Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

2 Koperasi simpan pinjam KSP Kota Palembang yang memiliki laporan keuangan lengkap per 31 Desember untuk tahun 2010 - 2013. 3 Koperasi simpan pinjam KSP Kota Palembang yang aktif melakukan kegiatan dan kewajiban sebagai anggota Puskopdit Handriya Sanggraha dari tahun 2010 – 2013. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 koperasi simpan pinjam Kota Palembang yang menjadi anggota koperasi sekunder Puskopdit Handriya Sanggraha Sumatera Selatan. 4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a. Variabel Penelitian Variabel dependen Y dalam penelitian ini adalah rentabilitas ekonomi, sedangkan variabel independen X adalah cash turnover X 1 , receivable turnover X 2 , debt to equity ratio X 3 , dan profit margin X 4 . b. Definisi Operasional Definisi-definisi operasional variabel pada penelitian ini sebagai berikut: 1 Rentabilitas Ekonomi Analisis profitabilitas sama dengan return on asset ROA atau sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi yaitu digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu Hanafi dan Halim, 2012: 157. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat rentabilitas ekonomi pada koperasi sampel. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus yang telah dijelaskan pada BAB II. Angka yang digunakan dalam perhitungan ini adalah SHU sebelum pajak dan total aset. Langkah yang harus dilakukan adalah membagi SHU sebelum pajak dengan total asset kemudian dikali dengan seratus persen. 2 Cash Turnover X 1 Menurut Martono dan Harjito 2003: 75, yang dikutip oleh Agustini dan Bagia 2014, menyatakan bahwa cash turnover perputaran kas adalah jumlah kas yang berputar dalam periode satu tahun. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat cash turnover pada koperasi sampel. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus yang telah dijelaskan pada BAB II. Angka yang digunakan dalam perhitungan ini adalah angka penjualan dan rata-rata kas. Angka penjualan diperoleh dari jumlah pinjaman dalam satu tahun. Langkah yang harus dilakukan adalah membagi penjualan dengan rata-rata kas. 3 Receivable Turnover X 2 Menurut Arifin 2003: 11 receivable turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat receivable turnover pada koperasi sampel. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus yang telah dijelaskan pada BAB II. Angka yang digunakan dalam perhitungan ini adalah angka penjualan kredit dan rata-rata piutang. Angka penjualan diperoleh dari pinjaman dalam satu tahun. Langkah yang harus dilakukan adalah membagi penjualan dengan rata-rata piutang. 4 Debt to Equity Ratio X 3 Debt to equity ratio adalah bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang Sudarsono dan Edilius, 2004: 198. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat debt to equity ratio pada koperasi sampel. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus yang telah dijelaskan pada BAB II. Angka yang digunakan dalam perhitungan ini adalah total utang dan total modal sendiri. Langkah yang harus dilakukan adalah membagi total hutang dengan modal sendiri. 5 Profit Margin X 4 Profit margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu Hanafi dan Halim, 2012: 81. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat profit margin pada koperasi sampel. Perhitungan ini dilakukan dengan rumus yang telah dijelaskan pada BAB II. Angka yang digunakan dalam perhitungan ini adalah angka SHU sebelum bunga dan pajak dan penjualan. Angka penjualan diperoleh dari jumlah pinjaman dalam satu tahun. Langkah yang harus dilakukan adalah membagi SHU sebelum bunga dan pajak dengan penjualan kemudian dikali dengan seratus persen.

B. Teknik Analisis Data

1. Mengolah Data Untuk mengetahui pengaruh pengaruh cash turnover, receivable turnover, debt to equity ratio, dan profit margin secara simultan dan parsial terhadap rentabilitas ekonomi koperasi simpan pinjam KSP. Digunakan regresi data panel, manfaat menggunakan regresi data panel, sebagai berikut: a. Heterogeneity data lebih terakomodasi. b. Lebih informatif, bervariasi, degree of freedom lebih besar dan lebih efisien. c. Dapat digunakan untuk menghindari masalah multikolinearitas. d. Lebih unggul dalam mempelajari perubahan dinamis e. Lebih dapat mendeteksi dan mengukur pengaruh-pengaruh yang tidak dapat di observasi pada data cross-section atau time-series murni. f. Meminimisasi bias. Untuk memperoleh hasil yang memenuhi syarat BLUE Best Linear Unbiased Estimator maka sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji asumsi-asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi Wuri, 2012: 103, uji asumsi klasik yang digunakan yaitu: a. Mengujian Normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya dilakukan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio Wiyono, 2011: 149. Pengujian normalitas yang digunakan adalah uji one sample kolmogorof-smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas, dengan ketentuan : a. Probabilitas 0,05: hipotesis diterima berarti data berdistribusi secara normal. b. Probabilitas ≤ 0,05: hipotesis ditolak berarti data tidak berdistribusi normal. b. Menguji Heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan model regresi Wiyono, 2012: 160. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser, yaitu dengan meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residual : H o : Tidak ada gejala heterokedastisitas H a : Ada gejala heterokedastisitas H o diterima jika Sig 0,05, yang berarti tidak terdapat heterokedastisitas. H ditolak jika Sig ≤ 0,05, yang berarti terdapat heterokedastisitas. c. Menguji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah uji durbin-watson Wiyono, 2011: 164. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian durbin-watson DW. Hasil penelitian durbin-watson DW dibandingkan dengan nilai D tabel pad a α = 0,05. Tabel D memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas DU dan nilai batas bawah DL untuk berbagai nilai n dan k, dengan kriteria pegujian: DU DW 4 – DU, artinya tidak terjadi autokorelasi. DW DL atau DW 4 – DL, artinya terjadi autokorelasi. DL ≤ DW ≤ DU atau 4 – DU ≤ 4 – DL , artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Antar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sebelum dan Sesudah Menggunakan Dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Studi Kasus: UMKM di Wilayah Tangerang Selatan)

4 27 155

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 22 77

Pengaruh Receivable Turnover dan Debt Ratio Terhadap Rentabilitas Perusahaan.

1 2 22

Pengaruh Inventory Turnover dan Receivable Turnover terhadap Gross Profit Margin.

0 1 28

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 11

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 2

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 8

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 18

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 1 3

Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER), Longterm Debt To Equity Ratio Terhadap Account Receivable Turnover (ART), dAN Total Asset Turnover (TATO)

0 0 9