Kekurangan Zat Besi Zat Besi 1. Defenisi

Tabel 2.2.3. Angka kecukupan besi yang dianjurkan menurut Almatsier 2010 GolonganUmur AKB Mg GolonganUmur AKB Mg Balita Wanita 0-6 bulan 0,5 10-12 tahun 20 7-11 bulan 7 13-15 tahun 26 1-3 tahun 8 16-18 tahun 26 4-6 tahun 9 19-29 tahun 26 7-9 tahun 10 30-49 tahun 26 Pria 50- 64 tahun 12 10-12 tahun 13 ≥ 65 tahun 12 13-15 tahun 19 Hamil dan menyusui 16-18 tahun 15 Trimester I + 0 19-29 tahun 13 Trimester II + 9 30-49 tahun 13 Trimester III + 13 50- 64 tahun 13 Menyusui 0-6 bulan + 6 ≥ 65 tahun 13 Menyusui 7-12 bulan + 6

2.2.4. Kekurangan Zat Besi

Proses metabolisme zat besi digunakan untuk biosintesa hemoglobin, dimana zat besi digunakan secara terus-menerus. Sebagian besar zat besi yang bebas dalam tubuh akan dimanfaatkan kembali reutilization, dan hanya sebagian kecil sekali yang diekskresikan melalui air kemih, feses dan keringat. Keseimbangan zat besi dalam tubuh diregulasi dengan sebaiknya untuk memastikan bahwa zat besi yang diabsorpsi di usus cukup untuk mengkompensasi zat besi yang hilang dari tubuh. Bila seorang anak atau bayi sedang tumbuh membutuhkan zat besi yang lebih banyak daripada cadangan zat besi yang ada, maka anak atau bayi tersebut akan mengalami keseimbangan zat besi yang negatif. Bila keadaan ini menetap, maka usaha yang pertama dari tubuh adalah cadangan zat besi akan dipakai, bila cadangan zat besi habis, maka bagian zat besi yang berfungsi akan dengan cepat pula berkurang Almatsier, 2010. Terdapat 3 tingkat dari kekurangan zat besi. Pada tingkat pertama atau Negative Iron Balance” , ditandai dengan berkurangnya atau tidak adanya cadangan besi, Universitas Sumatera Utara sehingga kadar feritin plasma dan simpanan besi dalam sumsum tulang akan menurun dan absorbsi zat besi akan meningkat. Pada orang dewasa keadaan ini mudah dibedakan dengan keadaan normal, tetapi pada anak yang sedang tumbuh agak sulit ditentukan, karena pada anak-anak yang sedang tumbuh dalam keadaan normal pun bisa didapati kadar hemosiderin dalam sumsum tulang yang sangat rendah. Pada tingkat kedua, bilamana keseimbangan zat besi yang negatif menjadi lebih progresif, maka terjadilah keadaan yang dinamakan Iron Deficiency Erythropoesis” dengan tanda-tanda penurunan cadangan zat besi dalam tubuh, penurunan kadar besi dalam serum, dan penurunan kadar jenuh transferin sampai 15-20. Sintesis hemoglobin terganggu dan konsentrasi hemoglobin berkurang sehingga dibawah kadar optimal tapi belum ada tanda-tanda anemia yang jelas. Pada tingkat ketiga atau dinamakan Iron Deficiency Anemia”, keseimbangan zat besi yang negatif yang berlama-lama akan menyebabkan munculnya tanda-tanda anemia yang nyata, disertai dengan kelainan-kelainan seperti pada tingkat kedua Almatsier, 2010. 2.3. Anemia Defisiensi Besi 2.3.1 Definisi