perbedaan yang signifikansi. Disamping itu, dalam tabel deskripsi data menunjukan mean pre test lebih kecil daripada mean post test.
Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan setelah mendapatkan perlakuan.
E. Pembahasan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah ada pengaruh positif haptic communication terhadap partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar di kelas. Berdasar hasil dari uji hipotesis Wilcoxon, didapat nilai signifikansi 0,000. Signifikansi yang didapat dari uji hipotesis
lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh haptic communication yang signifikan terhadap frekuensi
partisipasi siswa dalam kelas. Data juga menunjukkan siswa yang mendapat haptic communication lebih banyak berpartisipasi daripada
sebelum siswa mendapat haptic. Kesimpulan tersebut didapat dari perbandingan data rata-rata pre test 6,59 yang lebih kecil daripada rata-
rata post test 10,95. Pemaparan di atas menunjukan bahwa hipotesis penelitian ini diterima.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gueguen 2004 yang menyatakan bahwa haptic
communication mempengaruhi frekuensi berpartisipasi siswa. Gueguen menyatakan bahwa hasil penelitiannya tidak dapat digeneralisasikan di
semua budaya karena haptic communication dipersepsikan berbeda di setiap kebudayaan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam kondisi
pembelajaran di kelompok sampel yang peneliti gunakan, ada pengaruh haptic communication terhadap keinginan siswa untuk berpartisipasi. Hal
ini membuktikan tidak ada perbedaan pengaruh haptic communication terhadap partisipasi siswa di kelompok sampel penelitian ini dengan
kelompok sampel yang dilakukan di Belanda dan beberapa negara di Eropa.
Penelitian Gueguen 2004, menyimpulkan bahwa haptic communication merupakan bentuk komunikasi nonverbal sebagai
pendorong dalam pembentukan perilaku yang positif. Hal ini selaras dengan Usman 2009 yang menyatakan bahwa komunikasi nonverbal
merupakan bentuk pendorong yang bertujuan untuk meningkatkan sikap positif siswa. Komunikasi nonverbal yang dapat dilakukan salah satunya
berupa haptic seperti berjabat tangan, menepuk pundak siswa, atau mengangkat tangan siswa saat memenangkan pertandingan. Pemberian
dorongan bertujuan untuk meningkatan perhatian siswa, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, dan membina perilaku siswa yang
produktif. Komunikasi nonverbal mengurangi jarak fisik dan psikologis antar
manusia Andersen, 1979. Disamping itu, menurut Jaasma, Koper, 1999 kedekatan siswa dan guru dalam kelas dapat meningkatkan
keinginan siswa untuk tampil baik di kelas. Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian ini yang menunjukan rata-rata posttest sebesar 10,95
sedangkan pretest sebesar 6,59. Keadaan ini dapat diasumsikan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
haptic dapat mengurangi jarak antara siswa dan guru sehingga siswa ingin menunjukan performansi terbaik di dalam kelas.
Partisipasi lebih sering dilakukan oleh siswa yang mendapat haptic communication dalam penelitian Gueguen 2004. Hal tersebut juga terjadi
pada penelitian ini. Pengaruh haptic communication mengaktifkan perasaan positif yang diduga mempermudah terjadinya partisipasi. Namun,
masih perlu dilihat kembali melalui evaluasi suasana hati, kepercayadirian, dan berbagai variabel yang mempengaruhi kognisi subjek yang
disebabkan oleh haptic communication. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI