52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data
4.1.1 Pemaknaan Terhadap Karikatur “Ahmadiyah Tanpa Negara”
Karikatur “Ahmadiyah Tanpa Negara” yang menjadi objek penelitian ini dimuat pada cover majalah Tempo edisi 14-20 Februari 2011. Karikatur ini
mengangkat konflik berbau SARA Suku Agama Ras dan Antar golongan yang pecah pada kerusuhan awal Februari 2011 di Cikeusik, Banten. Karikatur ini
menampilkan tangan berjas hitam yang memegang karikatur wayang kulit. Di dalam wayang terdapat gambar empat orang laki-laki yang terlihat mengebu-gebu
melakukan aksi serangan ke suatu pihak. Empat laki-laki dalam gambar memiliki karakter yang ditampilkan secara berbeda untuk masing-masingnya.
Karikatur “Ahmadiyah Tanpa Negara” mengambarkan gelombang anti Ahmadiyah semakin kini semakin terang-terangan melancarkan aksi
penolakannya. Serangan demi serangan dengan aksi kekerasan pun sudah berkali- kali dilakukan. Terakhir, pada 6 Februari 2011, ribuan orang menyerang rumah
Suparman, salah seorang pengikut Ahmadiyah di Desa Umbulah, Cikeusik, Pandeglang, Banten. Beberapa orang terbunuh dan banyak korban luka-luka.
Ahmadiyah merupakan suatu ajaran yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di tahun 1928. Menurut penganutnya, ajaran ini termasuk dalam sekte
Islam. Di negara-negara seperti di Arab dan Pakistan Ahmadiyah terang-terangan tidak diakui. Sama halnya di Indonesia, pemerintah tidak mengakui ajaran ini dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatannya yang bertentangan dengan Islam. Di era reformasi ini nasib Ahmadiyah justru
lebih menderita. Begitu banyak hak aksasi mereka mereka yang dirampas. Mereka kehilangan hak memilih agama dan menjalankan ibadah, hak atas perlindungan,
hak tidak diperlakukan diskriminatif, hak berkumpul, hak atas rasa aman, dan hak untuk tinggal. Hal ini terlihat dari kejadian penyerangan terhadap jemaat
Ahmadiyah di Cikeusik, Banten. Bila ditelusuri, gelombang anti Ahmadiyah mulai tampak menjelang
jatuhnya Orde Baru, dan terus meningkat pada masa pemerintahan Prsiden Yudhoyono. Pada tahun 1980, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa
bahwa Ahmadiyah adalah ajaran sesat. Pada tahun 2005, MUI mengulagi fatwa itu. Pemeluk Islam yang mengikuti Ahmadiyah digolongkan murtad. Mereka yang
terlanjur masuk Ahmadiyah diserukan kembali ke “jalan yang benar”, entah apa yang dimaksud “benar” dan “salah” dalam soal berkeyakinan ini. MUI meminta
pemerintah mencegah penyebaran Ahmadiyah, membekukan organisasinya, dan menutup semua tempat kegiatannya.
Kasus penyerangan terhadap pihak Ahmadiyah ini membuat banyak pemberitaan, salah satunya diberitakan dengan cara yang unik melalui karikatur.
Dalam setiap gambar yang muncul melalui karikatur memiliki pengertian yang berbeda-beda, sehingga akan memunculkan makna dibalik pemberitaan tersebut.
Oleh karena itu berbagai media massa menyampaikan pesan atau pemberitaan sebuah informasi yang salah satunya melalui karikatur tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Karikatur “Ahmadiyah Tanpa Negara” dalam cover ini meupakan salah satu bentuk pesan dalam bentuk non verbal yang memang diciptakan dengan
kesengajaan agar pembaca dapat dengan aktif memahami pesan yang terkandung didalamnya.
4.1.1 Majalah Tempo