asam, sama seperti pada trauma basa. Kadar askorbat yang rendah mungkin dikarenakan kerusakan ciliary body menyebabkan penurunan trasport aktif
askorbat dan kerusakan blood-aqueous barrier Kim, 2002. Penatalaksanaan awal pada trauma kimia adalah irigasi segera dengan
larutan non-toksik sampai di tangani lebih intensive. Irigasi tidak boleh dilakukan dengan tujuan untuk menetralkan efek asam karena dapat
menyebabkan trauma termal akibat reaksi eksotermal Kim, 2002.
b. Trauma bakar termal
Trauma bakar termal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu: flame dan contact burns. Pada flame terjadi paparan secara sekunder antara mata dengan api,
dan pada contact burn terjadi paparan secara langsung misalnya dengan air panas, atau benda-benda panas. Penyebab trauma bakar termal tersering adalah ledakan
gas Kim, 2002. Pada percobaan dengan kelinci oleh Shahan, dia melakukan kauterisasi pada
kornea kelinci tersebut yang menyebabkan hilangnya epitel dan edema pada stromal. Jika perlakukan dilakukan didaerah limbus maka akan timbul panus pada
daerah tersebut. Oleh Goldblatt dan teman-teman, mereka menegaskan bahwa kornea dapat bertahan pada suhu 45°C selama 15 menit tanpa kerusakan
makroskopik maupun mikroskopik. Edema stroma ringan di identifikasi secara makroskopik setelah diberikan perlakuan suhu 45°C selama 45 menit kemudian
dilakukan follow-up selama 1 minggu dan tidak didapati kerusakan jaringan. Pada temperatur 52°C selama 5 menit diperlihatkan adanya edema pada stroma setelah
di follow-up selama 1 minggu. Jika pada suhu ini diaplikasikan selama 45 menit akan menimbulkan degenerasi keratosit nuklear dan degenerasi parsial membran
bowman setelah 1 minggu. Pada temperatur yang lebih tinggi akan menyebabkan kerusakan yang luas, dengan destruksi keratosit dan sel endotel seluruhnya yaitu
pada temperatur 59°C selama 45 menit. Pada temperatur ini menyebabkan nekrosis pada kornea dalam 1 minggu Kim, 2002.
Tingkat keparahan trauma termal tergantung pada beberapa hal, yaitu: agen temperatur, area yang terkena panas, dan lamanya kontak. Luka superfisial akan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan warna abu-abu atau putih pada kornea, sampai batas epitelnya Kim, 2002.
Penanganan untuk trauma termal, dapat diberikan antibiotik tetes jika terjadi luka lecet pada kornea. Kebanyakan luka superfisial akan sembuh dalam 24-48
jam tanpa gejala lanjutan. Penatalaksanaan pada luka yang lebih dalam sampai ke stroma harus diikuti dengan mengontrol inflamasi dan neovaskularisasi. Pada luka
yang parah diperlukan tindakan pembedahan seperti lamellar keratoplasty Kim, 2002.
c. Trauma Radiasi