25
Akibat dari risiko likuiditas ini dapat berkembang menjadi lebih parah, yaitu jika bank tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera harus
dipenuhinya itu, kecuali dengan menarik pinjaman-pinjaman jangka pendek dengan tingkat suku bunga yang tinggi atau dengan melakukan penjualan aset
dengan harga yang lebih rendah, yang dapat menekan tingkat rentabilitasnya Ali, 2004; 74.
Risiko likuiditas ini merupakan risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan
kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu. Masalah yang mungkin timbul disini ialahbank-bank tidak dapat mengetahui dengan
tepat kapan dan berapa jumlah dana yang akan dibutuhkan atau akan ditarik oleh nasabah. Oleh karena itu memperkirakan kebutuhan likuiditas merupakan
masalah yang cukup kompleks. Bank harus memperkirakan kebutuhan likuiditas dan mencari cara bagaimana memenuhi semua kebutuhan dana pada
saat diperlukan. Kebutuhan likuiditas bank bersumber dari dua kebutuhan. Pertama, kebutuhan penarikan dana oleh penabung dan kebutuhan likuiditas
wajib dan kedua, untuk memenuhi kebutuhan pencairan dan permintaan kredit dari nasabah, terutama kredit yang telah disetujui Siamat, 2001:92.
2.1.7 Rasio Keuangan Bank
Untuk mengetahui kondisi keuangan bank dan kesehatan suatu bank dapat dilihat pada laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara
Universitas Sumatera Utara
26
periodik. Laporan keuangan yang disajikan oleh bank sekaligus dapat menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Laporan keuangan
bank dapat berguna bagi pemilik, manajemen, pemerintah dan masyarakat sebagai nasabah bank, guna mengetahui kondisi suatu bank. Setiap laporan
yang disajikan haruslah dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Kasmir, 2007:263.
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk melihat prestasi dan kondisi ekonomis suatu bank. Laporan keuangan
dapat menggambarkan posisi keuangan bank, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana kas bank dalam periode tertentu Harahap,
2009: 105. Agar laporan keuangan pada suatu bank dapat dibaca sehingga menjadi
berarti, maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu Kasmir, 2007: 263. Analisis laporan keuangan ialah menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat Harahap, 2009: 190. Analisis rasio keuangan bank ini digunakan sebagai dasar perencanaan
pengambilan keputusan untuk memperoleh gambaran perkembangan
Universitas Sumatera Utara
27
keuangan dan posisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, dan jugadigunakan untuk pihak manajemen perusahaan dalam menentukan
kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan. Dengan menggunakan analisa rasio, kita dapat menentukan tingkat kinerja keuangan
suatu bank. Oleh karena itu rasio keuangan bermanfaat dalam menilai suatu
kondisi bank. 2.1.7.1 Loan to Deposit Ratio LDR
Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga perantara keuangan atau financial intermediary. Fungsi intermediasi ini dapat ditunjukkan oleh Loan to
Deposit Ratio LDR. Menurut Dendawijaya 2009, Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan
dana yang diterima oleh bank. Sedangkan menurut Kasmir 2007, Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang
diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas bank. Hal ini dikarenakan penyaluran kredit merupakan
salah satu tujuan dari penghimpunan dana bank, yang sekaligus memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi bank. Semakin banyak kredit yang
Universitas Sumatera Utara
28
disalurkan, maka semakin illiquid suatu bank, karena seluruh dana yang berhasil dihimpun telah disalurkan dalam bentuk kredit, sehingga tidak
terdapat kelebihan dana untuk dipinjamkan lagi atau untuk diinvestasikan. Tingginya rasio LDR ini, di satu sisi menunjukkan pendapatan bank yang
semakin besar, tetapi menyebabkan suatu bank menjadi tidak likuid dan memberikan konsekuensi meningkatnya risiko yang harus ditanggung oleh
bank, berupa meningkatnya jumlah Non Performing Loan atau Credit Risk, yang mengakibatkan bank mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana
yang telah dititipklan oleh nasabah, karena kredit yang disalurkan mengalami kegagalan atau bermasalah.
Namun, disisi lain, rendahnya rasio LDR, walaupun menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi, tetapi menyebabkan bank memiliki banyak dana
menganggur yang apabila tidak dimanfaatkan dapat menghilangkan kesempatan bank untuk memperoleh pendapatan sebesar-besarnya, dan menunjukkan bahwa
fungsi utama bank sebagai financial intermediary tidak berjalan. Untuk menghitung nilai dari LDR, dapat menggunakan suatu persamaan
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, yaitu :
LDR = x 100
Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR berada pada tingkat 85-100 dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 265BPPP
Universitas Sumatera Utara
29
tanggal 29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan memperlakukan peraturan Bank Indonesia No01219PBI2010 yang berisi
ketentuan standar LDR pada tingkat 78-100.
