37
B.  Penelitian yang Relevan
1.  Wiwik  Nuryana  tahun  2008  melakukan  penelitian  dengan  judul Hubungan
Motivasi  dengan  Prestasi  Belajar  Mahasiswa  Program  Studi PJKR Angkatan 2005-2006 FIK UNY yang hasilnya menunjukkan adanya
hubungan  positif  dan  signifikan  antara  motivasi  dengan  prestasi  belajar mahasiswa  prodi  PJKR  angkatan  2005-2006  FIK  UNY.  Diperoleh  harga  t
hitung
hubungan  sederhana  antara  Motivasi  dengan  Prestasi  Belajar  sebesar 0,930. Sedangkan harga  r  t
0,0582
sebesar  1,664.  Ternyata  harga  t
o
pada hubungan  antara  dengan tingkat kebugaran jasmani lebih kecil dari r, maka
hipotesis  yang  menyatakan  tidak  ada  hubungan  yang  signifikan  antara variabel  bebas  dengan  variabel  terikat  diterima.  Dengan  demikian  dapat
ditarik  kesimpulan  bahwa  tidak  ada  hubungan  yang  signifikan  antara Motivasi  dengan    Prestasi  Belajar  Mahasiswa  Program  Studi  PJKR
Angkatan 2005-2006 FIK UNY. 2.  Agustinus  Teda  Nurcahyo  tahun  2010  melakukan  penelitian  dengan
judul  Hubungan  Status  Gizi,  Inteligensi,  dan  Motivasi  dengan  Prestasi Belajar  Siswa  Kelas  XI  SMA  Negeri  2  Wates  yang  menunjukan  hasil
adanya  hubungan  positif  dan  signifikan  antara  inteigensi  dan  motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Wates. Keberartian
atau signifikansi koefisien regresi ganda, dilakukan dengan menggunakan harga F.   Dari analisis korelasi ganda diperoleh F-hitung  sebesar  9,409,
kemudian    dikonsultasikan    dengan    F-tabel  pada  db  3  lawan  50  dengan taraf  signifikansi  5,  diperoleh  F-tabel  sebesar  2,79.Ternyata  Harga  F-
38 hitung  9,409  lebih  besar  dari  F-tabel  2,79,  berarti  regresi  gandanya
signifikan.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  ada  hubungan yang  signifikan  antara  Status  Gizi,  inteligensi,  dan  motivasi  dengan
prestasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas XI SMA Negeri 2 Wates.
C. Kerangka Berfikir 1.
Hubungan antara Kebugaran Jasmani dengan Prestasi Belajar
Kebugaran  jasmani  yang  baik  akan  mendukung  keberhasilan  siswa dalam  belajar,  baik  itu  belajar  gerak  maupun  teori.  Keadaan  kebugaran
jasmani  siswa  kelas  XI  SMA  Negeri  1  Kalibawang  diketahui beranekaragam.  Hal  ini  dikarenakan  aktivitas  siswa  juga  beranekaragam.
Keanekaragaman  kebugaran  jasmani  ini  perlu  diteliti    sebagai  tolak  ukur keadaan  kebugaran  jasmani  siswa.  Selain  tolak  ukur  keadaan  kebugaran
siswa,  kebugaran  jasmani  diperkirakan  juga  mempengaruhi  prestasi  hasil belajar  siswa.  Siswa  dengan  kebugaran  jasmani  yang  baik  seharusnya
mempunyai prestasi hasil belajar yang baik juga karena satu sama lain saling menunjang.
2. Hubungan antara Inteligensi dengan Prestasi Belajar
Intelegensi merupakan “ability to learn” kemampuan untuk belajar. “Begitu juga kemudahan dalam belajar disebabkan oleh tingkat inteligensi
tinggi yang terbentuk oleh ikatan-ikatan syaraf antara stimulus dan respon yang  mendapat  penguat
”  Thorndike,  1974:21.  Oleh  karena  itu  siswa yang  memiliki  intelegensi  yang  tinggi  diharapkan  dapat  memperoleh
prestasi belajar yang tinggi juga.
