Makna Busana Jas Jas adalah baju resmi potongan Eropa berlengan panjang, berkancing Makna Surban Surban dalam kamus bahasa Indonesia adalah kain ikat kepala yang

Wayang adalah budaya luhur yang berungsi menyampaikan pendidikan, agama, filsafat, etika dan sebagai tontonan. Wayang merupakan pencerminan nilai dan tujuan kehidupan, moralitas harapan dan cita-cita kehidupan. Adanya beberapa jenis wayang disebabkan oleh aspek geografis, sosiologis, budaya, pengaruh tuntutan dalam pertunjukan dan selera. Perkembangan budaya wayang tiap daerah memungkinkan terjadinya perbedaan. Diantara seperangkat boneka wayang, gunungan wayang adalah figur yang memiliki peran sangat dominan. Ukuran gunungan wayang dibuat disesuaikan dengan jenis boneka wayang, gunungan wayang kulit ukurannya lebih besar dari gunungan wayang golek. Disamping itu elemen-elemen gunungan juga tidak semua sama. Adanya persamaan makna simbolis gunungan wayang pada filosofi masyarakat Jawa dan Sunda dikarenakan mempunyai sumber yang sama yaitu perkembangan sejarah wayang dan pengaruh budaya. Dan beberapa perbedaan pada elemen-elemen gunungan, namun makna filosofisnya mengarah suatu kesamaan. Persamaan makna gunungan tersebut adalah pandangan hidup untuk mencapai kesempurnaan. Soekarno : 1. Gunungan wayang memiliki arti bahwa tokoh wayang berada dalam suatu wilayah atau kelompok yang sama.

2.1.8 Makna Busana Jas Jas adalah baju resmi potongan Eropa berlengan panjang, berkancing

satu sampai tiga, dipakai di luar kemeja. http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari bahan, warna, potongan, dan kapan dipakainya, pada dasarnya ada empat macam jenis jas. Yaitu, jas sangat resmi, jas resmi, jas harian, dan jas santai. Bahan, warna, dan potongan jas yang dipakai bergantung dari waktu dan tingkat kepentingan peristiwa yang hendak diikuti orang. Hardjana, 2008 : 9. Secara sosial jas pun punya peran sendiri, bukan sekedar benda berbentuk dan berfungsi. Jas penah menjadi cap status sosial ketika awalnya diciptakan di akhir abad 17, tapi pada dua abad berikutnya berubah menjadi lebih aspiratif ketika orang mulai berpakaian dengan maksud untuk memperlihatkan jati dirinya. Sepanjang sejarahnya jas berkonotasi dengan perkembangan sosial dan berasimilasi dengan kebudayaan Eropa sebelum merembas ke belahan dunia mana saja sekarang ini. Dengan perjalanan yang tidak singkat jas pada akhirnya mengalami keterbatasan dan penyempitan peran. Ia kini sangat terkait dengan dunia kaum pekerja dan tidak lagi dipakai sepanjang hari. http:www.matramagz.comMain-ThingsStyleJas-Pakaian-Pria-Paling Abadi.html

2.1.9 Makna Surban Surban dalam kamus bahasa Indonesia adalah kain ikat kepala yang

lebar. Kain ini biasanya yang dipakai oleh orang Arab, haji, dan sebagainya. http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php Sorban dapat menunjukkan kekuasaan seseorang dengan ukuran serban yang dililitkan pada kepalanya. Jika bahannya dari sutra dan sutra halus, maka kekuasaannya merusakkan agama dan duniawinya, sedang harta yang berasal Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. darinya adalah harta yang haram. Jika terbuat dari bahan kapas atau bulu yang kasar maka kekuasaannya menjadi perbaikan dalam agama dan duniawinya.

2.1.10 Konsep Bayangan

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJALAH TEMPO ENGLISH EDITION (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Nunun Nurbaetie Pada Cover Majalah Tempo Edisi 21 – 27 Desember 2011).

2 9 82

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “Kesaksian Menjerat Miranda” Edisi 30 Januari-5 Februari 2012).

0 0 92

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA COVER MAJALAH TEMPO (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Cover Majalah Tempo “Kesaksian Menjerat Miranda” Edisi 30 Januari-5 Februari 2012).

0 2 92

PEMAKNAAN COVER PADA MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Revolusi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 7 - 13 Februari 2011).

1 3 74

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur pada cover majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011).

2 2 80

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 ).

0 1 95

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL “BAHASYIM SALABIM” ( Studi Semiotik Pemaknaan Cover Majalah Tempo Edisi 31 Januari – 6 Februari 2011 )

0 0 16

PEMAKNAAN KARIKATUR MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur pada cover majalah Tempo edisi 11-17 Juli 2011).

0 2 23

PEMAKNAAN COVER PADA MAJALAH TEMPO (Studi Semiotik Pemaknaan Revolusi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 7 - 13 Februari 2011)

0 0 19

PEMAKNAAN KARIKATUR “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011 (Studi Semiotik Terhadap Pemaknaan Karikatur “AHMADIYAH TANPA NEGARA” pada Cover Majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011)

0 0 19