Stabilitas statis berdasarkan selang nilai BD

54 Gambar 20. Nilai GM berdasarkan perbedaan bentuk kasko Nilai GM yang dimiliki oleh bentuk kasko U-bottom berkisar antara 0,58 m – 1,01 m dengan rata-rata sebesar 0,78 m. Bentuk kasko round bottom memiliki kisaran nilai GM antara 0,27 m – 0,35 m dengan rata-rata sebesar 0,30 m. Nilai GM untuk bentuk kasko round flat bottom berkisar antara 0,38 m – 0,39 m. Adapun untuk bentuk kasko akatsuki bottom memiliki nilai GM sebesar 0,96 m. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa bentuk U-bottom memiliki nilai GM yang lebih besar dibandingkan dengan tiga bentuk kasko lainnya. Berdasarkan perbedaan jenis bentuk kasko, kapal-kapal kelompok alat tangkap statis memiliki nilai stabilitas statis yang berbeda-beda. Dari nilai- nilai parameter stabilitas statis yang disajikan dalam beberapa grafik di atas, terlihat bahwa bentuk kasko U-bottom dan akatsuki bottom memiliki stabilitas statis yang lebih baik dari bentuk kasko round flat bottom dan round bottom.

4.2.2 Stabilitas statis berdasarkan selang nilai BD

Nilai BD merupakan nilai perbandingan antara lebar badan kapal breadth dengan tinggidalam kapal depth. Nilai rasio BD berpengaruh terhadap stabilitas suatu kapal. Berikut ini disajikan grafik rentang stabilitas vanishing angle pada 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 LL 4 LL 5 LL 1 LL 3 PL GNT 1 TRN GNT 2 CR PU BL LL 2 U - bottom Round bottom Round flat bottomAkatsuki bottom Bentuk kasko kapal GM m GM m 55 kondisi intact stability IS dan flooding angle pada kondisi un-intact stability UIS berdasarkan selang nilai BD. Gambar 21. Nilai vanishing angle kondisi IS dan flooding angle kondisi UIS berdasarkan selang nilai BD Pada selang nilai BD 1,90 – 2,54 kapal-kapal kelompok alat tangkap statis memiliki kisaran vanishing angle antara 94 o – 143 o dengan rata-rata sudut sebesar 118,33 o pada kondisi intact stability. Sedangkan pada kondisi un-intact stability memiliki nilai kisaran flooding angle antara 12 o – 36 o dengan rata-rata sudut sebesar 24,50 o . Persentase perbedaan antara kedua kondisi tersebut mencapai 79 . Hal ini berarti ada penurunan nilai dari kondisi intact stability ke kondisi un-intact stability kondisi sebenarnya sebesar 93,83 o . Untuk selang nilai BD 2,55 – 3,19 nilai vanishing angle-nya berkisar antara 31 o – 128 o pada kondisi intact stability dengan rata-rata sudut sebesar 90,25 o dan nilai flooding angle-nya pada kondisi un-intact stability kondisi sebenarnya berkisar antara 9 o – 28 o dengan rata-rata sudut sebesar 20,25 o . Dalam hal ini ada perubahan 78 dari kondisi intact stability ke un-intact stability kondisi sebenarnya atau sebesar 70 o . Adapun selang nilai BD 3,20 – 3,84 memiliki nilai vanishing angle pada kondisi intact stability sebesar 84 o dan pada kondisi un-intact stability kondisi sebenarnya nilai flooding angle-nya sebesar 23 o serta persentase perubahannya 73 atau sebesar 65 o dari kondisi intact stability ke Sudut oleng derajat 20 40 60 80 100 120 140 160 LL 4 LL 5 LL 1 TRN LL 3 PL GNT 2 GNT 1 LL 2 CR PU BL 1.90 - 2.54 2.55 - 3.19 3.20 - 3.84 3.85 - 4.49 Selang nilai BD Kondisi IS Kondisi UIS 56 kondisi sebenarnya un-intact stability. Begitu juga untuk selang nilai BD 3,85 m – 4,49 m memiliki nilai vanishing angle pada kondisi intact