BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MEREK PADA BIDANG
JASA USAHA MENENGAH DALAM RANGKA MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN
A. Peran dan Kebijakan Pemerintah dan swasta Terhadap Hak Merek di
bidang Jasa Usaha Menengah dalam menghadapi pasar tunggal ASEAN
Usaha menengah merupakan sektor usaha yang memiliki banyak variasi produk, yakni mulai dari produk kebutuhan sehari - hari hingga produk - produk
yang berupa barang kerajinan cinderamata. Hal ini membuat sektor usaha kecil menengah menjadi sektor usaha yang menjanjikan. Banyaknya usaha kecil
menengah yang dijalankan di Indonesia menyebabkan kadang kala hasil produk antara satu usaha kecil menengah dengan usaha kecil menengah yang lainnya
memiliki kesamaan atau kemiripan produk, terutama pada produk-produk yang dianggap sedang laku di pasaran. Kondisi ini menimbulkan banyaknya kasus -
kasus pemalsuan terhadap produk - produk laris tersebut.
125
Usaha Menengah mengambil peranan aktif dalam perekonomian di Indonesia. Usaha menengah tetap bertahan bahkan peranannya semakin
meningkat dan terlihat sangat jelas dalam perekonomian Indonesia. Pada saat itu bentuk usaha inilah yang paling cepat pulih dari krisis ekonomi dibandingkan
dengan usaha-usaha skala besar yang banyak terpuruk pada saat itu.Dari sekian banyak jasa usaha menengah yang berkembang di Indonesia dan tidak hanya
125
Diva Gede, Mengembangkan UKM Melalui Pemberdayaan Peran Pemerintah Daerah. Jakarta : Bakrie School of Management, 2009, hal 67
87
Universitas Sumatera Utara
terbatas pada bidang-bidang usaha yang telah disebutkan sebelumnya tersebut, keberadaan jasa usaha menengah tidak terlepas dari keterkaitannya dengan hak
merek. Dimulai dari produk yang dihasilkan dari kegiatan usaha menengah, teknologi yang digunakan, desain dari setiap produk yang dihasilkan, maupun
penggunaan merek dagang ataupun merek jasa untuk kepentingan pemasaran.
126
Fungsi utama dari sebuah merek adalah agar konsumen dapat mencirikan
suatu produk yang dimiliki oleh pelaku jasa usaha menengah sehingga dapat dibedakan dari produk jasa usaha menengah lain yang serupa atau yang mirip
yang dimiliki oleh pesaingnya. Untuk dapat melakukan hal tersebut pemakai harus mampu membed akan dengan mudah antara produk yang asli dengan produk-
produk yang identik atau yang mirip. Untuk memungkinkan satu jasa usaha
menengah dapat membedakan dirinya dan produk yang dimiliki terhadap apa
Merek mempunyai peranan yang sangat penting bagi pemilik suatu produk. Hal ini disebabkan oleh fungsi merek itu sendiri untuk membedakan dalam memperkenalkan
suatu barang danatau jasa dengan barang danatau jasa lainnya yang mempunyai kriteria dalam kelas barang danatau jasa sejenis yang diproduksi oleh perusahaan yang berbeda.
Dengan memiliki suatu merek berarti telah dapat diterapkan salah satu strategi pemasaran, yaitu strategi pengembangan produk kepada masyarakat pemakai atau kepada
masyarakat konsumen, dimana kedudukan suatu merek dipengaruhi oleh baik atau tidaknya mutu suatu barang yang bersangkutan. Jadi merek akan selalu dicari apabila
produk atau jasa yang menggunakan merek mempunyai mutu dan karakter yang baik yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pasar tunggal.
126
https:bisnisukm.compentingnya-hki-bagi-ukm.html, diakses tanggal 22 Juni 2016
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki oleh para pesaingnya, maka merek menjadi peran penting dalam pencitraan dan strategi pemasaran tunggal.
