74
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pelaksanaan Pemberian Rujukan yang terjadi di Puskesmas Padang Bulan selayang II
Dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II dapat dilihat bahwa prosedur yang dilakukan pihak
puskesmas sudah sesuai ketentuan yang di berikan oleh pihak BPJS. Pihak puskesmas hanya memberikan rujukan jika sudah ditanggani atau diperiksa
terlebih dahulu oleh pihak puskesmas dan apabila ada indikasi medis sehingga tidak dapat di tanggani di puskesmas atau saran yang ada di puskesmas kurang
mendukung dalam penanganan penyakit pasien barulah pasien tersebut nantinya akan di rujuk.
Ada pasien yang meminta rujukan secara langsung tanpa di periksa dengan alasan keluarganya dokter di rumah sakit atau meminta rujukan namun untuk
orang lain dan terkadang mereka meminta rujukan secara paksa kepada pihak puskesmas tapi dari pihak puskesmas sendiri tidak memberikan rujukan tersebut
karena pihak puskesmas bertanggung jawab terhadap pihak BPJS dan ketentuan yang ada. pernah ada satu kasus salah satu psien melaporkan ke media massa
mengenai pelayanan yang di berikan puksemas kepadanya hanya dikarenakan pihak puskemas tidak memberikan rujukan karena tidak sesuai ketentuan yang
ada. Pihak BPJS juga mengecamkan bahwa tidak akan membayarkan surat rujukan yang tidak sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.
Tingginya rujukan juga disebabkan oleh ketersediaan sarana dan alat kesehtan yang ada di puskesmas. Pihak puskesmas menangani pasien dengan
Universitas Sumatera Utara
75 peralatan dasar seperti tensi dan stetoskop dan melakukan diagnosa penyakit
hanya dengan menyakan keluhan yang dirasakan oleh pasien tersebut. Kebanyakan alat yang ada di puskesmas kurang mendapatkan perwatan yang
baik sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
5.2 Ketersediaan Sumber Daya Manusia terhadap pelaksanaan pemberian rujukan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas
Padang Bulan Selayang II Medan
Dari data yang dilampirkan di hasil penelitian, dapat dilihat bahwa ketersediaan petugas yang berada di puskesmas melebihi jumlah standar yang
tercantum dalam lampiran Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang puskesmas. Petugas Puskesmas Padang Bulan selayang II berjumlah 45 orang dengan dokter
layanan primer 6 orang, dokter gigi 3 orang, perawat 8 orang, bidan 5 orang, Tenaga kesehatan masyarakat 4 orang, Tenaga kesehatan lingkungan 2 orang,
Ahli teknologi laboratorium medik 2 orang, tenaga gizi 1 orang, tenaga kefarmasian 4 orang, tenaga administrasi 7 orang dan pekarya 3 orang. Maka
dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II sudah tercukupi karena sudah memenuhi standar yang di tetapkan
oleh pemerintah melalui lampiran peraturan menteri kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas bagian standar ketenagaan Puskesmas.
Puskesmas Padang Bulan Selayang II memiliki 35 orang petugas pada tahun 2013 dan meningkat pada tahun 2016 menjadi 45 orang petugas yang setiap
orangnya memiliki lebih dari satu tugas pokok dan fungsi. Puskesmas Padang Bulan Selayang II memiliki 6 orang Doker yang bekerja secara bergantian di
Universitas Sumatera Utara
76 karenakan ruangan pemeriksaan di puskesmas hanya cukup untuk 2 orang dokter.
Perawat yang bertugas di puskesmas juga sangat mencukupi. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan
bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memilki pengetahuan danatau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Menurut hasil wawancara terhadap dokter yang bertugas di puskesmas tersebut bahwa mereka telah memberikan rujukan sesuai dengan peryaratan yang
ditentukan oleh pihak BPJS kesehatan yaitu dengan tidak memberikan rujukan tanpa indikasi medis atau diperiksa terlebih dahulu dan jika ada pasien yang
memaksa untuk meminta rujukan pasien itu langsung di suruh pulang, namun dikarenakan fasilitas yang kurang memadai sehingga dari pihak dokter harus
memberikan rujukan kepada pasien.
5.1 Ketersediaan Fasilitas Sarana Kesehatan Puskesmas Padang Bulan Selayang II terhadap Pelaksanaan pemberian rujukan bagi pasien
peserta jaminan kesehatan sesuai lampiran peraturan menteri kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas.
Ketersediaan fasilitas atau Sarana pelayanan kesehatan dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting guna mencapai penegakkan diagnosa, pemberian tindakan yang tepat serta pendukung,
pendamping dan pemberi hasil dari sistem pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II didapat kelengkapan fasilitas sarana di
Universitas Sumatera Utara
77 ruang pemeriksaan puskesmas yang kurang atau tidak memenuhi standar sehingga
akan mempengaruhi dokter dalam memberikan pelayanan dan terpaksa memberikan rujukan kepada pasien. Hal ini didukung dengan jawaban dari
beberapa informan bahwa fasilitas di puskesmas belum memadai sesuai dengan lampiran Permenkes No. 75 tahun 2014.