stability sebesar 89 o dan nilai flooding angle-nya pada kondisi un-intact stability bernilai 24 o dengan persentase perubahannya dari kondisi intact stability ke un-intact stability kondisi sebenarnya 73 atau sebesar 65 o . Berdasarkan pemaparan tersebut di atas dapat diketahui bahwa semakin besar selang nilai BD, maka nilai vanishing angle pada kondisi intact stability dan flooding angle pada kondisi un-intact stability yang dihasilkan semakin menurun. Sudut GZ maksimum merupakan sudut kemiringan kapal saat memiliki nilai lengan pengembali GZ terbesar. Sudut GZ maksimum pada kondisi intact stability dan un-intact stability kondisi sebenarnya berdasarkan selang nilai BD dapat disajikan pada Gambar 22 di bawah ini. Gambar 22. Sudut GZ maksimum kondisi IS dan UIS berdasarkan selang nilai BD Sudut GZ maksimum untuk selang nilai BD 1,90 – 2,54 pada kondisi intact stability berkisar antara 39 o – 72 o dengan rata-rata sudut sebesar 54,67 o dan pada kondisi un-intact stability kondisi sebenarnya berkisar antara 12 o – 36 o dengan rata- rata sudut sebesar 24,50 o . Persentase perubahannya antara kondisi intact stability dengan un-intact stability mencapai 55 atau terjadi perubahan sudut sebesar 30,17 o Sudut pada GZ maks derajat 10 20 30 40 50 60 70 80 LL 4 LL 5 LL 1 TRN LL 3 PL GNT 2 GNT 1 LL 2 CR PU BL 1.90 - 2.54 2.55 - 3.19 3.20 - 3.84 3.85 - 4.49 Selang nilai BD Kondisi IS Kondisi UIS 57 dari kondisi intact stability ke kondisi un-intact stability kondisi sebenarnya. Pada selang nilai BD 2,55 – 3,19 sudut pada GZ maksimumnya berkisar antara 14 o – 64 o pada kondisi intact stability dengan rata-rata sudut sebesar 45 o , sedangkan pada kondisi un-intact stability memiliki kisaran antara 9 o – 28 o dengan rata-rata sudut GZ maksimum sebesar 20,25 o . Persentase perubahannya mencapai 55 atau mengalami perubahan sudut dari kondisi intact stability ke kondisi un-intact stability kondisi sebenarnya sebesar 24,75 o . Untuk selang BD 3,20 – 3,84 memiliki sudut pada GZ maksimum sebesar 48 o pada kondisi intact stability dan 23 o pada kondisi un-intact stability. Hal ini menunjukkan adanya penurunan sudut pada GZ maksimum dari kondisi intact stability ke un-intact stability kondisi sebenarnya sebesar 25 o atau 52 . Sama halnya untuk selang BD 3,85 m – 4,49 m memiliki sudut pada GZ maksimum pada kondisi intact stability sebesar 39 o dan pada kondisi un-intact stability sebesar 24 o sehingga terjadi perubahan sudut pada GZ maksimum dari kondisi intact stability ke kondisi sebenarnya un-intact stability 38 atau sebesar 15 o . Berdasarkan pemaparan tersebut di atas dapat diketahui bahwa semakin besar selang nilai BD, maka nilai sudut pada GZ maksimum saat kapal dalam kondisi intact stability dan un-intact stability yang dihasilkan semakin menurun. Nilai GZ maksimum dari kondisi intact stability ke kondisi un-intact stability sebenarnya memiliki perbedaan nilai yang tidak berbeda jauh. Nilai GZ maksimum berdasarkan selang nilai BD saat kapal dalam kondisi intact stability dan un-intact stability dapat disajikan pada Gambar 23. 