pH saliva sebelum dan sesudah distimulasi Kapasitas buffer saliva sesudah distimulasi Uji S.mutans sesudah saliva distimulasi

4.2 Volume saliva sebelum dan sesudah distimulasi

Rata-rata volume saliva total sebelum saliva distimulasi 2,33 mL dan sesudah distimulasi 6,53 mL. Sebelum saliva distimulasi, rata-rata volume saliva pria lebih banyak dibandingkan wanita. Namun sesudah distimulasi, rata-rata saliva wanita lebih banyak daripada pria. Terlihat ada perbedaan yang sangat bermakna p0,001 antara volume saliva total sebelum dan sesudah distimulasi Tabel 8. Tabel 8. Perbedaan volume saliva total sebelum dan sesudah distimulasi pada murid kelas X SMK Negeri 9 Medan Jenis Kelamin N Volume saliva mL Hasil Analisis Statistik Sebelum distimulasi Sesudah distimulasi �̅ SD SE �̅ SD SE Pria 14 2,54 1,15 0,31 6,39 3,04 0,81 t = 8,59 p = 0,00 Wanita 16 2,16 0,93 0,23 6,66 3,19 0,82 Total 30 2,33 1,04 0,19 6,53 3,07 0,56

4.3 pH saliva sebelum dan sesudah distimulasi

Universitas Sumatera Utara Rata-rata pH saliva sebelum distimulasi 7,38 dan sesudah distimulasi 7,65. Terlihat bahwa sebelum dan sesudah saliva distimulasi, pH saliva pria lebih tinggi daripada wanita. Terlihat ada perbedaan yang sangat bermakna p0,001 antara pH saliva total sebelum dan sesudah distimulasi Tabel 9. Tabel 9. Perbedaan pH saliva total sebelum dan sesudah distimulasi pada murid kelas X SMK Negeri 9 Medan Jenis Kelamin N pH saliva Hasil Analisis Statistik Sebelum distimulasi Setelah distimulasi �̅ SD SE �̅ SD SE Pria 14 7,44 0,22 0,06 7,70 0,18 0,05 t = 10,59 p= 0,00 Wanita 16 7,32 0,19 0,05 7,6 0,17 0,04 Total 30 7,38 0,21 0,04 7,65 0,17 0,03 Berdasarkan kategori risiko karies, diketahui bahwa seluruh responden 100 tergolong dalam risiko karies rendah baik sebelum ataupun sesudah stimulasi Tabel 10. Tabel 10. Distribusi risiko karies berdasarkan pH saliva sebelum dan sesudah distimulasi pada murid kelas X SMK Negeri 9 Medan pH saliva Risiko Karies Sebelum distimulasi Sesudah distimulasi Jumlah Jumlah Rendah Risiko karies tinggi Sedang Risiko karies sedang Tinggi Risiko karies rendah 30 100 30 100 Universitas Sumatera Utara

4.4 Kapasitas buffer saliva sesudah distimulasi

Pengukuran kapasitas buffer saliva 36,66 berisiko karies rendah dan 63,33 berisiko sedang terhadap karies. Dari pengukuran ini, diketahui bahwa tidak ada yang berisiko tinggi terhadap karies Tabel 11. Tabel 11. Distribusi risiko karies berdasarkan kapasitas bufer saliva sesudah distimulasi pada murid kelas X SMK Negeri 9 Medan Kapasitas bufer saliva Risiko Karies Jumlah Rendah Risiko karies tinggi Sedang Risiko karies sedang 19 63,33 Tinggi Risiko karies rendah 11 36,66

