Pemasangan atraktor Prosedur Kerja

kedalaman perairan pada saat pasang dan surut, yang dipasang di permukaan berada pada kedalaman 0 sampai 1 m. Kedalaman 0 sampai 1 m untuk atraktor di bagian permukaan adalah jarak antara permukaan air hingga bagian dasar atraktor setelah atraktor tersebut dipasang pada tali utama. Jarak ikatan antara setiap atraktor pada tali utama adalah 3 m. 3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Pengamatan telur cumi-cumi pada atraktor Setelah pemasangan atraktor di perairan, selanjutnya dilakukan pengangkatan atraktor. Pengangkatan atraktor dilakukan dua kali setiap hari yaitu pada waktu pagi jam 5.00 WITA dan sore hari jam 18.00 WITA untuk mengamati ada tidaknya telur yang menempel pada atraktor dan untuk mengetahui waktu penempelan telur cumi-cumi pada atraktor. Telur cumi-cumi yang ditemukan pada pengangkatan atraktor jam 5.00 WITA diasumsikan menempel pada malam hari sedangkan yang ditemukan pada pengangkatan atraktor jam 18.00 WITA diasumsikan menempel pada siang hari. Telur cumi-cumi yang menempel pada masing-masing atraktor kemudian dicatat jumlahnya. Bentuk desain percobaan ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1 Bentuk rancangan percobaan Kedalaman perairan Jenis atraktor Permukaan 0 – 1 m Kolom air 2 – 3 m Dasar 4 – 5 m Ulangan 1 sd Ulangan ke-4 Ulangan 1 sd Ulangan ke-4 Ulangan 1 sd Ulangan ke-4 Dengan penutup karung goni Rata-rata Rata-rata Rata-rata Ulangan 1 sd Ulangan ke-4 Ulangan 1 sd Ulangan ke-4 Ulangan 1 sd Ulangan ke-4 Tanpa penutup karung goni Rata-rata Rata-rata Rata-rata

3.4.2 Penetasan telur cumi-cumi 4

Telur cumi-cumi dikumpulkan dari atraktor dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tempat penetasan. Tempat penetasan telah disiapkan terlebih dahulu di dalam keramba jaring apung. Telur cumi-cumi dari setiap jenis atraktor dan kedalaman pemasangannya dimasukkan pada masing-masing petak di dalam tempat penetasan. Tahap selanjutnya mengamati dan mencatat waktu menetas dari telur-telur tersebut.

3.4.3 Pengukuran parameter oseanografi

Parameter oseanografi di lokasi penelitian yang diukur meliputi parameter fisik dan kimia perairan. Parameter fisik adalah suhu, arus dan ombak, sedangkan parameter kimia adalah oksigen terlarut, salinitas, dan keasaman perairan pH. Pengukuran parameter oseanografi dilakukan pada pagi, siang dan malam hari setiap minggu untuk mengetahui variasi mingguan kondisi oseanografi. Pengukuran juga dilakukan di dalam keramba jaring apung saat awal telur cumi-cumi diinkubasi.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh disusun dalam bentuk matriks, dihitung rata-ratanya dan kemudian dibandingkan dengan uji rata-rata uji - t, dengan nilai t tabel 0,05. Analisis ini dilakukan untuk menentukan pengaruh dari perbedaan jenis dan kedalaman perairan tempat pemasangan atraktor terhadap jumlah penempelan telur cumi-cumi. Formulasi uji - t menurut petunjuk Nasoetion dan Barizi 1980 sebagai berikut : n X X ∑ = ……………………………………………………………….. 1 n X X SS ∑ ∑ − = 2 1 2 1 1 ……………………...........…………………… 2 n X X SS ∑ ∑ − = 2 2 2 2 2 …….............………………..………………….. 3