13
b. Belajar dalam kelompok Siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang
telah dibentuk sebelumnya. Kelompok tersebut harus bersifat heterogen. c. Penilaian
Penilain dalam model pembelajaran ini dilakukan dengan tes atau kuis. Penilaian bisa dilakukan secara individual ataupun secara kelompok.
d. Pengakuan tim Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol
atau yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.
2.1.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Dalam penjelasan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ini akan diulas tentang pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match, kelemahan dan kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, serta langkah-langkah dari model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu per satu sebagai berikut.
2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah. Make A Match membuat
pasangan merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif. Model ini dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan
teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.
Menurut Rusman 2011:223, teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Model yang paling
mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang
tinggi antara guru dengan siswa, ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing
14
siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktifitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
ketrampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
Rusman juga menambahkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match juga dapat me-review tugas rumah PR yang berhubungan dengan
kosa kata yang lumayan sulit. Hasilnya sungguh diluar dugaan ketika pertama kali melakukannya dan waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien.
2.1.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, diperoleh
beberapa temuan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat memupuk kerja sama siswa dalam mencocokan kartu yang ada di tangan mereka,
proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali ketika
siswa mencari pasangan kartunya masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Mafune 2005 dalam Rusman 2010:222 bahwa model pembelajaran kooperatif
dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan Constructing dan penciptaan, kerja dalam
kelompok dan berbagai pengetahuan serta tanggungjawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Adapun kelebihan dan kekurangan
dari model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match menurut Hamruni 2012:170 adalah sebagai berikut:
Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match memiliki sembilan kelebihan, antara lain:
a. Siswa tidak terlalu menggantungkan diri pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri.
b. Menumbuhkan sikap respek pada orang lain. c. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajar.
15
d. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan yang akan tumbuh dalam proses pembelajaran let them move.
e. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. f. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar
secara klasikal. g. Kerja sama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.
h. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa. i. Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir, dan ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
Kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
Disamping terdapat beberapa keunggulan yang ada, terdapat juga beberapa kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, antara lain:
a. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi, akan merasa terganggu oleh siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.
b. Keberhasilan model ini dalam mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
c. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan. d. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak
bermain-main dalam proses pembelajaran. e. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
f. Pada kelas yang gemuk 30 siswa jika kurang bijaksana maka yang muncul
adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali.
2.1.3.3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match