Wawancara Metode dan alat pengumpulan data

melakukan observasi adalah peneliti dengan guru yang berjumlah dua orang masing- masing kelas, yang dimaksudkan untuk mendapat data secara objektif. Setiap guru menilai 13 siswa yang ada pada tiap kelompok, dimana pembagianya sudah dibagi oleh peneliti. Setelah selasai dalam penilaian, dua orang observer yang berada dalam kelompok yang sama berdiskusi dengan dasar Rating scale yang dipegang, sehingga berdasarkan diskusi antara dua guru dan observer didapatkan skor yang sama untuk subjek penelitian. Observasi pretest dan posttest yang akan dilakukan observer adalah dua hari berturut-turut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar hasil yang didapat menunjukan tingkah laku yang sebenarnya. Untuk memperoleh data penelitian, maka peneliti membuat sebuah instrumen. Instrument penelitian ini berupa format atau blangko pengamatan yang disusun yang berisi item-item tingkah laku yang akan terjadi dan disusun dalam sebuah daftar yang disebut Rating scale. Instrumen Rating scale ketrampilan anak prasekolah ini berasal dari kompetensi dasar anak usia dini yang terdapat dalam konsep pengembangan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Depdiknas : 2007

3.4.2 Wawancara

Menurut Subana Riduwan: 2000: 29 Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data yang digunakan untuk memperoleh data dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit kecil. Menurut Sutrisno Hadi Sugiyono, 2009: 194 mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner angket adalah sebagai berikut: 1 Bahwa subjek atau responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. 2 Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneiti benar dan dapat dipercaya. 3 Bahwa interprestasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka, maupun dengan telepon. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar. Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara Riduwan: 2002: 29. Responden dari penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru RA 02 Mangunsari Semarang Sugiyono: 2009: 194-197 3.5 Validitas dan Reabilitas 3.5.1 Validitas