b. Habitat dan Penyebaran
Amanita rubescens dapat ditemukan di serasah hutan yang basah, dengan suhu yang rendah dan kelembaban yang cukup tinggi. Jamur ini dapat tumbuh
secara individual atau menyendiri. Meskipun tidak mendapatkan cahaya yang sepenuhnya, tetapi jenis jamur ini dapat tumbuh dan berkembang.
Kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan A. rubescens, yaitu suhu di atas 18
o
C. Daerah penyebarannya di pantai eropa, yaitu Fagus Sylvatica Smit, 2012. A. Rubescens merupakan mikoriza pada pohon daun
jarum dan pohon daun lebar, tetapi umumnya menyukai batang oaks; tumbuh pada musim semi dan gugur, kemungkinan terdapat di sebelah timur Amerika Utara
Kuo, 2008.
6. Amanita virosa
a. Karakteristik
Jenis jamur ini merupakan salah satu jamur yang beracun atau tidak dapat dikonsumsi, karena mengandung senyawa yang dapat mematikan organisme.
Umumnya jamur ini berbentuk payung dengan tudung berbentuk setengah bola yang berwarna putih dan tangkai lurus berwarna putih serta dilengkapi dengan
serabut halus di sekeliling tangkai. Jamur ini memiliki ukuran diameter tudung atau kepala sebesar 5-12 cm dan tinggi tangkai yaitu 8-12 cm, sedangkan tebal kepala
atau tudung sebesar 0,5-1 cm. Menurut Saadatmand dan Fariba 2011 bahwa A. virosa memiliki kandungan racun yang cukup tinggi bernama Amatoxin. Amatoxin
adalah racun yang sering mematikan, dan memiliki 90 kontribusi terhadap jamur- jamur beracun di dunia yang fatal bagi manusia.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 16. Jamur Amanita virosa b.Habitat dan Penyebarannya
Biasanya jamur ini tumbuh di serasah atau di bawah batang bambu. Amanita virosa tumbuh secara individual atau menyendiri. A. virosa dapat ditemukan pada
ketinggian 1590-1700 meter di atas permukaan laut. Menurut Ostry et al. 2010 bahwa A. virosa ini merupakan mikoriza dengan pohon daun lebar dan pohon daun
jarum. Umumnya, tumbuh dan berkembang pada musim semi dan gugur. Pada pertumbuhannya, jamur ini memerlukan cukup banyak cahaya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Saadatmand dan Fariba 2011 diketahui bahwa di provinsi Gilan, pantai utara dari Iran terdapat 9 jenis jamur Amanita yang telah
terdeskripsi, antara lain A. fulva, A. muscaria, A. pantherina, A. rubescens, A. spissa, A. strobiliformis A. verna and A. virosa. Kondisi umum lokasi penelitian
memiliki kelembaban udara rata-rata antara 40-100 dan suhu udara 17,5
o
C.
7. Scleroderma cepa
a. Karakteristik
Universitas Sumatera Utara
Jenis jamur ini merupakan salah satu jamur menyerupai menyerupai bola yang tidak beraturan dan berwarna abu-abu gelap atau cokelat gelap. Jamur ini tidak
keras dan tidak berlendir. S. cepa memiliki akar pada bagian bawahnya, tetapi tidak memiliki tangkai Stipe. Jamur ini tidak dapat dimakan atau beracun. Jamur ini
berukuran tinggi 3-7 cm. Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Wood dan Fred 2010 bahwa tubuh buah S. cepa berada sampai epigeal, ukuran diameter dari 1,5-
5 cm, sedikit bulu, agak pipih dengan bentuk seperti bantal. Jamur ini merupakan salah satu jenis jamur yang tidak dapat dikonsumsi atau dicegah.
Gambar 17. Jamur Scleroderma
cepa
b. Habitat dan Penyebarannya
Jamur ini ditemukan pada serasah atau lantai hutan tanah hutan. Biasanya tumbuh pada ketinggian 1500-1800 meter di atas permukaan laut. S. cepa
tumbuh secara tidak merata atau jarang-jarang. Perkembangannya terjadi pada saat awal musim penghujan. Menurut Holowko 2010 bahwa jamur bola genus
Universitas Sumatera Utara
Scleroderma biasanya disebut dengan jamur bola berkulit tebal atau jamur bulat bumi. Di dalam pertumbuhannya, jamur ini berasosiasi dengan akar-akar dari
berbagai jenis pohon, berhubungan dengan boletes, dan tidak berhubungan secara lengkap dengan jamur bola lainnya seperti Calvatia atau Lycoperdon. S. cepa
terdapat pada area rumput, sekeliling tanaman, lapisan-lapisan yang tebal dan di bawah tegakan. Jamur ini muncul selama musim semi di dalam bulan basah dan
setelah cukup air hujan. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh GBIF 2012 bahwa S. cepa dapat tumbuh optimal pada suhu sekitar 25, 6
o
C.
8. Russula aeruginea green russula