Aspek Keanekaragaman Jenis Eksplorasi Jamur Beracun yang Berpotensi Sebagai Bahan Biopestisida di Hutan Pendidikan Gunung Barus Kabupaten Karo, Sumatera Utara

Prosedur Penelitian A. Aspek Ethnobotani Pengumpulan Data Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan-tahapan pengumpulan data masyarakat pada penelitian ini yaitu mencakup : a. Observasi lapangan, merupakan kegiatan pengamatan langsung di lapangan terhadap masayrakat yang akan dijadikan sebagai responden. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi non-partisipan, dimana dalam hal ini peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan Saputro, 2011. b. Penentuan informan kunci dan sampel responden. Informan kunci dan responden dalam penelitian ini adalah kepala desa, serta masyarakat yang mengetahui informasi tentang jamur beracun. Informasi yang diperoleh melalui wawancara. Metode penarikan sampel masyarakat berupa Purposive Sampling yang didasarkan pada data kualitatif, yaitu sebanyak 5 orang untuk masing-masing desa. Analisis Data Data yang diperoleh dari wawancara tersebut, diklasifikasikan berdasarkan umur, pekerjaan, pengetahuan tentang jamur yang beracun, pemanfaatannya, serta analisis kelayakannya.

B. Aspek Keanekaragaman Jenis

Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Plot Sampling dengan petak contoh berbentuk bujur sangkar, serta Universitas Sumatera Utara ukuran petak ukur sebesar 10 m x 10 m. Menurut Kangas dan Matti 2006 bahwa ukuran plot berkisar antara 8-1500 m 2 pada kasus berbagai jenis jamur, ukuran luas optimal yang digunakan adalah 100 m 2 . Intensitas sampling yang digunakan adalah 0,05 . Jumlah dan jenis jamur yang ada pada setiap plotnya dicatat di dalam thallysheet. Identifikasi jenis dilakukan dengan mengamati ciri makroskopis yaitu dengan cara mengenali jenis jamur melalui warna jamur, koloni jamur dan bentuk tubuh buah jamur. Sampel yang didapatkan di lapangan didokumentasikan dengan menggunakan kamera digital. Identifikasi yang dilakukan, mengacu pada buku identifikasi jamur, yaitu Hall, et al 2003, Duffy 2008, dan Garzt 1927. Kemudian dianalisis indeks nilai penting INP dan keragaman Shannon-Wienner nya H’ untuk mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan jenisnya. 10 m 10 m Analisis Data Universitas Sumatera Utara Intensitas sampling menunjukkan banyak dan luasnya petak contoh yang dapat mewakili luas keseluruhan lokasi. Untuk menghitung Intensitas sampling digunakan rumus sebagai berikut: Luas Plot Contoh x ∑ Petak Contoh IS = x 100 Luas area keseluruhan Intensitas sampling yang digunakan adalah 0,05 , karena objek yang diamati adalah jamur. Hal ini sesuai dengan lampiran Departemen Kehutanan 2006 yang menyatakan bahwa cara sampling untuk inventarisasi tumbuhan non kayu yang dilakukan secara khusus menggunakan intensitas sampling minimal 0,05. Indeks nilai penting dan Keanekaragaman Shannon-Wienner dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Jumlah Individu Kerapatan Jenis K = Luas Plot Contoh Kerapatan suatu jenis Kerapatan Relatif KR = Kerapatan seluruh jenis Jumlah plot ditemukannya suatu jenis Frekuensi Jenis F = Jumlah seluruh plot Frekuensi suatu jenis Frekuensi Relatif FR = Frekuensi seluruh jenis Indeks Nilai Penting INP = KR + FR Indek Keanekaragaman Shannon- Wienner H’ = H = - Σ{ninln nin} Keterangan : ni = jumlah individu n = jumlah seluruh individu Universitas Sumatera Utara

C. Aspek Fitokimia