Kerangka Permikiran KERANGKA PENDEKATAN TEORI

22 lingkungan. Sehingga perlu adanya pemantauan di lapangan agar petani dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia. Perilaku penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan anjuran dimungkinkan oleh faktor yang ada dalam diri petani seperti keragaman umur, tingkat pendidikan, luas lahan, jumlah tanggungan dan pekerjaan sampingan. Dengan latar belakang yang berbeda-beda tentu akan melahirkan penilaian yang berbeda-beda pula. Dalam penelitian ini umur, tingkat pendidikan, tanggungan rumah tangga, pekerjaan sampingan dan luas lahan merupakan faktor bawaan yang tidak bisa diubah atau diberi perlakuan maka dalam kasus ini faktor-faktor tersebut tidak termasuk dalam analisis faktor yang mempengaruhi perilaku petani . Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku petani diantaranya pengalaman, pendidikan non formal, keterlibatan organisasi, pendapatan rumah tangga dan persepsi petani terhadap serangan hama. Pengalaman petani menggunaan pestisida dalam usahatani akan berpengaruh terhadap perilaku petani. Petani yang memiliki pengalaman lebih lama dalam berusahatani dan penggunaan pestisida maka hal tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang dilakukan dalam pemilihan jenis pestisida dan dosis yang digunakan. Rentang waktu petani dalam pengalaman berusahatani dapat mempengaruhi perilaku petani padi dalam penggunaan pestisida kimia sehingga perilaku yang ditimbulkan juga akan berbeda-beda. Faktor selanjutnya adalah pendidikan non formal, yaitu jalur pendidikan diluar pendidikan normal. Salah satu jenis pendidikan non formal yang biasa dilakukan yaitu pelatihan dan penyuluhan. Semakin sering petani mengikuti 23 pelatihan dan penyuluhan maka akan semakin rendah tingkat penggunaan pestisida. Jika petani jarang atau tidak pernah mengikuti pelatihan maka akan semakin tinggi penggunaan pestisida. Keterlibatan sosial atau organisasi juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani dalam penggunaan pestisida kimia. Keterlibatan sosial yang dimaksud adalah seberapa banyak kegiatan organisasi yang diikuti oleh petani berupa kehadiran dalam pertemuan kelompok tani, keaktifan dalam menyampaikan usulan, keterlibatan dalam penyusunan rencana kegiatan kelompok dan pelaksanaan rencana kegiatan kelompok. Jika petani banyak mengikuti organisasi maka petani akan lebih mudah dalam bertukar pikiran untuk membahas penggunaan pestisida. Semakin banyak keterlibatan dalam organisasi semakin berkurang penggunaan pestisida kimia. Sebaliknya, tidak adanya kertelibatan dalam organisasi maka penggunaan pestisida akan semakin meningkat. Pendapatan rumah tangga juga merupakan faktor-faktor yang mengpengaruhi perilaku petani dalam penggunaan pestisida. Pendapatan rumah tangga petani dilihat berdasarkan seluruh penghasilan petani yang terdiri dari pendapatan berusahatani padi dan pendapatan non usahatani. Pendapatan rumah tangga yang cukup tinggi menyebabkan pembelian pestisida kimia yang berlebih oleh petani padi. Semakin besar pendapatan petani semakin besar pula penggunaan pestisidanya, tingkat pendapatan yang tinggi akan cenderung berlebihan dalam menggunakan pestisida sehingga mempengaruhi perilaku petani menjadi tidak baik. 24 Persepsi petani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi petani dalam penggunaan pestisida, seperti persepsi petani terhadap risiko serangan OPT. Persepsi petani terhadap risiko dilihat dari persepsi petani terhadap serangan hama dan kegagalan usahatani. Semakin tinggi persepsi petani terhadap risiko maka semakin tinggi kuantitas pestisida yang digunakan. 25 Fakto-faktor yang mempengaruhi perilaku petani: 1. Pengalaman berusahatani 2. Pendidikan non formal 3. Keterlibatan organisasi 4. Pendapatan rumah tangga petani 5. Persepsi petani terhadap resiko serangan OPT Profil anggota kelompok tani: 1. Usia 2. Pendidikan 3. Luas area lahan 4. Jumlah tangguan 5. Pekerjaan sampingan Gambar 2. Kerangka Penelitian Perilaku Petani terhadap Penggunaan Pestisida Kimia Perilaku Petani Perilaku berupa tindakan : 1. Jenis pestisida 2. Jumlah dosis 3. Pencampuran pestisida 4. Waktu penyemprotan 5. Interval penyemprotan 6. Perlengkapan yang digunakan dalam penyemprotan 7. Aplikasi pestisida 8. Penyimpanan pestisida dan alat semprot 9. Penanganan setelah menyemprot 26

