Sehubungan dengan budaya, setiap budaya korporat memerlukan strategi adaptasi dan perubahan dalam setiap relasinya. Di sisi lain, terjadi rekonfigurasi relasi
sosial-ekonomi dalam bisnis internasional. Setiap korporat dan ke-khasan budayanya, terlibat aktif dalam setiap dialek kerjasama, koordinasi, langkah efisiensi, hingga
konflik. Dalam perjalanannya, strategi bisnis internasional tak lepas dari glokalisasi. Yakni menyergap peluang globalisasi, sekaligus menerkam fakta lokal yang tumbuh
dengan subur. Dalam bisnis internasional, setiap organisasi berusaha memanfaatkan ke-
khasan budayanya untuk menggerakkan kompetensi inti. Menggerakkan setiap elemen, untuk meraih keuntungan maksimal. Bahkan mampu mengembangkan diri
kepada domain-domain baru. Pada ujungnya, setiap organisasi yang terjun di kancah bisnis internasional, memerlukan budaya yang cocok. Sesuai dengan kondisi obyektif
di lapangan. Memiliki kesesuaian konteks dengan strategi bisnis perusahaan. Mampu menyelaraskan diri, mengantisipasi, beradaptasi dan berasosiasi dengan kinerja
superior.
TIPE – TIPE BUDAYA DAN POLITIK
1. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi politiknya
sangat rendah. Budaya politik suatu masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik
mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku
Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus. Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau
dukun,yang biasanya merangkum semua peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius.
2. Budaya politik kaula subjek,yaitu budaya politik yang masyarakat yang
bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat dikatakan subyek jika
terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman mengenai penguatan
kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi orientasi mengenai
BISNIS INTERNASIONAL Page 4
struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan otoritas pemerintah dan
secara efektif mereka di arahkan pada otoritas tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui rasa bangga atau malah rasa
tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum serta proses penguatan
kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
3. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran
politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang
anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai
mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang
berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap
peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak. Kegiatan pemasaran global dilaksanakan dalam lingkungan yang selalu
berubah oleh bauran ekonomi, budaya, dan tekanan social. Dalam meletakkan perspektif global kita harus menjawab satu hal: Bahkan dalam transaksi komersial
yang mana semua pihak termasuk dalam masyarakat konteks rendah-sebagai contoh, Amerika Serikat-dan persyaratan perjaniian dituangkan dalam bentuk
hitam dan putih, pemahaman yang berbeda atas masing-masing kewajiban setiap pihak seringkali terjadi.
Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang terlibat dengan budaya danatau kebangsaan yang berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan. Pihak-pihak
dari ncgara yang berbeda mungkin mengalami kesulitan mencapai kesepakatan
persyaratan kontrak karma perbedaan hukum yang mengatur kegiatan mereka masing-masing dan masalah yang timbul karna melintasi batas-batas internasional.
Apa pun yang dinyatakan dalam kontrak. biasanya akan sulit dan mahal untuk mcnuntut salah satu pihak karna melanggar kontrak kecuali di wilayah negaranya
sendiri, yang mungkin saja merupakan keunggulan yang tidak dapat diatasi bagi peserta negara asalnva.
BISNIS INTERNASIONAL Page 5
Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas dalam dua paragraf di atas mungkin
bahkan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak. Lingkungan
bisnis di banyak negara di luar pasar Triad dapat dikarakteristikkan dengan semua elemen sikap permusuhan: bencana alam yang disebabkan oleh manusia,
masalah politik, valuta asing yang tidak dapat ditukarkan, kurs pertukaran valuta asing yang banyak berubah, depresi, dan perubahan dalam prioritas ekonomi
nasional serta penetapan besar bea. Seseorang tidak dapat meramalkan dengan tepat mengapa rencana yang dibuat dengan hati-hati menjadi serba salah, sampai
hal itu terjadi. Eksekutif pemasaran dan manajer yang berkecimpung di pasar asing harus memupuk rasa saling percaya, menjalin hubungan, dan empati dengan rekan
bisnisnya karena itulah yang diperlukan untuk mempertahankan hubungan yang tahan lama. Menunjuk warga nasional sebagai perwakilan penjualan di luar negeri
tidak menghilangkan masalah tersebut. Perusahaan yang memindah-mindahkan staf internasionalnya ke berbagai bagian belahan dunia, ini akan berisiko
menghalangi terbentuknya apa yang kita sebut dengan subbudaya konteks tinggi antara orang-orangnya dan warga setempat dan bisa mengurangi peluangnya untuk
mengatasi krisis bisnis.
B. PARTISIPASI POLITIK Partisipasi politik merupakan salah satu ciri khusus yang menunjukan bahwa
politik lebih termodernisasi. Partisipasi warganegara yang ikut andil dalam proses pengambilan keputusan serta dapat merubah kehidupan bernegara masih cukup
rendah terutama pada wilayah - wilayah atau negara yang masih tradisional serta pemimpin politiknya sebagian besar di dominasi oleh golongan - golongan elit
penguasa, dapat di katakan bahwa tingkat partisipasi politik pada wilayah atau negara tersebut masih sangat rendah. Begitupun sebaliknya, di wilayah atau negara yang
BISNIS INTERNASIONAL Page 6
proses modernisasi politik sudah dapat terlaksana dengan sangat baik semakin tinggi pula tingkat partisipasi politik warganegaranya.
Pengertian partisipasi politik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang memiliki keterkaitan dengan politik tindakan di mana kegiatan yang berhubungan
dengan politik tersebut di lakukan oleh warga negara yang awam non pejabat, pemerintah, penguasa dengan maksud agar dapat mempengaruhi atau mengintervensi
perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan oleh pemerintah, di mana kegiatan - kegiatan tersebut dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terdapat
perantara, dan tidak ada hubungannya dengan keberhasilan dari upaya mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut.
Partisipasi politik terbagi menjadi 4 jenis menurut Milbrarth dan Goel - 1997, yaitu Apatis, Spektator, Gladiator dan Pengkritik. Penjelasan terhadap 4 jenis
partisipasi politik tersebut adalah sebagai berikut ini :
1. Apatis - Orangindividu maupun kelompok yang tidak ikut berpartisipasi