Ada juga beberapa informan yang merasa bahwa fasilitas sudah memadai dan tidak mempengaruhi sistem pelaksanaan pemberian rujukan. Pasien yang berobat
di puskesmas juga mengatakan bahwa fasilitas sarana yang ada di puskesmas sudah memaklumi untuk standar pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Hasil wawancara dari Kepala Puskesmas, beliau juga mengatakan bahwa mereka mempunyai rencana akan pindah tempat pada tahun 2017 yang akan
datang. Keputusan tersebut sudah diajukan dan sedang di pertimbangkan oleh pihak Badan Pemerintahan Daerah kota medan. Beliau juga mengatakan bahwa
fasilitas sarana yang ada di puskesmas belum sepenuhnya memadai dan berharap di tempat yang baru semua kekurangan atas fasilitas sarana dan prasarana akan
dapat dipenuhi dengan baik. Letak tata lokasi pun akan diubah sehingga pasien dapat mengakses Puskesmas dengan mudah.
Dari hasil wawancara juga menyatakan bahwa dokter memberika rujukan karena memang fasilitas yang ada tidak mendukung untuk dapat mengani pasien.
Kebanyakan fasilitas yang ada di letakkan di dalam gudang dan jarang sekali digunakan sehingga kondisinya kurang terawat dan tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera Utara
78 Alat-alat yang ada di ruangan pemeriksaan umum hanya dapat digunakan
untuk pemeriksaan dasar seperti tensi meter dan stetoskop saja, penanganan pasien lebih sering dilakukan dengan menyakan gejala dan keluhan yang dirasakn
oleh pasien tersebut. Hasil observasi yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Selayang II
bahwa kelengkapan fasilitas sarana yang ada di ruang Pemerikasaan kurang memadai. Dari 67 item persyaratan peralatan Puskesmas di ruangan pemeriksaan
umum hanya 29 item yang dapat di lengkapi diantaranya: Ada 8 item dari pemeriksaan umum yaitu Emesis basin nierbeken besar,
lampu senter untuk periksa pen light, palu reflex, pelilit kapas catton applicator, Spekulum Vagina cocor bebek sedang, Stestoskop untuk dewasa, termometer
untuk dewasa, dan timbangan untuk dewasa. 5 item dari bahan habis pakai yaitu alkohol, kapas, kasa non steril, kasa steril, dan sarung tangan steril. 3 item dari
perlengkapan yaitu lampu spritus, perlak dan pispot. 3 item dari meubleir yaitu kursi kerja, lemari arsip dan meja tulis ½ biro, dan 3 item dari pencatatan dan
pelaporan ysitu buku register pelayanan, formulir rujukan dan kertas resep. Namum alat-alat tersebut diatas kebanyak di tempatkan di gudang.
5.2 Ketersediaan alat laboratorium Puskesmas terhadap pelaksanaan pemberian rujukan bagi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional
sesuai dengan lampiran peraturan menteri kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas bagian persyaratan peralatan Puskesmas.
Alat laboratorium juga mempunyai peran penting dalam pelaksanaan
pemberian rujukan sebagai sarana pendukung setelah dijalankan pemeriksaan terhadap pasien karena ada beberapa penyakit yang membutuhkan pemeriksaan
laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang ada di fasilitas keshatan tingkat
Universitas Sumatera Utara
79 pertama adalah pemeriksaan darah sederhana seperti: hemoglobin, trombosit,
leuko, hematokrit, eritrosit, golongan darah dan laju endap darah, pemeriksaan urin sederhana seperti warna, berat jenis, kejernihan, pH, leukosit dan eritrosit,
fases sederhana seperti cacing dan gula darah sewaktu. Dari hasil wawancara dari petugas puskesmas bahwa memang ketersedian
alat laboratorium yang ada di puskesmas kurang memadai tetapi mereka juga mengusahakan untuk melengkapi alat-alat tersebut. Kebanyak alat laboratorium
yang ada memang adalah alat-alat yang sering digunakan dan belum memnuhi standar Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Pukesmas bagian alat laboratorium.
Namun salah satu petugas menyatakan bahwa ketersedian alat laboratorium sudah memenuhi dan tidak mempengaruhi pemberian rujukan karena puskesmas telah
memiliki 3 orang ahli dalam bidang alat laboratorium. Dokter yang bertugas di Puskesmas sendiri menyatakan bahwa ketersedian
alat laboratorium mempengaruhi rujukan, salah satu contoh yang di utarakn beliau adalah saat seorang pasien datang untuk berobat ke puskesmas dengan gejala dia
mengalami sesak, namun di karenakan tidak ada oksigen di Puskesmas tersebut jadi pasien tersebut harus di rujuk kerumah sakit.
Dari wawancara terhadap 3 orang pasien yang berobat di Puskesmas bahwa ketiganya tidak mengetahui tentang alat laboratorium yang ada di puskesmas,
merka hanya tau alat yang di pakai dokter saat sedang memeriksa saja dan tidak pernah mendapat pemeriksaan laboratorium.
