banyak diminati karena di dalam pertunjukannya terdapat berbagai macam nasehat-nasehat atau petuah yang dapat diambil untuk dijadikan sebagai
pedoman dalam kehidupan masyarakat khususnya orang-orang Jawa. Meskipun sifatnya hiburan seperti yang telah dikatakan di atas namun pada dasarnya di
dalam pertunjukan kesenian wayang kulit ini tetap memainkan peranan penting sebagai media pendidikan yang memberikan tuntunan kepada masyarakat
melalui perantara seorang dalang. Namun kesenian ini mulai tergeser kedudukannya karena masuknya budaya modern ke Medan sekitar tahun 1990-
an. Kesenian ini tidak lagi banyak diminati orang khususnya masyarakat Jawa karena sudah dianggap sebagai hiburan yang kuno. Selain itu juga kesenian ini
telah dikomersilkan sehingga untuk menyelenggarakan pertunjukan kesenian wayang kulit ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Kesenian wayang kulit
ini tidak dapat lagi bersaing dengan kesenian yang sifatnya modern dan lebih murah biayanya. Saat ini masyarakat khususnya Jawa apabila ingin
menyaksikan pertunjukan wayang kulit harus menunggu pada saat hari-hari besar Jawa.
4.1.1 Makna Kesenian Wayang Kulit
Kesenian wayang kulit sebagai bagian dari kesenian tradisonal dalam kebudayaan masyarakat Jawa, mengandung banyak makna yang dianggap
sebagai pedoman hidup yang dipegang teguh oleh sebagian besar orang Jawa. Masyarakat Jawa selalu menjunjung tinggi yang sudah menjadi tradisi dalam
Universitas Sumatera Utara
kehidupan sehari-hari. Sehingga dimana pun mereka berada kebudayaan yang sudah manjadi tradisi tetap berkembang dalam lingkungan mereka.
Makna yang terkandung di dalam kesenian wayang kulit bagi sebagian besar masyarakat Jawa, merupakan bagian hidup yang harus di pegang
prinsip-prinsipnya. Selain berfungsi sebagai hiburan wayang kulit juga memiliki makna sebagai sarana pendidikan yang dapat disampaikan dalam
bentuk seni. Jika di tilik lebih dalam, kesenian Wayang Kulit banyak mengandung
nilai-nilai etis yang sebenarnya tersirat dalam setiap pertunjukan wayang kulit, hanya sebagian orang yang telah memahami seluk beluk dari kesenian wayang
kulit. Sebagai contoh adalah, Nilai kesempurnaan sejati, nilai kesatuan sejati, nilai kebenaran sejati, nilai kesucian sejati. Untuk lebih jelasnya akan di uraikan
dalam kutipan dibawah ini : 1.
Nilai Kesempurnaan Sejati yang dimaksud, seorang tokoh wayang memegang peran penting yang sangat vital dan sentral. Karena
tokoh dalam wayang menjadi tolak ukur untuk menentukan tingkat keluhuran tokoh harus memiliki nilai-nilai kesempurnaan yang
tinggi. Nilai-nilai kesempurnaan harus mengacu
kepada terbentuknya manusia dengan sempurna, baik sebagai makhluk
yang sehat jasmani, rohani dan sukmawi maupun sebagai makhluk pribadi, sosial dan ketuhanan. Makna dengan nilai kesempurnaan
adalah terciptanya kehidupan yang sempurna dalam bermasyarakat dan bernegara.
2. Nilai Kesatuan Sejati maksudnya terbentuknya manusia yang
menyatu yang memiliki pribadi, tingkah laku, dan hidup yang menyatu karena memiliki nilai-nilai kesempurnaan dan ajaran-
ajaran kebenaran yang menyatukan manusia.
3. Nilai Kebenaran Sejati menurut wayang adalah kebenaran yang
datang dari Tuhan, sebagaimana dibuktikan oleh kebenaran kehendak Tuhan yang dalam wayang dilambangkan oleh
kebenaran Buku Besar yang ada dalam Kahyangan, yang memuat seluruh kejadian di dunia sebagai kehendak Tuhan. Oleh karena
Universitas Sumatera Utara
itu, untuk menjadi manusia yang sempurna ia harus hidup sebagai manusia yang mengikuti ajaran Tuhan melalui sikap yang taat dan
percaya kepada Tuhan beru kemudian menjalankan ajarannya.
