dan percobaan video saat proses seleksi dengan menggunakan
Perceived Restorativeness Scale
. Hal tersebut membuat peneliti kurang mendapat gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan sehingga
kurang mendapat evaluasi sebelum pengambilan data yang sesungguhnya. Selain keterbatasan yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu diperhatikan pula
bahwa data pada penelitian ini tidak homogen, artinya kondisi data pada ketiga kelompok penelitian dari tiga fungsi atensi sebelum manipulasi tidak
berada pada keadaan yang sama. Peneliti juga kurang maksimal dalam melakukan upaya kontrol tehadap salah satu faktor yang mempengaruhi atensi
yaitu gangguan pada otak.
C. Saran
1. Bagi Penelitian Selanjutnya
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya untuk menentukan subjek penelitian dengan
tepat khususnya mempertimbangkan lingkungan tempat tinggal atau tempat beraktivitas sehari-hari dari subjek penelitian. Penelitian
selanjutnya juga disarankan untuk melakukan
pilot study
dengan tujuan mendapat gambaran hasil dan membuat evaluasi sebelum pengambilan
data eksperimen. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyetarakan faktor atensi khususnya gangguan pada otak dengan cara melakukan asesmen yang dapat diketahui dengan cara melakukan
pemeriksaan pada otak atau menggali informasi pada subjek penelitian terkait riwayat sakit yang pernah atau sedang dialami, khususnya terkait
pada kelainan pada otak. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat mengembangkan bentuk stimulus
involuntary attention
yang lebih inovatif.
2. Bagi Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat efektivitas pemaparan
involuntary attention
dalam bentuk video lanskap vegetasi terhadap peningkatan
direct attention
dengan memanfaatkan waktu
micro-break
atau waktu istirahat sejenak. Mahasiswa dapat memanfaatkan video lanskap vegetasi disela-sela waktu mengerjakan tugas untuk memulihkan
atensi dari kelelahan mental yang dialami saat mengerjakan tugas atau belajar.
3. Bagi Pemerintah
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah dalam membangun dan memelihara lingkungan hidup,
khususnya dalam penambahan ruang terbuka hijau di lingkungan perkotaan.
89
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, J. R. 1980.
Cognitive Psychology and Its Implication
. United State of America: The Maple-Vail Book Manufacturing Group.
Arief, A. 1994.
Hutan Hakikat dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan
. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Arsyad, A. 2014.
Media Pembelajaran ed. revisi
. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Azwar, S. 2012.
Penyusunan Skala Psikologi ed .2
. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik. 2014.
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut
Jenis tahun
1987-2013
. Diunduh
dari http:bps.go.idlinkTabelStatisviewid1413
Berman, M. G., Jonides, J Kaplan, S. 2008. The Cognitive Benefits of Interacting With Nature.
Psychological Science 19 12.
1207-1212. Berto, R. 2014. The Role of Nature in Coping with Psycho-Physiological Stress:
A Literature Review on Restorativeness.
Behavioral Science 4.
394-409. Bratman, G. N., Daily, G. C., Levy, B. J Gross, J. J. 2015. The benefits of
nature experience: Improved Affect and Cognition.
Landscape and Urban Planning. 138 2015,
41-50. Brown, C. 2007.
Cognitive Psychology
. New Delhi: CM Digitals. Emfield, A. G., Neider, M. B. 2014. Evaluating Visual and Auditory
Contribution to the Cognitive Restoration Effect.
Frontiers in Psychology
. Fan,
J. 2002.
Download ANT.
Diunduh dari
http:www.sacklerinstitute.orgusersjin.fan Fan, J., McCandliss, B., Sommer, T., Raz, A Posner, M. I. 2002. Testing
Efficiency and Independence of Attention Networks.
Journal of Cognitive Neuroscience 143.
340-347. Fan, J., McCandliss, B. D., Fossella, J., Flombaum, J. I., Posner, M. I. 2005. The
activation of attention networks.
NeuroImage 26.
471-479. Hartig, T., Evans, G. W., Jamner, L. D., Davis, D. S Garling, T. 2003.
Tracking restoration in natural and urban field settings.
Journal of Environmental Psychology 23.
109-123. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hartig, T., Mang, M Evans, G. W. 1991. Restorative Effect of Natural Environment Experiences.
Environment and Behavior 23 3
. 3-26. Hartig, T., Korpela, K., Evans, G. W Garling, T. 1997. A Measure of
Retorative Quality in Environments.
Scandinavian Housing Planning Research 14.
