Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Informan
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah orang
Persentase
1. SMA
6 100
Sumber: Hasil Wawancara 2013
c. Usia
Informan penelitian seluruhnya memiliki rentang usia di atas 17 tahun. Informan yang berusia 30 tahun hanya satu orang saja 16,67 yakni
manajer Ayam Bakar Kaki Lima. Informan yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 5 orang 83,33. Informan ini terbagi atas 4 orang bagian
produksi dan 1 orang bagian belanja.
Tabel 4.4 Usia Informan
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah orang
Persentase
1. 2.
20-30 tahun 30 tahun
5 1
83,33 16,67
Sumber: Hasil Wawancara 2013
4.2.2 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini terdiri dari 6 orang. Sebagai tambahan informasi mengenai informan, peneliti melampirkan data mengenai informan:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Informan Penelitian
No. Nama
Usia Jenis
Kelamin Pendidikan
Keterangan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Suryadi Susi
Anto Rizal
Darma Putra
30 tahun 20 tahun
27 tahun 23 tahun
21 tahun 21 tahun
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Laki-laki
Laki-laki Laki-laki
SMA
SMA SMA
SMA SMA
SMA PemilikManajer
PekerjaProduksi PekerjaProduksi
PekerjaProduksi PekerjaProduksi
PekerjaBelanja Sumber : Hasil wawancara, data diolah peneliti 2013
Peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada manajer, karyawan bagian produksi dan belanja untuk mengetahui biaya produksi Ayam Bakar Kaki Lima dan
metode perhitungan biaya produksi menurut metode tradisional. Peneliti melakukan wawancara kepada karyawan bagian produksi dan belanja untuk mengetahui biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi ayam bakar dan membuat perhitungan biaya produksi dengan metode full costing agar Ayam Bakar Kaki Lima dapat
menghitung dengan cermat biaya produksinya sehingga keuntungan yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Hasil Wawancara
Peneliti menyajikan hasil wawancara yang diperoleh dari informan. Peneliti memilih enam jawaban informan yang dianggap mewakili dan mampu menjawab
pertanyaan rumusan masalah. Hasil wawancara dari enam informan pemilik dan pekerja digunakan untuk menjawab rumusan permasalahan penelitian mengenai
perhitungan biaya produksi dengan metode tradisional yang digunakan oleh Ayam Bakar Kaki Lima dan membandingkannya dengan perhitungan biaya produksi
menggunakan metode full costing. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data berikut ini dengan
menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi kepada pihak yang berhubungan dengan judul penelitian ini, yakni kepada Manajer Ayam Bakar Kaki
Lima yang dijabat oleh Bapak Suryadi. Selain itu, peneliti juga memperoleh data wawancara dari karyawan bagian produksi yang dilaksanakan oleh Susi, Anto, Rizal,
Darma dan karyawan bagian belanja yang dilaksanakan oleh Putra, karena merekalah yang mengetahui unsur-unsur biaya produksi ayam bakar pada Ayam Bakar Kaki
Lima. Karyawan bagian produksi dan belanja yang akan diwawancarai dipilih dengan dasar pertimbangan mengetahui benar masalah biaya produksi yang diterapkan pada
Ayam Bakar Kaki Lima dan berhubungan dengan permasalahan penelitian dilakukan. Peneliti melakukan wawancara yang pertama dengan bapak Suryadi selaku
Manajer Ayam bakar Kaki Lima, dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan peneliti mencakup beberapa hal yang dirasa nantinya dapat menjawab apa yang
menjadi rumusan masalah. Adapun tujuan pertanyaan yang diajukan yaitu untuk mengetahui definisi bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead, apa
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi bahan baku, berapa jumlah tenaga kerja keseluruhan, berapa gaji yang dibayarkan setiap bulan dan apa saja yang termasuk biaya overhead.
Wawancara kedua dilakukan dengan karyawan bagian produksi yaitu Susi, Anto, Rizal, dan Darma Dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan peneliti
mencakup beberapa hal yang nantinya dapat membantu penulis dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Dan adapun tujuan pertanyaan
yang diajukan untuk mengetahui tentang definisi untuk mengetahui definisi bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead, apa yang menjadi bahan baku,
berapa jumlah tenaga kerja keseluruhan, berapa gaji yang dibayarkan setiap bulan dan apa saja yang termasuk biaya overhead.
