Sifat Fisika dan Kimia Minyak Kelapa Sawit

Kandungan Persentase Kadar air Kadar kotoran Kandungan asam lemak bebas Bilangan peroksida 0,1 0,01 2 2 Ketaren, 2008

2.8 Sifat Fisika dan Kimia Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah yang dilapisi kulit yang tipis ; kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 – 40 persen. Rata – rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit,ditunjukkan pada Tabel 2.4 Tabel 2.4 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Persen Asam Miristat C 14 H 28 O 2 1,1 – 2,5 Asam Palmitat C 16 H 32 O 2 40 – 46 Asam Stearat C 18 H 36 O 2 3,6 – 4,7 Asam Oleat C 18 H 34 O 2 39 – 45 Asam Linoleat C 18 H 32 O 2 7 – 11 Sumber : Eckey S.W,1955 Sifat fisika – kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik cair, titik didih boiling point, titik pelunakan, slipping point, shot melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan turbidity point, titik asap, titik nyala dan titik api. 1. Warna Universitas Sumatera Utara Zat warna yang terdapat pada minyak kelapa sawit umumnya adalah β - karoten, xantofil, klorofil, dan anthosyanin. Zat warna inilah yang menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau – hijauan dan kemerah – merahan. 2. Bau dan flavor Bau dan flavor pada minyak atau lemak selain terdapat secara alami, juga terjadi karena pembentukan asam – asam yang berantai sangat pendek. Akan tetapi pada umumnya disebabkan oleh komponen bukan minyak. Sebagai contoh, bau khas dari minyak kelapa sawit dikarenakan terdapatnya beta ionone. 3. Kelarutan Minyak dan lemak tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol. Kelarutan dari minyak dan lemak ini dipergunakan sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak. Asam – asam lemak yang berantai pendek dapat larut dalam air, semakin panjang rantai asam – asam lemak maka kelarutannya dalam air semakin berkurang. Dari segi teknik, kelarutan asam – asam lemak ini mempunyai arti yang sangat penting. Misalnya asam – asam lemak tidak jenuh sangat mudah larut dalam pelarut organik dibandingkan dengan asam – asam lemak jenuh. 4. Titik Cair Minyak dan lemak tidak mencair dengan tepat pada suatu nilai temperatur tertentu. Tetapi pada standar yang telah ditetapkan, titik cair untuk minyak adalah 39 - 41 ℃. 5. Titik Didih Titik didih dari asam – asam lemak akan semakin meningkat dengan bertambah panjangnya rantai karbon asam lemak tersebut. 6. Titik Lunak Titik lunak dari minyak lemak ditetapkan dengan maksud untuk identifikasi minyak atau lemak tersebut.Cara penetapannya yaitu dengan mempergunakan sebuah tabung dan diisi dengan minyak, kemudian dimasukkan kedalam lemari es selama 1 malam, sehingga minyak akan membeku atau menjadi Universitas Sumatera Utara padat. Setelah 1 malam dalam lemari es, tabung diikat bersama – sama dengan thermometer yang dilakukan didalam lemari es, selanjutnya dicelupkan kedalam gelas yang berisi air. Temperatur akan naik dengan lambat. Temperatur pada saat permukaan dari minyak atau lemak dalam tabung mulai naik, inilah yang disebut dengan titik lunak atau softening point. 7. Slipping Point Penetapan slipping point dipergunakan untuk pengenalan minyak dan lemak alam serta pengaruh kehadiran komponen – komponennya. Cara penetapannya yaitu dengan menggunakan suatu silinder kuningan yang kecil, yang diisi dengan lemak padat, kemudian disimpan dalam bak yang tertutup dan dihubungkan dengan thermometer. Bila bak tadi digoyangkan, temperatur akan naik perlahan – lahan. Temperatur pada saat lemak dalam silinder mulai naik atau temperatur pada saat lemak mulai melincir disebut slipping point. 8. Bobot Jenis Bobot jenis dari minyak dan lemak biasanya ditentukan pada temperatur 25 ℃. Pada penetapan bobot jenis, temperatur dikontrol dengan hati – hati dalam kisaran temperatur yang pendek. 9. Indeks Bias Indeks bias adalah derajat penyimpangan dari cahaya yang dilewatkan pada suatu medium yang cerah. Indeks bias tersebut pada minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak. 10. Titik Kekeruhan Turbidity point Seperti diketahui, minyak atau lemak kelarutannya terbatas. Campuran tersebut kemudian dipanaskan sampai terbentuk larutan yang sempurna. Kemudian didinginkan dengan perlahan – lahan sampai minyak atau lemak dengan pelarutnya mulai terpisah dan mulai menjadi keruh. Temperatur pada waktu mulai terjadi kekeruhan, dikenal sebagai titik kekeruhan turbidity point. 11. Titik Asap, Titik Nyala dan Titik Api Apabila minyak atau lemak dipanaskan dapat dilakukan penetapan titik asap, titik nyala dan titik api. Titik asap adalah temperatur pada saat minyak atau lemak menghasilkan asap tipis yang kebiru – biruan pada pemanasan tersebut. Titik nyala adalah temperatur pada saat campuran uap dari minyak dengan Universitas Sumatera Utara udara mulai terbakar. Sedangkan Titik api adalah temperatur pada saat dihasilkan pembakaran yang terus – menerus, sampai habisnya contoh uji.Titik asap, titik nyala, dan titik api adalah kriteria penting dalam hubungannya dengan minyak yang digunakan untuk menggoreng Ketaren, 2008 .

2.9 Proses Pengolahan Tandan Buah Segar TBS menjadi Minyak Kelapa Sawit

Dokumen yang terkait

Pengaruh Umpan Minyak dan Umpan Olahan terhadap Kadar Kehilangan Minyak Kelapa Sawit (Losses) pada Unit Decanter di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

19 112 45

Pengaruh Tekanan Hidrolik Terhadap Oil Losses Pada Fiber Di Unit Screw Press PKS PT.Multimas Nabati Asahan Kuala-Tanjung

29 98 48

Pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan pabrik kelapa sawit pt. multimas nabati asahan - Repository UIN Sumatera Utara

0 10 90

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 0 1

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

1 3 18

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

6 11 3

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 0 2

Efek Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Kelapa Sawit Pada Fiber Press Di unit Screw Press Dengan Metode Ekstraksi Sokletasi Di PT. PKS Multimas Nabati Asahan – Kuala Tanjung

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Waktu dan Tekanan Terhadap Oil Content Cake pada Niagara Filter di PT. Multimas Nabati Asahan

0 1 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Terhadap Effisiensi Persentase Pasir pada Unit Sand Cyclone di Pabrik Kelapa Sawit Multimas Nabati Asahan

0 0 14