4. Nilai Kesucian Sejati dalam dunia wayang dibuktikan memalui
kenyataan. Semua ksatria yang baik selalu berusaha membentuk dirinya menjadi manusia suci dan menciptakan kehidupan suci.
Sebagai lambangnya adalah keinginan mereka untuk menjadi orang suci pada akhir hayat mereka Palasara, Abiyasa, Bhisma
maupun pada akhir masa pemerintahan mereka. menurut wayang Yang Maha Suci adalah Tuhan. Sebagai bukti kesucian
keberadaan, kehendak, tindakan, ajaran-ajaran, sifat-sifat kesempurnaan, dan hidup Tuhan sebagai lambang kesucian.
5. Nilai Keadilan Sejati menurut wayang, Yang Maha Adil hanyala
Tuhan. Ini dibuktikan oleh tindakan yang tidak pilih kasih dalam menghukum dan mengadili manusia. Untuk menjadi manusia adil
manusia harus bersifat
6. Nilai keagungan Sejati adalah nilai keagungan yang sempurna
karena mengandung semua nilai kesempurnaan yang ada dalam wayang.
7. Nilai Kemercusuaran Sejati adalah nilai kemercusuaran yang
sempurna karena mengandung milai kesempurnaan yang utuh, menyatu, benar, suci, adil, agung, dan penuh tanggung jawab.
8. Nilai Keabadian Sejati adalah nilai keabadian yang sempurna
karna mengandung semua nilai kesempurnaan yang ada dalam wayang. Keabadian sejati adalah keabadian yang utuh, menyatu,
benar, adil, dan agung bersinar terang.
9. Nilai Keteraturan Makrokosmos Sejati adalah nilai ketergantungan
tata kosmos yang sempurna yaitu keteraturan yang utuh. 10.
Nilai Keteraturan Mikrokosmos Sejati adalah nilai keteraturan untuk mengatur dirinya sendiri, hal ini sangat erat kaitannya denga
makrokosmos.
11. Nilai Kebijaksanaan Sejati adalah nilai kebijaksanaan yang
sempurna dan dapat dikaitkan dengan keserbatahuan, keserbaawasan, dan keserbatanggungjawaban.
12. Nilai Realita dan Pengetahuan Sejati adalah nilai yang berkaitan
tentang manusia, alam semeta, dan Tuhan serta menunjukkan tiga sifat kesamaran, keunikan dan indah.
13. Nilai Kesadaran dan Keyakinan Sejati adalah nilai kesadararan
dan keyakinan yang sempurna karena mengandung semua nilai kesempurnaan yang terdapat dalam wayang.
14. Nilai Kasih Sayang Sejati adalah adalah nilai dimana manusia
yang memiliki kesadaran dan keyakinan sejati tentu amat mencintai keyakinan itu, karena nilai ini amat erat kaitannya
dengan nilai kekasihsayangan.
Universitas Sumatera Utara
15. Nilai Tanggungjawab Sejati adalah nilai ketanggungjawaban yang
sejati bahwa semua manusia harus selalu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya.
16. Nilai Kehendak, Niat dan Tekat Sejati adalah rasa kecintaan dan
tanggung jawab kepada keyakinan akan menumbuhkan kehendak dan kehendak yang kuat akan menimbulkan niat, niat yang terus
dipupuk dan akan menjadi tekad.
17. Nilai Keberanian, Semangat dan Pengabdian Sejati adalah nilai
dimana sebagai manusia dituntut untuk menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh keberanian, semangat dan pengabdian.
18. Nilai Kekuatan Sejati adalah nilai yang ditentukan sebagai tolak
ukur untuk menjadi manusia yang kuat. 19.
Nilai Kekuasaan, Kemandirian dan Kemerdekaan Sejati adalah nilai yang menuntut manusia untuk memiliki kemampuan
mencipta, memelihara, mengakhiri, bangkit kembali dan melihat ke depan.
20. Nilai kebahagiaan Sejati artinya didalam hidup manusia harus
selalu diwarnai oleh rasa kebahagiaan.
44
Sebagai satu bentuk kesenian yang tujuannya untuk menampilkan kebudayan suku Jawa, wayang kulit dibagi dalam dua makna yaitu sebagi
pertunjukan dan pendidikan yang didalamnya mengandung nilai-nilai yang memberikan satu nasihat hidup bagi manusia.