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau meletakkan keadaan subyek atau obyek penelitian, dapat berupa individu, lembaga, masyarakat dan sebagainya. Teknik pelaksanaan menggunakan metode survei yaitu metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat bantu pengumpulan data yang pokok.

B. Teknik Pengambilan Sampel

1. Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitan dilakukan secara sengaja purposive sampling dengan pertimbangan bahwa desa tersebut yang memiliki produktivitas padi yang lebih tinggi dan belum menggunakan sistem pertanian organik. Penelitian ini dilakukan di Desa Kutoanyar, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. 2. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel petani dilakukan pada petani yang tergabung di Gapoktan Terpadu. Gapoktan Terpadu terdiri dari 4 kelompok tani yaitu Gemah Ripah I, Gemah Ripah II, Dadi Subur dan Dadi Makmur. Gapoktan terpadu memiliki jumlah anggota sebanyak 150 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 87 orang dan perempuan sebanyak 63 orang. Sampel yang akan digunakan hanya sampel laki-laki, karena pada dasarnya perempuan tidak melakukan penyemprotan pestisida. 27 Tabel 5.Jumlah Anggota Gapoktan Terpadu di Desa Kutoanyar No. Kelompok Tani Anggota Laki-laki Perempuan 1 Gemah Ripah I 26 1 2 Gemah Ripah II 11 8 3 Dadi Subur 41 10 4 Dadi Makmur 9 44 Jumlah 87 63 Sebelum melakukan pengambilan sampel ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan dengan menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut: n n = 47 Keterangan : n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi e : Nilai kritis yang digunakan 0,1 Proses pengambilan sampel dari masing kelompok tani terdapat kesalahan yang dilakukan dengan metode proposional sampling yaitu pengambilan dilakukan secara langsung sesuai dengan banyaknya proporsi atau jumlah petani laki-laki dalam setiap kelompok tani. Jumlah populasi yang diambil dari masing- masing kelompok tani ditentukan menggunakan rumus berikut. Keterangan : n : Sampel yang akan diambil pkt : Jumlah anggota kelompok tani tps : Total populasi sampel

Dokumen yang terkait

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

5 44 184

TINGKAT PENGETAHUAN PETANI PADI TENTANG DAMPAK PENGGUNAAN PESTISIDA BAGI LINGKUNGAN HIDUP DI DESA SUMBERAHAYU KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL TAHUN 2015

1 8 79

MANAJEMEN MARCHING BAND MI AL HUDA DESA KUTOANYAR, KEC. KEDU, KAB. TEMANGGUNG

0 38 92

Perilaku Komunikasi Petani Padi dalam Penerapan Usaha Tani Tanaman Pangan : Kasus Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang

0 10 166

Perilaku dan Aplikasi Penggunaan Pestisida serta Keluhan Kesehatan Petani di Desa Urat II Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Tahun 2014

2 12 84

PERILAKU PETANI SLPHT DAN NON-SLPHT DALAM PENGGUNAAN PESTISIDA SINTETIS PADA TANAMAN SAYURAN DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK.

0 0 6

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

1 3 16

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 5

GAMBARAN PERILAKU PENGGUNAAN PESTISIDA DAN GEJALA KERACUNAN YANG DITIMBULKAN PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

0 8 78