58 Gambar 23. Nilai GZ maksimum kondisi IS dan UIS berdasarkan selang nilai BD Pada grafik di atas selang nilai BD 1,90 – 2,54 memiliki kisaran nilai GZ maksimum pada kondisi intact stability 0,05 m – 0,87 m dengan rata-rata nilai GZ maksimum sebesar 0,49 m. Sedangkan pada kondisi un-intact stability nilai GZ maksimum berkisar antara 0,02 m – 0,46 m dengan rata-rata nilai GZ maksimum sebesar 0,28 m. Persentase perbedaannya 44 atau terjadi perubahan nilai GZ maksimum dari kondisi intact stability ke kondisi sebenarnya un-intact stability sebesar 0,22 m. Pada selang nilai BD 2,55 – 3,19 nilai GZ maksimum berkisar antara 0,04 m – 0,72 m pada kondisi intact stability dengan rata-rata nilai sebesar 0,36 m. Pada kondisi un-intact stability memiliki kisaran antara 0,04 m – 0,41 m dengan rata- rata nilai GZ maksimum sebesar 0,20 m. Persentase perubahannya dari kondisi intact stability ke un-intact stability 45 atau sebesar 16 m. Untuk selang nilai BD 3,20 – 3,84 memiliki nilai GZ maksimum pada kondisi intact stability sebesar 0,21 m dan pada kondisi un-intact stability sebesar 0,13 dengan. Persentase perubahannya 37 atau sebesar 0,08 m dari kondisi intact stability ke un-intact stability kondisi sebenarnya. Demikian juga untuk selang nilai BD 3,85 – 4,49 memiliki nilai GZ maksimum pada kondisi intact stability sebesar 0,37 m dan pada kondisi un-intact stability sebesar 0,28 m dengan persentase perubahannya 24 atau terjadi perubahan 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 LL 4 LL 5 LL 1 TRN LL 3 PL GNT 2 GNT 1 LL 2 CR PU BL 1.90 - 2.54 2.55 - 3.19 3.20 - 3.84 3.85 - 4.49 Selang nilai BD Kondisi IS Kondisi UIS GZ maksimum m 59 nilai GZ maksimum dari kondisi intact stability ke kondisi un-intat stability sebesar 0,09 m. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas dapat diketahui bahwa semakin besar selang nilai BD, maka nilai GZ maksimum saat kapal dalam kondisi intact stability dan un-intact stability yang dihasilkan semakin menurun. Kapal-kapal kelompok alat tangkap statis yang diteliti memiliki dimensi utama kapal yang berbeda-beda. Perbedaan dimensi utama ini menyebabkan nilai GM pada setiap kapal juga berbeda. Nilai GM berdasarkan perbedaan selang nilai BD dapat disajikan pada Gambar 24. . Gambar 24. Nilai GM berdasarkan selang nilai BD Dari grafik dapat dilihat nilai GM pada selang nilai BD 1,90 – 2,54 berkisar antara 0,35 m – 1,01 m dengan rata-rata nilai GM sebesar 0,73 m. Nilai GM pada selang nilai BD 2,55 – 3,19 berkisar antara 0,27 m – 0,96 m dengan rata-rata nilai GM sebesar 0,54 m. Untuk selang nilai BD 3,20 – 3,84 dan selang nilai BD 3,85 – 4,49 masing- masing memiliki nilai GM sebesar 0,38 m dan 0,39 m. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas dapat diketahui bahwa semakin besar selang nilai BD, maka nilai GM yang dihasilkan semakin menurun. Dari hasil kajian terhadap nilai- nilai parameter stabilitas statis berdasarkan perbedaan nilai BD kapal diketahui bahwa nilai stabilitas statis cenderung menurun GM m 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 LL 4 LL 5 LL 1 TRN LL 3 PL GNT 2 GNT 1 LL 2 CR PU BL 1.90 - 2.54 2.55 - 3.19 3.20 - 3.84 3.85 - 4.49 Selang nilai BD GM m 60 seiring dengan meningkatnya selang nilai BD. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan nilai ton displacement pada masing- masing kapal. Pada umumnya, kapal dengan nilai BD yang menghasilkan nilai parameter stabilitas statis yang kecil adalah kapal dengan bentuk round bottom dan round flat bottom.

4.2.3 Stabilitas statis berdasarkan ton displacement