1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini akan membahas Latar Belakang, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Pemecahan Masalah, Batasan Pengertian, Tujuan Penelitian, Analisis
Masalah dan Manfaat Penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. KTSP dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan. Penyusunan KTSP
berpedoman pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
BSNP, 2006.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kurikulum disusun agar memungkinkan
pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional,
spiritual, dan kinestik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Dalam kerangka dasar kurikulum terdapat kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu mata pelajaran yang termasuk kelompok ini
adalah matematika. Dalam KTSP matematika mempunyai alokasi waktu yang lebih banyak jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain baik di kelas tinggi
maupun kelas rendah. Dalam standar isi dijelaskan bahwa matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang,
dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif BSNP, 2006.
Demi tercapainya kompetensi tersebut di atas, maka setiap guru harus mampu menerapkan berbagai strategi pembelajaran.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM SD Negeri Kalisari, siswa telah tuntas belajar matematika apabila telah mencapai nilai minimal 75. Sedangkan
pembelajaran dikatakan telah tuntas jika 85 atau lebih siswa telah mencapai KKM. Menurut ketentuan tersebut maka pembelajaran matematika kompetensi
dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung pengurangan yang dilaksanakan di kelas I SD Negeri Kalisari semester II tahun pelajaran 2011 2012
belum berhasil. Dari hasil tes formatif mata pelajaran matematika tersebut 15 siswa dari 23 siswa atau 65 belum mencapai KKM yaitu 75 dan hanya 8 siswa atau
35 siswa yang telah mencapai nilai 75 atau lebih. Hasil tes formatif tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Persentase ketuntasan pra siklus No.
Nilai Jumlah Siswa
Persentase Keterangan
1. ≥ 75
8 35
Tuntas 2.
≤ 75 15
65 Belum Tuntas
Hal tersebut apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang lebih besar yaitu motivasi siswa untuk belajar matematika rendah dan nilai rapor
mata pelajaran matematika sebagian siswa akan di bawah KKM sehingga menyebabkan tidak naik kelas.
Berdasar latar belakang tersebut, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL
untuk membantu siswa menemukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan.
B. Pembatasan masalah