Salah satu bentuk karya seni yang dapat dipakai sebagi sumber- sumber pencarian nilai adalah seni wayang kulit yang berasal dari Jawa. Karena
didalamnya terdapat ajaran-ajaran dan nilai etika yang bersumber dari berbagai agama serta sistem filsafat dan etika. Ajaran-ajaran dan nilai-nilai etis itu
memenuhi persyaratan secara objektif dan kritis ajaran-ajaran dan nilai-nilai itu dapat dipakai oleh bangsa Indonesia untuk kelangsungan hidupnya, dan terbukti
dari keluhuran sikap dari bangsa Indonesia.
44
Hazim Amir, op.cit, hlm. 97
Universitas Sumatera Utara
Dari Agama Hindu, wayang kulit menyerap juga ajaran-ajaran dan nilai-nilai etika. Penghormatan kepada alam, nenek moyang, Tuhan, dan
pemimpin yang dinyatakan dalam ajaran tentang hutang. Yang menyatakan hutang kepada Tuhan, pemimpin, guru dan orang tua merupakan hutang yang
tidak mungkin dibayar kembali secara penuh oleh manusia. Penghormatan kepada Tuhan yang dinyatakan dalam kepercayaan adanya cosnic order yang
menguasai hidup manusia dan pada keharusan manusia menjalankan hukum Tuhan dharma, yang dalam kehidupan sosial dijabarkan kedalam dharma-
dharma sosial yang banyak. Seperti dharma seorang siswa, dharma seorang anggota masyarakat, dan dharma dalam kemanusiaan pada umumnya.
Hinduisme juga mengajarkan manusia untuk berisfat amat toleran. Hinduisme adalah suatu kumpulan agama-agama monotheis, panteistis, sampai yang ke
monoistis, mengakui adanya banyak kebenaran. Ini jelas sekali diekspresikan dalam Mahabharata dan Ramayana yang merupakan sumber lakon-lakon
wayang. Mahabharata dan Ramayan mengajarkan etos sosial berupa nilai-nilai kepahlawanan, selain itu Hinduisme juga mengakui hak-hak pribadi
sebagaimana dinyatakan dalam ajaran kesempurnaan hidup yang meliputi kesempurnaan hidup pribadi seorang manusia suci yang setelah menikmati
kehidupan dunia dalam bentuk kenikmatan kekayaan materi, kenikmatan biologis dan pada akhirnya memusatkan hidup pada dharma. Ajaran dan nilai-
nilai hidup dinyatakan adalam ajaran karma dan tentang kelahiran kembali akibat karmanya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam agama Budha, wayang menyerap ajaran yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup pribadi, sosial dan ketuhanan. Ajaran Budhisme
Hinayana tentang pencapaian surga atau pelepasan manusia dari lingkungan kelahirannya ats usahanya sendiri. Tentang pencarian ilmu dasar pengalaman
diri, serta penolkan Budha berbicara akan hal-hal yang bersifat metafisis, seperti Tuhan, surga dan sebagainya.
Dalam Islam wayang menyerap nilai-nilai yang lengkap tentang bagaimana manusia harus hidup. Islam percaya bahwa manusia dilahirkan
uantuk menjadi wakil Tuhan di atas bumi dengan tugas khusus mengatur tata tertib kehidupan dunia. Untuk itu manusia harus menjalankan semua perintah
Tuhan dan menjauhi larangannya. Dalam agama kristen lebih terlihat dalam wayang suluh, intinya
adalah kebersamaan akan ajaran-ajaran yang dianut di atas. Semua hal yang menyangkut masalah keimanan, peribadatan dan kesusilaan.
Melihat banyaknya ajaran dalam nilai-nilai yang diserap, dalam wayang wajarlah kalau orang Jawa mengagngap wayang sebagai ensklopedia
hidup. Kelengkapan ajaran-ajaran yang ada dalam wayang ini dapat dilihat dari ajaran dan nilai-nilai wayang tentang manusia, alam dan Tuhan, serta
sebagaimana manusia dapat mencapai kesempurnaan hidupnya. Sebagai pribadi, makhluk sosial maupun sebagai hamba Tuhan. Dan melihat bahwa
wayang kulit telah hidup beribu tahun yang lalu, dapat dibuktikan dengan nilai- nilai itu yang dipakai oleh manusia dari zaman ke zaman.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Wayang Kulit Sebagai Pertunjukan