Kebanyakan jasa usaha menengah itu sendiri, ada beberapa alasan yang menjadi kendala mereka untuk mendaftarkan merek dagangnya yaitu alasan
karena biaya untuk pendaftaran itu sendiri dan kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap pentingnya pendaftaran merek itu sebagai jaminan untuk
melindungi merek produk pangan merek. Adapun beberapa usaha pemerintah
daerah dalam hal membantu para jasa usaha menengah untuk mendaftarkan merek dagangnya yaitu Membantu jasa usaha menengah dalam hal pendaftaran. Apabila
jasa usaha menengah tidak memiliki biaya akan dibantu dalam hal pembiayaan
apabila ada APBN yang tersedia. Membantu membiayai pendaftaran merek bagi jasa usaha menengah yang tidak memiliki biaya dengan syarat jasa usaha
menengah tersebut harus aktif. Aktif dalam hal ini adalah aktif dalam hal memproduksi produknya dalam jangka panjang, melakukan pembinaan dokumen
untuk pendaftaran mereknya, melakukan pelatihan-pelatihan pengolahan makanan. Tidak semua jasa usaha menengah yang mendapat bantuan dari
pemerintah. Ada beberapa kriteria jasa usaha menengah yang mendapat bantuan untuk mendaftarkan merek dagangnya yakni jasa usaha menengah binaan yang
berpotensi yang mendapat perlindungan mereknya. Jadi tidak asal jasa usaha
menengah yang mendapat bantuan seperti jasa usaha menengah yang mengola
makanan yang tidak berpotensi, jasa usaha menengah yang produk pangannya yang pemasarannya menjamur atau eksis, jasa usaha menengah yang memiliki
produk yang ada mereknya dan mereknya dikenal masyarakat namun belum ada pelindungan yang kemudian mendapat bantuan pendaftaran merek.
Universitas Sumatera Utara
Produk Indonesia praktis tidak terlalu menghadapi masalah sebab hampir delapan puluh persen perdagangan Indonesia sudah bebas hambatan. Bahkan
ekonomi yang berbasis kerakyatan usaha menengah berpeluang menembus pasar negara ASEAN. Pemerintah telah melakukan upaya percepatan pemerataan
pembangunan sebagai bagian dari penguatan ekonomi kerakyatan. Usaha lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk cluster untuk pembinaan
jasa usaha menengah agar memiliki daya saing.
127
127
Pemerintah coba meningkatkan kesadaran usaha menengah terhadap pentingnya masalah hak merek. Apalagi, jasa usaha menengah yang bergerak
dalam industri kreatif. Ini dimaksudkan untuk melindungi jasa usaha menengah sehingga bisa berkembang pesat. Sangat penting bagi jasa usaha menengah
maupun perusahaan swasta lain untuk memanfaatkan hak merek dalam pengembangan usahanya. Saat ini, dengan adanya rezim HKI, ada lebih dari 60
juta teknologi yang bisa diakses free. Jadi, pengusaha dapat mempelajari, memanfaatkan, lalu mengembangkan. Setelah itu, daftarkan patennya. Untuk jasa
usaha menengah yang bergerak dalam bidang industri sepatu, potensi hak merek yang ada diantaranya gambar-gambar dari desain sepatu-sepatu, perlindungan
Desain industri untuk desain sepatu tersebut, perlindungan merek dagang untuk merek yang digunakan pada produk sepatu tersebut. Bahkan paten apabila dalam
produksinya menggunakan teknologi dan alat-alat baru yang tidak pernah dipergunakan oleh industri lainnya. Tentunya perlindungan hak merek ini tidak
selalu sama untuk setiap kegiatan usaha menengah.
http:abdairsyadsudarsono.blogspot.co.id201505kesiapan-indonesia- menghadapi.html, diakses tanggal 23 Juni 2016
Universitas Sumatera Utara
Dalam Undang - undang No. 20 tahun 2008 tentang usaha menengah peran pemerintah dan swasta adalah sebagai fasilitator, regulator, dan katalisator dalam
proses penguatan jasa usaha menengah. Dimana fungsi fasilitator dimaksudkan untuk memfasilitasi jasa usaha menengah dalam rangka mencapai tujuan
penguatan usaha yang dimilikinya. Selanjutnya peran dari fungsi regulator yaitu membuat kebijakan-kebijakan yang mempermudah jasa usaha menengah untuk
mengokohkan usahanya. Sedangkan fungsi katalisator memiliki tugas untuk mempercepat terjadinya pertumbuhan jasa usaha menengah melalui kebijakan
pemerintah, negara dapat memberikan jaminan hukum dan perundang-undangan. Apalagi terhadap kegiatan perekonomian yang potensial seperti jasa usaha
menengah. Dengan demikian peran pemerintah yang sesuai dengan penelitian ini adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan daya
saing usaha kecil menengah inovatif. Peran pemerintah dan swasta adalah sebagai fasilitator perolehan hak merek
dengan beberapa kriteria sebagai berikut : 1.