2.1.7.2 Capital Adequecy Ratio CAR
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada
bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman
utang, dan lain-lain Dendawijaya,2009. Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
CAR = x 100
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Ketentuan tentang modal minimum bank umum yang berlaku di
Indonesia mengikuti standar Bank for International Settlements BIS. Sejalan dengan standar tersebut, dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 Februari
1991 Pakfeb 91, Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan
Universitas Sumatera Utara
30
modal minimum sebesar 8 dari total aktiva tertimbang menurut risiko ATMR.
2.1.7.3 Non Performing Loan NPL
Non Performing loan NPL menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.
Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Menurut Riyadi 2004, risiko kredit yaitu risiko yang timbul apabila
peminjam tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayarnya.
Menurut Dendawijaya 2009, kemacetan fasilitas kredit disebabkan oleh 2 faktor yaitu :
1. Dari pihak perbankan Dalam hal ini pihak analis kredit kurang teliti baik dalam mengecek
kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam menghitung rasio- rasio yang ada. Akibatnya, apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi
sebelumnya.
2. Dari pihak Nasabah Kemacetan kredit yang disebabkan nasabah diakibatkan 2 hal yaitu:
a. Adanya unsur kesengajaan b. Adanya unsur tidak sengaja
Tingkat risiko kredit diproksikan dengan NPL dikarenakan NPL dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapat
dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank. Riyadi, 2004
. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut Sesuai SE No.623DPNP Tanggal 31 Mei 2004 :
Universitas Sumatera Utara
31
NPL = x 100
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPL
Sumber : SE BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004
Berdasarkan tabel diatas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5, apabila bank melebihi batas yang diberikan
maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
2.1.7.4 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
Biaya Operasional terhadap Pendapatn Operasional BOPO merupakan rasio yang menunjukkan besaran perbandingan antara beban atau biaya
operasional terhadap pendapatan operasional suatu perusahaan pada periode
tertentu Riyadi, 2004. BOPO telah menjadi salah satu rasio yang perubahan
nilainya sangat diperhatikan terutama bagi sektor perbankan mengingat salah satu criteria penentuan tingkat kesehatan bank oleh Bank Indonesia adalah
besaran rasio ini. Bank yang nilai rasio BOPO-nya tinggi menunjukkan bahwa bank
tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnya jumlah biaya operasional yang harus dikeluarkan
Rasio Predikat
NPL ≤ 5
NPL 5 Sehat
Tidak Sehat
Universitas Sumatera Utara
32
oleh pihak bank untuk memperoleh pendapatan operasional. Disamping itu, jumlah biaya operasional yang besar akan memperkecil jumlah laba yang akan
diperoleh karena biaya atau beban operasional bertindak sebagai faktor pengurang dalam laporan laba rugi. Nilai rasio BOPO yang ideal berada antara
50-75 sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei
2004, kategori peringkat yang akan diperoleh bank dari besaran nilai BOPO yang dimiliki adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Peringkat Bank berdasarkan Rasio BOPO
Peringkat Predikat
Besaran nilai BOPO 1
Sangat Sehat 50-75
2 Sehat
76-93 3
Cukup Sehat 94-96
4 Kurang
Sehat 96-100
5 Tidak Sehat
100
Sumber : SE BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004
Pada Bank, beban operasional umumnya terdiri dari biaya bunga beban bunga yang dibayarkan oleh pihak bank kepada nasabah yang menyimpan
uangnya di bank dalam bentuk dana pihak ketiga seperti giro, tabungan dan deposito, biaya administrasi, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dsb.
Sedangkan, pendapatan operasional bank umumnya terdiri dari pendapatan bunga diperoleh dari pembayaran angsuran kredit dari masyarakat, komisi dsb.
Universitas Sumatera Utara
33
BOPO dapat dirumuskan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia sebagai berikut :
BOPO = x 100
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah
penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Judul yang diangkat tentu tidak lepas dari penelitian terdahulu sebagai landasan dalam menyusun sebuah kerangka pikir ataupun arah dari penelitian
ini. Ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang tingkat risiko dalam hubungannya dengan tingkat keuntungan. Penelitian itu dilakukan oleh:
1. Mawardi 2005 Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi menganalisis “Pengaruh
efisiensi operasi BOPO, risiko kredit NPL, risiko pasar NIM, modal CAR terhadap kinerja keuangan ROA bank umum yang beroperasi di
Indonesia yang mempunyai total aset kurang dari 1 triliun rupiah” yang ditunjukkan oleh Direktori Perbankan Indonesia. Periodisasi data yang
digunakan adalah 1998 sampai dengan 2001. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda. Hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
34
menunjukkan bahwa efisiensi operasi BOPO dan risiko kredit NPL terhadap kinerja keuangan ROA menunjukkan pengaruh negatif dan
signifikan, sedangkan risiko pasar NIM menunjukkan pengaruh positif dan modal CAR yang tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROA.
2. Bachtiar Usman
Menganalisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada bank-bank di Indonesia. Variabel yang digunakan adalah quick ratio, bank
ratio, gross profit margin, net profit margin, gross yield on total asset, leverage multiplier, credit risk ratio, deposit risk ratio, dan primary ratio.
Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa quick ratio, gross yield on total assets, net income on total asset, leverage multiplier, credit risk ratio, dan
deposit risk ratio memiliki pengaruh positif terhadap rasio pendapatan mendatang. Sedangkan variabel bank ratio, gross profit margin, dan primary
ratio, memiliki pengaruh negatif terhadap rasio pendapatan mendatang. 3. Sudiyatno 2010
Melakukan analisis mengenai pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK, BOPO, CAR, dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2005-2008. Variabel yang digunakan yaitu Dana Pihak Ketiga DPK, BOPO, CAR, LDR, dan ROA.
Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda multiple regression analysis model dengan persamaan kuadrat terkecil Ordinary
Least Square. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Dana pihak ketiga
Universitas Sumatera Utara
35
DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank ROA. Berarti semakin banyak dana pihak ketiga yang bisa dihimpun oleh bank,
maka semakin tinggi kinerja bank ROA. Biaya operasi BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja bank ROA. Berarti semakin tinggi
biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank, maka akan menurunkan pendapatan operasional bank, sehingga kinerja bank ROA turun.Capital
Adecuacy Ratio CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Berarti semakin tinggi modal yang ditanam atau diinvestasikan dibank,
semakin tinggi ROA.Loan to Deposit Ratio LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja bank ROA. Berarti pengaruh loan deposit
ratio LDR terhadap kinerja bank ROA sangat kecil sehingga secara statistik tidak signifikan pada level signifikansi kurang dari 5.
4. Hesti Werdaningtyas 2002
Hesti Werdaningtyas 2002 melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Over Pramerger di Indonesia. Pengujian penelitian dilakukan menggunakan regresi
linear berganda.Variabel dependen yang digunakan adalah ROA, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CAR dan LDR.Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA dan LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 2.3
Kajian Penelitian Terdahulu NO
NAMA TAHUN VARIABEL
PENELITIAN HASIL PENELITIAN
1.
Mawardi 2005 CAR, NPL,
BOPO, NIM dan ROA.
CAR dan NIM mempunyai pengaruh positif terhadap ROA,
sedangkan variable BOPO dan NPL, berpengaruh negatif.
2.
Bachtiar Usman 2003
quick ratio, LDR, bank ratio, gross
profit margin GPM, net profit
margin NPM, net interest
margin NIM, Biaya Operasi
terhadap Pendapatan
BOPO, capital adquacy ratio
CAR, pertumbuhan
kredit, leverage multiplier non
performing loan NPL, dan
deposit risk ratio DRR,
Perubahan Laba Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa semua variabel tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba bank
satu tahun mendatang
3.
Sudiyatno 2010 Dana Pihak
Ketiga, BOPO, CAR, LDR dan
ROA. Dana pihak ketiga DPK dan
Capital Adequacy Ratio CARberpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja bank ROA.Biaya operasi BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja bank
ROA.Loan to Deposit Ratio
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja
bank ROA.
4.
Hesti Werdaningtyas
2002 CAR, LDR, ROA
CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA
LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA
Sumber: dari berbagai jurnal
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan konsep teori diatas maka peneliti mencoba menguraikan dalam bentuk kerangka pikir sebagai berikut:
CAR X1
NPL X2
LDR X3 ROA
Y LAPORAN KEUANGAN
BOPO X4
BANK UMUM
Universitas Sumatera Utara
38
Berdasarkan kerangka pikir diatas maka, faktor dependen dalam penelitian ini ROA,secara konsep teori maupun empiris yang telah dijelaskan pada
peraturan Bank Indonesia 131PBI2011 tentang kesehatan bank umum. Selanjutnya konsep kerangka pada variabel Y tersebut juga didukung oleh
penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa dalam uji statistik,ada beberapa faktor yang mempengaruhi ROA dan ternyata variabel independen yang
berkontribusi mempengaruhi variabel dependen Y ROA diantaranya adalah CAR, NPL, LDR, dan BOPO.
Kelima variabel independen tersebut berdasarkan peraturan Bank Indonesia juga dapat dijadikan sebagai indikator penilai kesehatan bank, meskipun
indikator-indikator lainnya juga cukup banyak sebagaimana yang telah diatur oleh Bank Indonesia tahun 2012 namun karena keterbatasan waktu, maka
peneliti membatasi variabel independen adalah CAR, NPL, LDR dan BOPO sedangkan penetuan variabel Y sendiri peneliti tentukan berdasarkan kriteria
rasio-rasio yang ada pada peraturan Bank Indonesia. Peneliti mencoba menarik suatu benang merah antara rasio keuangan bank yg rentan terhadap variabel X
CAR, NPL, LDR dan BOPO. Dan berdasarkan hasil uji literatur, maka penulis menjatuhkan pilihan variabel dependen pada ROA.
Universitas Sumatera Utara
39
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1: Diduga rasio CAR berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Umum H2: Diduga rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA pada Bank Umum
H3: Diduga rasio LDR berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Umum H4: Diduga rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA pada Bank Umum
H5: Diduga variabel CAR, NPL, LDR, BOPO berpengaruh secara simultan terhadap ROA.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Data dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data