39
3. Hubungan antara Pergaulan Teman Sebaya dengan Prestasi Belajar
“Setelah  para  siswa  pulang  sekolah  dan  menjadi  anggota  kelompok, persetujuan dari teman sebaya menjadi lebih penting dari pada persetujuan
orangtuanya ” Natawidjaja, 1979: 108. Tidaklah heran jika mereka lebih
menuruti  apa  yang  dikatakan  oleh  temannya  dari  pada  apa  yang disampaikan  orangtuanya  maupun  guru.
“Mereka  takut  jika  nantinya mereka  tidak  lagi  diterima  dalam  pergaulan.  Jika  nasehat  yang  diberikan
oleh  orang  tua  atau  guru  dan  teman  sebayanya  berbeda,  maka  anak cenderung  lebih  terpengaruh  oleh  teman  sebaya
”  Hurlock,  1997:  252. Berdasarkan  pernyataan  tersebut  diharapkan  jika  pergaulan  siswa  bersifat
posistif maka hasil prestasi belajarnya juga akan baik atau tinggi.
4. Hubungan  antar  Kebugaran  Jasmani,  Inteligensi,  dan  Pergaulan
Teman Sebaya dengan Prestasi Belajar.
Kebugaran jasmani juga akan mempengaruhi inteligensi dan motivasi hasil belajar  secara  bersamaan.  Anak  dengan  kebugaran  yang  baik,  kecerdasan
yang  tinggi,  dan  pergaulan  yang  positif  secara  langsung  maupun  tidak langsung akan mempengaruhi hasil prestasi belajar khususnya pada anak-
anak Sekolah Menengah Atas.
D. Hipotesis
Berdasarkan  latar  belakang,  kajian  pustaka,  dan  kerangka  berfikir yang telah dikemukakan di atas dapat diambil hipotesis sebagai berikut:
1.  Ada  hubungan  yang  signifikan  antara  kebugaran  jasmani  dengan pencapaian prestasi kelas XI SMA Negeri 1 Kalibawang.
40 2.  Ada  hubungan  yang  signifikan  antara  intelegensi  dengan  pencapaian
prestasi kelas XI SMA Negeri 1 Kalibawang. 3.  Ada  hubungan  yang  signifikan  antara  pergaulan  teman  sebaya  dengan
pencapaian prestasi kelas XI SMA Negeri 1 Kalibawang. 4.  Ada  hubungan  yang  signifikan  antara  kebugaran  jasmani,  inteligensi,
dan pergaulan teman sebaya dengan pencapaian prestasi kelas XI SMA Negeri 1 Kalibawang.
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  penelitian  korelasional  yang  bertujuan  untuk mengetahui  hubungan  antara  dua  variabel  atau  lebih.  Metode  yang  digunakan
dalam  penelitian  ini  adalah  survei  dengan  teknik  pengumpulan  data menggunakan TKJI, tes IQ, Kuisioner dan Dokumentasi. Operasional Variabel
dalam  penelitian  ini  menggunakan  metode  survei  dengan  menentukan  empat variable sebagai berikut.
1.  Kebugaran Jasmani Kebugaran  Jasmani  adalah  kemampuan  siswa  melakukan  kerja  sehari-
hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga dapat menikmati  waktu  luangnya.  Kebugaran  jasmani  dapat  diukur  dengan
menggunakan tes kebugaran jasmani TKJI usia16-19 tahun. 2.  Inteligensi
Intelegensi  adalah  kemampuan  untuk  mengetahui  problem  serta  kondisi baru,  kemampuan  berfikir  abstrak,  kemampuan  bekerja,  kemampuan
menguasai  tingkahlaku  instrinsik  serta  kemampuan  menerima  hubungan yang kompleks termasuk apa  yang disebut intelegensi. Dalam penelitian
ini intelegensi di ukur dengan menggunakan tes IQ. 3.  Pergaulan teman sebaya
Pergaulan  merupakan  kontak  langsung  antara  satu  siswa  dengan  siswa lain yang memiliki perbedaan umur yang tidak terlalu jauh. Penelitian ini
menggunakan pengukuran pergaulan teman sebaya menggunakan angket.