Pemberian sesuatu, baik yang berupa uang atau subsidi, barang atau jasa. 2.
Keistimewaan, baik yang berupa keringanan atau kekuatan dalam waktu lintas hukum.
3. Kebijaksanaan yang tersendiri
4. Fasilitasi bagi usaha kecil menengah terhadap pemanfaatan sumber daya.
5. Pembinaan usaha kecil menengah dalam memperkuat jaringan klaster
industri. 6.
Penyusunan kebijakan usaha kecil menengah. 7.
Pemberian kemudahan ijin usaha kecil menengah. 8.
Pemberian fasilitasi kemudahan akses perbankan bagi usaha kecil menengah.
9. Fasilitasi kerjasama kemitraan usaha kecil menengah dengan swasta.
128
128
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia Isu - Isu Penting hak merek dagang. Jakarta :LP3, 2013, hal 74
Universitas Sumatera Utara
Bagi UKM inovatif tidak perlu mengikuti proses pendaftaran permohonan hak merek, karena pendaftaran dilakukan sendiri oleh dinas perdagangan dan
perindustrian.. Selanjutnya keistimewaan yang diperoleh pelaku usaha kecil menengah inovatif melalui kegiatan fasilitasi perolehan hak merek adalah bahwa
pelaku usaha kecil menengah inovatif tidak perlu mengikuti semua prosedur rumit yang diterapkan oleh kantor wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
serta dapat meminimalisir kemungkinan ditolaknya hak merek yang didaftarkan. Selain itu waktu tunggu dalam perolehan sertifikat tidak memerlukan waktu lama.
Biasanya lama waktu tunggu lama proses pengurusan hak merek untuk UKM non inovatif antara 15 - 24 bulan, sedangkan keistimewaan waktu yang diterima oleh
UKM inovatif adalah lama pengurusan hak merek hanya sekitar 10 bulan. Fasilitasi perolehan hak merek tersebut sejatinya bermaksud menyerderhanakan
prosedur pengurusan permohonan hak merek. Salah satu aspek dari lingkungan usaha yang sehat adalah mudahnya proses permohonan hak merek. Pada
umumnya, untuk memperoleh sertifikat hak merek, pelaku usaha kecil menengah harus mengeluarkan biaya sekitar 3 atau 4 kali dari biaya permohonan yang
ditentukan. Sertifikat hak merek juga harus diperbaharui setiap beberapa tahun dan memerlukan beberapa klarifikasi dari beberapa pejabat yang berwenang, yang
biasanya menyebabkan perlunya biaya tambahan. Hal ini terjadi karena proses pengurusan tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak
pasti, serta tumpang tindih antara pemerintah pusat dengan daerah maupun antar instansi di daerah.
Universitas Sumatera Utara
Akibatnya, minat pelaku usaha kecil menengah terhambat untuk mendaftarkan perlindungan hak mereknya. Melalui fasilitasi tersebut pelaku usaha
kecil menengah inovatif tidak perlu lagi mengikuti alur pendaftaran yang dirasakan cukup berbelit - belit jika melakukan pendaftaran langsung melalui
Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Pelaku usaha kecil menengah inovatif yang ingin mengajukan permohonan perlindungan merek dapat
mengajukannya langsung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Kebijakan pemerintah dan swasta terhadap hak merek di bidang jasa Usaha
Menengah dalah dibuatnya kegiatan fasilitasi itu sendiri. Kegiatan fasilitasi tersebut merupakan implementasi dari Undang - undang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah yang menjelaskan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah memfasilitasi pengembangan
usaha kecil menengah dalam berbagai bidang dimana salah satu bidang tersebut adalah bidang desain dan teknologi. Dimana pengembangan dalam bidang desain
dan teknologi sebagai mana yang dimaksud pada bab ini dilakukan dengan salah bentuknya yaitu mendorong usaha kecil menengah untuk memperoleh sertifikat
hak merek.