Wawancara ketiga dilakukan dengan Putra karyawan bagian belanja. Dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan penulis mencakup beberapa hal yang
nantinya dapat membantu peneliti dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Dan adapun tujuan pertanyaan yang diajukan untuk
mengetahui definisi bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead, apa yang menjadi bahan baku, berapa jumlah tenaga kerja keseluruhan, berapa gaji yang
dibayarkan setiap bulan dan apa saja yang termasuk biaya overhead.
4.2.3.1 Unsur-unsur Biaya Produksi a. Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan
merupakan komponen utama dari suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Suryadi selaku manajer Ayam Bakar Kaki Lima, beliau mengatakan bahwa: “Bahan baku merupakan komponen yang terbesar dalam pembuatan produk jadi.
Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan ayam bakar pada Ayam Bakar Kaki Lima adalah ayam broiler. Menurut saya, bahan penolong itu merupakan bahan
tambahan yang digunakan dalam proses produksi. Bahan penolong sebenarnya tidak dipakai pada proses produksi ayam bakar karena mengambil bahan setengah jadi
dari Ayam Bakar Wong Solo. Kalau bumbu yang digunakan menurut saya yang digunakan sebagai bahan penolong adalah bawang merah, bawang putih, jahe, gula
merah, kunyit, lengkuas, ketumbar, garam dan penyedap.” Lebih lanjut Susi menjelaskan bahwa:
“Bahan baku adalah bahan dasar dalam pembuatan produk jadi. Ayam bakar yang dijual pada usaha ini tidak diproduksi sendiri melainkan diambil langsung dari Ayam
Bakar Wong Solo dengan harga modal Rp 8.200potong. Ayam yang dikirim dari Ayam Bakar Wong Solo dalam bentuk bahan setengah jadi yang siap untuk dibakar
atau panggang ayam yang sudah lengkap dengan bumbu bakar. Menurut saya, bahan penolong itu semua bahan tambahan yang digunakan untuk pembuatan ayam
bakar. Saya tidak mengetahui apa saja yang termasuk dalam bahan penolong
bumbu karena kita ambil dari Ayam Bakar Wong Solo.” Selanjutnya Anto menjelaskan bahwa:
“Bahan baku adalah bahan dasar dalam pembuatan produk selesai. Bahan baku yang digunakan adalah ayam yang kita ambil dari Ayam Bakar Wong Solo. Menurut
saya, bahan penolong itu bahan yang gunanya untuk penguat rasa. Untuk bahan penolong saya kurang tahu karena kita gak prod
uksi.”
Setelah itu Rizal menambahkan bahwa: “Bahan baku adalah bahan yang membentuk produk jadi. Bahan bakunya kita ambil
dari Wong Solo dalam bentuk setengah jadi. Menurut saya, bahan penolong itu bahan-bahan yang digunakan untuk menambah rasa dari produk jadi. Untuk bahan
penolong saya kurang tahu persis karena tugas kita cuma tingga ngebakar aja.” Darma lebih lanjut menjelaskan, bahwa:
Universitas Sumatera Utara
“Bahan baku merupakan suatu bahan penting dalam perhitungan biaya produksi. Bahan baku yang digunakan ayam broiler yang udah dibumbuin, jadi kita tinggal
bakar aja. Menurut saya bahan penolong adalah bumbu yang digunakan dalam pembuatan ayam bakar. Tapi, saya gak tahu apa-apa aja yang jadi bumbu ayam
bakar.” Lebih lanjut Putra menjelaskan bahwa:
“Bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk memproses bahan jadi. Bahan baku yang kita pake ayam broiler yang kita ambil Wong Solo. Menurut saya, bahan
penolong itu bahan bantuan untuk menambah cita rasa dari ayam bakar. Tapi untuk bahan penolong ayam bakar saya nggak tahu.”
b. Biaya Tenaga Kerja