175-194. Hedge, A. 2002. Ergonomics: Friend or Faux?.
GPSolo 19 8.
11, 16-17. Ishigami, Y. 2011. The Attention Network Test ANT: Individual Differences
Components Of Attention Across The Life Span. Thesis. Dalhousie University.
Diunduh dari
https:dalspace.library.dal.cabitstreamhandle1022213307Ishigami_Yo ko_PhD_Psych_March2011.pdf?sequence=3
Iskandar, Z. 2013.
Psikologi Lingkungan
. Bandung: Refika Aditama. Jennings, M. J., Dagenbach, D., Engle, C. M., Funke, L. J. 2007. Age-Related
Changes and the Attention Network Task: An Examination of Alerting, Orienting, and Executive Function.
Aging, Neuropsychology, and Cognitif 14
. 353-369. Kaplan, S. 1995. The Restorative Benefits Of Nature: Toward An Integrative
Framework.
Journal of Environmental Psychology 15.
169-182. Kaplan, S., Bardwell, L. V Slakter, D. B. 1993. The Restorative Experience as
a Museum Benefit.
The journal of Museum Education, 18 3,
15-18. Kaplan, S Kaplan, R. 1989.
The Experience of Nature
. United States of America: Cambridge University Press.
Kementrian Komunikasi dan Informatika. 2011. Hasil Survei Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK Di Sektor Bisnis Indonesia
2011. Diunduh
dari https:web.kominfo.go.idsitesdefaultfilesHasil20Survei20TIK20
Sektor20Bisnis202011.pdf Kerlinger, F. N. 2006.
Asas
–
Asas Penelitian Behavioral
. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kim, S., Park, Y Niu, Q. 2016. Micro-break activities at work to recover from daily work demands.
Journal of Organizational Behavior, J.
Largo-Wight, E., Chen. W. W., Dodd, V Weiler, R. 2011. Healthy Workplaces: The Effect of Nature contact at Work on Employee Stress
and Health.
Public Health Reports 1974- 126.
124-130. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Laumann, K., Garling, T Stormark, K. M. 2001. Rating Scale Measures Of Restorative Components Of Eenvironment.
Journal of Environmental Psychology 21.
31-44. Lee, K. E., Williams, K. J. H., Sargent, L. D., Williams, N. S. G Johnson, K. A.
2015. 40-second green roof views sustain attention: The role of micro- breaks in attention restoration.
Journal of Environmental Psychology, 42
. 182-189.
Liu, M., Mattson, R. H., Kim, E. 2004. Influence of lavender fragrance and cut flower arrangements on cognitive performance.
The International Journal of Aromatherapy 14.
169-174. Lohr, V. I., Pearson-Mims, C. H Goodwin, G. K. 1996. Interior Plants May
Improve Worker Productivity and Reduce Stress in a Windowless Environment.
Journal of Environmental Horticulture 14 2.
97-100. Maas, J., Verheij, R. A., Groenewegen, P. P., Vries, S. D Spreeuweberg. P.
2006. Green space, urbanity, and health: how strong is the relation ?.
Journal of Epidemiology and Community Health 1979- 60 7.
587-592. McLeod, J. W. 2009. Psychometric Consideration of The Attention Network
Test. Thesis.
McMaster University.
Diunduh dari
https:macsphere.mcmaster.cabitstream1137590221fulltext.pdf MacLeod. J. W., McConnell M. M., Lawrence, M. A., Eskes, G. A., Klein, R. M
Shore, D. I. 2010. Appraising the ANT: Psychometric and Theoritical Consideration of the Attention Network Test.
Neuropsychology 24 5.
637-651. Mancuso, S., Rizzitelli, S Azzarello, E. 2006. Influence of green vegetation
on children‟s capacity of attention: a case study in Florence, Italy.
Advances in Horticulture Science 20 3.
220-223. Mastumoto, D Juang, L. 2008.
Culture Psychology 4
th
ed
. Canada: Nelson Education, Ltd.
Ojobo, H. I., Mohamad, S Said, I. 2014. Validating the Measures of Perceived Restorativeness in Obudu Mountain Resort, Cross River State, Nigeria.
Open Journal of Social Science 2
. 1-6. Papalia, D, E., Old, S, W., Feldman, R, D. 2008.
Human Development Psikologi Perkembangan ed. 9.
Jakarta: Prenada Media Group. Papalia, D. E., Olds, S. W Feldmen, R. D. 2009.
Human Development
. Jakarta: Salemba Humanika.