4.5 Uji S.mutans sesudah saliva distimulasi

Pengamatan S.mutans sesudah distimulasi bahwa 76,66 positif dan 23,33 negatif. Hasil positif menyatakan responden berisiko tinggi terhadap karies dengan jumlah S.mutans tiap mL saliva yang telah distimulasi lebih besar dari 500.000 CFU per mL saliva. Hasil negatif menyatakan responden berisiko rendah terhadap karies dengan jumlah S.mutans tiap mL saliva yang telah distimulasi kurang dari 500.000 CFU per mL saliva Tabel 12. Universitas Sumatera Utara Tabel 12. Kategori jumlah S.mutans dalam saliva murid kelas X SMK Negeri 9 Medan Kategori jumlah S.mutans Jumlah responden orang Positif Risiko karies tinggi 23 76,66 Negatif Risiko karies rendah 7 23,33 4.6 Pengalaman karies murid kelas X SMK Negeri 9 Medan Rata-rata DMFT keseluruhan responden 4,67 ± 0,51 dengan rata-rata decay 3,21 ± 2,24, missing 1,71 ± 3,32 dan filling 0,42 ± 0,72. Berdasarkan jenis kelamin, rata-rata DMFT, decay, missing dan filling pada wanita lebih tinggi daripada pria Tabel 13. Tabel 13. Rata-rata DMFT murid SMK Negeri 9 Medan Jenis kelamin Decay Missing Filling DMFT �̅ ± SD �̅ ± SD �̅ ± SD �̅ ± SD Pria 2,86±1,61 1,07±0,17 0,21±0,58 4,07±2,09 Wanita 3,56±2,68 1,19±1,05 0,44±0,51 5,18±3,27 Total 3,21±2,24 1,71±3,32 0,42±0,72 4,67±0,51 4.7 Hubungan laju aliran saliva sebelum stimulasi dengan pengalaman karies Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran laju aliran saliva sebelum distimulasi, diketahui 5 responden berisiko karies sedang dengan rata-rata 5 ± 0,71 dan 25 responden berisiko karies tinggi dengan rata-rata 4,6 ± 3,06. Terlihat bahwa tidak ada hubungan kategori risiko karies dengan pengalaman karies p0,05 Tabel 16. Tabel 14. Hubungan laju aliran saliva sebelum stimulasi dengan pengalaman karies pada murid kelas X SMK Negeri 9 Medan Laju aliran saliva N Pengalaman Karies DMFT Hasil Analisis Statistik �̅ SD Rendah Risiko karies tinggi 25 4,6 3,06 F = 0,08 df = 1 p = 0,78 Sedang Risiko karies sedang 5 5 0,71 Tinggi Risiko karies rendah 4.8 Perilaku responden terhadap kesehatan rongga mulut Responden yang memiliki kebiasaan mengemil paling banyak 3 kali sehari 86,66 dan 5 kali sehari13,33. Untuk jenis karbohidrat fermentasi tinggi, responden paling banyak mengonsumsi makanan ringan, biskuit dan makanan gorengan 86,66. Untuk karbohidrat fermentasi sedang, yang sering dikonsumsi susu, kopi dan teh 66,66. Untuk karbohidrat fermentasi rendah non-kariogenik, yang dikonsumsi adalah permen karet yang mengandung xylitol sebanyak 13,33. Universitas Sumatera Utara Sedangkan karbohidrat fermentasi sangat rendah yang dikonsumsi adalah yogurt 3,33 Tabel 15. Tabel 15. Perilaku responden terhadap kebiasaan mengemil Perilaku responden terhadap kebiasaan mengemil N=30 Jumlah responden orang Frekuensi mengemil • ≤ 3 kali sehari 26 86,66 • 4-5 kali sehari 4 13,33 Jenis makanan dan minuman yang sering dikonsumsi saat mengemil • Karbohidrat fermentasi Tinggi - Makanan ringan, biskuit, Makanan gorengan 26 86,66 - Permen dan permen karet biasa 18 60 • Karbohidrat fermentasi Sedang - Susu, kopi, teh manis 20 66,66 - Minuman berkarbonasi 9 30 • Karbohidrat fermentasi rendah non-kariogenik: - Permen karet yang mengadung xylitol 4 13,33 • Karbohidrat fermentasi sangat rendah: - Yogurt 1 3,33 Sebagian besar responden menyikat gigi dengan pasta gigi, yang mengandung fluoride 53,33 dan tidak berfluoride 46,66. Hanya sedikit yang menggunakan obat kumur 6,66 dan tidak ada yang menggunakan benang gigi. Selain itu, hanya sedikit 10 yang mendapat perawatan dengan pemberian fluoride topikal aplikasi, selebihnya tidak pernah 90 Tabel 16. Tabel 16. Perilaku responden terhadap kebersihan rongga mulut Perilaku responden terhadap kesehatan rongga mulut N=30 Jumlah responden orang Cara membersihkan gigi • Menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride 16 53,33 • Menyikat gigi dengan pasta gigi biasa 14 46,66 Universitas Sumatera Utara • Berkumur dengan obat kumur mouthwash 2 6,66 • Memakai benang gigi dental floss • Memakai tusuk gigi 8 26,66 • Memakai sikat lidah 4 13,33 Mendapat perawatan dengan pemberian flouride • Ya topikal aplikasi 2 10 • Tidak 28 90

BAB 5 PEMBAHASAN