Hasil Observasi ketersediaan Alat laboratorium terhadap pemberian rujukan sesuai Lampiran permenkes No. 75 tahun 2014 bahwa dari 57 jenis alat
Universitas Sumatera Utara
80 laboratorium yang menjadi syarat pelayanan tingkat pertama hanya 18 jenis alat
laboratorium yang dapat di lengkapi diantaranya : 10 item set laboratorium yaitu Corong kaca 5cm, Erlenmeyer gelas,
Hematologi analizer HA, Lemari es, Mikroskop binokuler, Pipet mikro 5-50, 100-200, 500-1000 ul, Pipet berskla vol 1 cc, Pipet berskla vol 10 cc,
Sentrifuse listrik, Sentrifuse mikrohematrokit. 2 item alat habis pakai yaitu Kaca penutup dek glass dan Penghisap karet aspirator. 4 item perlengkapan yaitu
lampu spritus, penjepit rak dari kayu, rak perwarna kaca preparat dan pemanas atau penaggas air. dan 3 item meubleir yaitu kusi kerja, lemari peraatan dan kursi
biro.
5.3 Ketersediaan obat atau bahan farmasi Puskesmas terhadap pelaksanaan pemberian rujukan bagi pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional
sesuai dengan keputusan menteri kesehatan No. 828MENKESIX2013 tentang Formularium Nasional.
Obat merupakan komponen dasar suatu pelayanan kesehatan. Dengan
pemberian obat, penyakit yang diderita oleh pasien dapat diukur tingkat kesembuhannya. Selain itu obat merupakan kebutuhan pokok masyarakat, maka
persepsi masyarakat tentang hasil yang diperoleh dari pelayanan kesehatan adalah menerima obat setelah berkunjung ke sarana kesehatan baik puskesmas, Obat
merupakan komponen utama dalam intervensi mengatasi masalah kesehatan, maka pengadaan obat dalam pelayanan kesehatan juga merupakan indikator untuk
mengukur tercapainya efektifitas dan keadilan dalam pelayanan kesehatan. Hasil dari wawancara terhadap petugas di Puskesmas Padang Bulan Selayang
II bahwa ketersedian bahan farmasi yang ada di puskesmas sudah memadai, adan apabila terjadi kekurangan maka akan langsung di tanggulangi. Petugas juga
Universitas Sumatera Utara
81 melakukan pengecekan berkala terhadap jumlah obat dan bahan farmasi sehingga
jika ada bahan farmasi yang persediannya tinggal sedikit dapat di penuhi lagi. Jarang terjadi kekurangan terhadap persediaan bahan farmasi.
Petugas bagian kefarmasian di Puskesmas juga mengatakan bahwa persedian bahan farmasi tidak berpengaruh dengan pelaksanaan pemberian rujukan di
Puskesmas. Beliau juga mengatakan bahwa bahan farmasi yang terdapat di Puskesmas memang bahan dasar untuk pengobatan kesehatan tingkat pertama,
jadi jika pasien mempunyai penyakit dengan tingkat lanjutan Puskesmas tidak mempunyai bahan farmasi tersebut. Beliau juga menuturkan bahwa bahan farmasi
yang terdapat di puskesmas sering berlebih. Hasil wawancara dengan pasien juga menyatakan bahwa kebanyakan pasien
yang datang dan berobat ke Puskesmas adalah para Lansia yang kebanyakan berobat karena penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus, Hiperkolesterol dan
Hipertensi. Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas Padang Bulan Selayang II
ditemukan ketersediaan obat masih belum memadai sesuai dengan standar Formularium Nasional dimana pada fasilitas kesehatan tingkat pertama jenis obat
yang harus tersedia adalah 234 item. Namun ditemukan obat yang ada di Puskesmas Padang Bulan Selayang II terdapat 104 item dari beberapa jenis obat
seperti analgesik, antipiretik, antiinflamasi non steroid, antipirai tersedia 6 item, anestesik tersedia 3 item, antialergi dan obat untuk anafilaksis tersedia 4 item,
antidot dan obat anti untuk keracunan tersedia 1 item, antiinfeksi tersedia 20 item, obat yang mempegaruhi darah tersedia 3 item, disinfektan tersedia 1 item, obat
Universitas Sumatera Utara
82 dan bahan untuk gigi tersedia 5 item, hormon, obat endokrin dan kontrasepsi
tersedia 7 item, antiaritmia tersedia 1 item, antihipertensi tersedia 4 item, antiagregasi platelet tersedia 3 item, obat topikal untuk kulit tersedia 8 item,
larutan elektrolit, nutrisi dan lain-lain tersedia 10 item, obat untuk saluran cerna tersedia 13 item, vaksin tersedia 6 jenis item, obat untuk THT tersedia 1 item,
vitamin dan mineral tersedia 8 item. Ketersediaan obat di Puskesmas Padang Bulan Selayang II tidak
mempengaruhi rujukan dikarenakan obat yang tersedia memang bukan obat yang sering digunakan di puskesmas dan sudah sesuai kebutuhan untuk menangani
penyakit yang ada di puskesmas.
5.4 Pendapat para informan mengenai meningkatnya jumlah rujukan