129
Pengembangan UMKM dilakukan dalam rangka menuju pertumbuhan ekonomi masyarakat ASEAN. Dalam rangka menuju MEA, terdapat peluang yang
besar bagi UKM untuk meraih potensi pasar dan peluang investasi harus dapat
129
Betsy Setiono, Peran Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam perolehan Hak Merek Bagi Usaha Kecil Menengah Inovatif, Program Studi Ilmu Administrasi
Negara, FISIP, Universitas Airlangga, Kebijakan dan Manajemen Publik, jurnal Hukum 2303 – 341 Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
dimanfaatkan dengan baik. Guna memanfaatkan peluang tersebut, maka tantangan yang terbesar bagi hak merek pada bidang usaha menengah menghadapi MEA
adalah bagaimana mampu menentukan strategi yang jitu guna memenangkan persaingan. Pada saat MEA diterapkan, diperkirakan akan terjadi perubahan-
perubahan perilaku pasar tunggal dengan karakteristik pasar yang dinamis, kompetisi global, dan bentuk organisasi yang cenderung membentuk jejaring
network, tingkat industri yang pengorganisasian produksinya fleksibel dengan pertumbuhan yang didorong oleh inovasipengetahuan, didukung teknologi
digital; sumber kompetisi pada inovasi, kualitas, waktu, dan biaya. Oleh karena itulah, mulai saat ini UKM harus mulai berbenah guna menghadapi perilaku pasar
tunggal yang semakin terbuka di masa mendatang. Para pelaku UMKM tidak boleh lagi harus mengandalkan buruh murah dalam pengembangan bisnisnya.
Kerjasama dan pembentukan jejaring bisnis, baik di dalam dan di luar negeri sesama UKM maupun dengan pelaku usaha besar harus dikembangkan. Peranan
pemerintah tentu menjadi penting terutama untuk mengantarkan mereka agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya dalam memanfaatkan MEA.
Beberapa kebijakan pemerintah dan swasta untuk memberdayakan hak merek terhadap UMKM dalam menghadapi pasar tunggal adalah :
1. Meningkatkan kualitas dan standar produk Guna dapat memanfaatkan peluang
dan potensi pasar di kawasan ASEAN dan pasar global, maka produk yang dihasilkan UKM haruslah memenuhi kualitas dan standar yang sesuai dengan
kesepakatan ASEAN dan negara tujuan. Dalam kerangka itu, maka UKM harus mulai difasilitasi dengan kebutuhan kualitas dan standar produk yang
dipersyaratkan oleh pasar tunggal ASEAN maupun di luar ASEAN. Peranan
Universitas Sumatera Utara
dukungan teknologi untuk peningkatan kualitas dan produktivitas serta introduksi merek kepada para pelaku UKM yang ingin memanfaatkan pasar
tunggal ASEAN perlu segera dilakukan. 2.
Meningkatkan akses finansial Isu finansial dalam pengembangan bisnis UKM sangatlah klasik. Selama ini, belum banyak UKM yang bisa memanfaatkan
skema pembiayaan yang diberikan oleh perbankan. 3.
Memperkuat dan meningkatkan akses dan transfer teknologi bagi UKM untuk pengembangan UKM inovatif Akses dan transfer teknologi untuk UKM masih
merupakan tantangan yang dihadapi di Indonesia. 4.
Memfasilitasi UKM berkaitan akses informasi dan promosi di luar negeri Bagian terpenting dari proses produksi adalah masalah pasar. Sebaik apapun
kualitas produk yang dihasilkan, kalau masyarakat atau pasar tidak mengetahuinya, maka produk tersebut akan sulit dipasarkan. Oleh karena itu,
maka pemberian informasi dan promosi produk-produk UKM, khususnya untuk memperkenalkan di pasar tunggal ASEAN harus ditingkatkan.
130
B. Perlindungan Hukum atas Merek di Bidang Jasa Usaha Menengah di